Minggu, 30 November 2008

Kiat Sukses Jadi Manajer






Anda seorang manajer atau calon manajer? Hm...kalau Anda kerap bertanya apa sih sebenarnya yang harus dilakukan sebagai manajer, simak 11 cara berikut. Cara ini juga bisa dipakai pebisnis untuk mengelola dan meningkatkan potensi kerja karyawan.



1. Komunikasikan Jelas & Hati-hati Komunikasi merupakan komponen dasar dari keberhasilan Anda. Jarang ada seorang manajer yang sukses bila tak punya cara berkomunikasi yang baik serta efektif. Justru biasanya kegagalan seorang manajer disebabkan oleh masalah berkomunikasi.



2. Beri Informasi Tepat Sebagai seorang manajer, Anda merupakan seorang penghubung di jaringan data perusahaan. Anda menyampaikan informasi dari satu titik ke titik yang lain dan menyaring isi informasi secara tepat. Komunikasi merupakan sistem penghubung dari perusahaan dan Andalah yang bertanggung jawab atas proses kelancarannya.



3. Siapkan Misi & Visi Karena Anda berada di posisi paling depan, Anda harus memiliki pandangan yang terbaik mengenai sasaran yang akan dicapai. Andalah yang menentukan ke mana tim kerja akan diarahkan dalam mencapai tujuan perusahaan. Dengan misi dan tujuan perusahaan, Anda harus dapat memilah-milah dan mengatur pembagian kerja di dalam tim.



4. Beri Motivasi Tim kerja yang dimotivasi akan berusaha bekerja untuk mencapai sasaran. Motivasi bukan hanya uang atau kompensasi, meski hal ini juga memegang peranan penting. Motivasi dari pimpinan dapat membentuk inspirasi dan menciptakan suasana kerja yang penuh semangat, bebas intrik atau friksi



5. Prioritaskan & Pengaturan Waktu Perhatikan siapa yang perlu didorong dan siapa yang sedang stres karena dikejar deadline. Setiap orang merasa pekerjaannyalah yang terpenting dan terberat. Manajer yang baik dapat melatih kedisiplinan dalam pengelolaan waktu, baik untuk diri mereka sendiri ataupun untuk bawahannya. Anda dapat memulainya dengan mengatur waktu Anda sendiri dan memprioritaskan pekerjaan-pekerjaan tertentu.



6. Monitor Tugas Anda bukan hanya membagi-bagi tugas, menjelaskan tujuan, memotivasi setiap orang, lalu duduk santai di meja kerja sambil menunggu laporan akhir. Anda tetap harus memonitor sampai di mana bawahan mengerjakan tugas yang dibebanikan pada mereka, memeriksa apakah mereka menghadapi kendala atau tidak. Dengan demikian, Anda telah mengantisipasi dari awal kendala-kendala yang dihadapi dan dengan demikian pekerjaan akan dapat diselesaikan tepat waktu.



7. Evaluasi Setiap tahun selalu ada penilaian terhadap prestasi setiap pegawai dan nilai prestasi bawahan akan dievaluasi oleh perusahaan sesudah mendapat masukan dari Anda. Nilai prestasi tidak selalu sesuai dengan yang diharapkan oleh pegawai dan bila hal ini terjadi, pegawai yang bersangkutan akan kecewa, stres, serta tidak bersemangat. Sebetulnya, cara penyampaian dan pendekatan kepada tim, dapat mengubah pandangan mereka terhadap penilaian yang diberikan. Hindari sikap menghakimi dan lakukan pendekatan yang mendukung.



8. Atasi Konflik Konflik membuat orang menjadi stres dan konflik dapat terjadi di tempat kerja mana pun juga. Sebagai manajer, Anda harus memahami prinsip-prinsip dan cara-cara mengatasi konflik yang terjadi. Bila Anda berhasil mengurangi friksi yang tidak produktif, berarti Anda telah memperlancar kerja sama dan itu berarti memperbaiki mutu kehidupan setiap orang di lingkungan kerja.



9. Kembangkan Keterampilan Tim Tuntutan saat ini terhadap tim Anda belum tentu menjadi tuntutan masa depan. Anda harus dapat mengantisipasi kebutuhan masa depan dan mengembangkan keterampilan yang sesuai. Hal ini termasuk keterampilan pribadi Anda dan keterampilan pribadi tim kerja.



10. Pelatihan Untuk mencapai keberhasilan tim kerja, Anda harus jeli melihat kekurangan dari tim kerja dan segera mencari jalan keluar untuk mengatasinya. Misalnya, dengan memberikan pelatihan yang sesuai dengan sasaran yang dituju.



11. Pandai Menempatkan Diri Ada saatnya di mana Anda harus turun tangan bila anak buah memerlukan bantuan dan Anda harus mau serta mampu melakukannya. Tentu tidak selalu, karena Anda sendiri harus memusatkan perhatian pada tugas dan tanggung jawab yang Anda pikul dalam memberikan panduan kepada anak buah. Bimbing anak buah menuju sukses.

When you hold resentment toward another, you are bound to that person or condition by an emotional link that is stronger than steel. Forgiveness is the only way to dissolve that link and get free."

Catherine Ponder
Author of Dynamic Laws of Prosperity


---------

There are no hopeless situations; there are only people who have grown hopeless about them."

Clare Boothe Luce
1902-1987, American Diplomat and Writer

Aishwarya Rai Biography:

Aishwarya Rai is a famous Indian actress and a celebrated model. She was crowned Miss World in 1994 and six years later she was still the ‘Most Beautiful Miss World of All Times’ credited with the highest score of 9.911. Aishwaraya Rai is the only Indian actress to have her wax figure made and displayed in Madame Tussaud's wax museum in London in 2004.

Aishwarya Rai, the queen of the glittering glamorous world of Indian cinema had acted in several movies in Hindi besides acting in all major languages of Indian cinema like Telugu, Tamil, Kannada, Malayalam, and Bengali. She had also acted in a couple of English movies.


Aishwarya Rai – Her Family Background:

Aishwarya Rai, Aish or Aishu or Gullu to her close friends, was born on November 1, 1973 in Mangalore, Karnataka, India. Her father Krishnaraj is a marine engineer and her mother Vrinda Rai is a writer in her own right. Her brother Aditya Rai is in merchant navy. He had a co-produced a movie with her sister in the lead. She learnt classical dance and music while in her teens.

Aishwarya Rai is fluent in Hindi, Marathi, Kannada, Tamil and English. Her native language is Tulu. A fervent devotee of Lord Ganesh Aishwarya Rai, in her free time religiously visits famous Siddhivinayak Mandir and seeks the blessings of Lord Ganesh.

She did her schooling in Hyderabad until 7th grade and then her family had shifted to Mumbai, where she continued her schooling in Arya Vidya Mandir at Santacruz. After schooling, Aishwarya Rai joined Ruparel College at Matunga, Mumbai to study architecture. She was a brilliant student with A grades and was on the verge of becoming an architecture. But fate decided otherwise.

Vid :
http://www.videoku.tv/action/viewvideo/211/FHM___Abbey_Clancy/?ref=Belajar777

10 Career Change Mistakes to Avoid



by Randall S. Hansen, Ph.D.

Are you considering changing your career? Are you bored, fed-up, lost, or otherwise unhappy in your current career? Are you facing a crossroads at which you need to decide between staying in your current field and moving to a new one? Do you have skills that you are not using in your current career? Have you been promoted to a point where you are no longer doing what you love?

Changing careers is one of the biggest decision job-seekers face, and with many possible outcomes and consequences. Before you make that jump to a new career field, consider these common career change mistakes so that you can avoid them as you make the transition from one career to your next.

Making a career change without a plan. Probably the biggest mistake you can make is attempting to change careers without a plan. A successful career change can often take months to accomplish when you have a strategy, so without one, you could end up adrift for an even longer period. Having a detailed action plan (including items such as strategies, finances, research, and education/training) is essential to your success. Without a plan, you might take the first job offer that comes along, whether it is a good fit for you or not. Read: The 10-Step Plan to Career Change.

Changing careers because you hate your job. Don’t make the mistake of confusing hating your current job with hating your current career. Take the time to analyze whether it’s just the job/employer/ boss that you hate, or whether it’s the career/skills/ work that you dislike. The same goes with if you are feeling bored or lost with your job; review whether it’s the job/employer or the career. Whatever you determine, it’s best not to leave your job -- if possible -- until you have a plan for finding a new job/career.

Making a career change solely based on money/benefits. Certain career fields are very alluring because of the salary and other benefits they offer, but be very careful of switching careers because of all the dollar signs. Keep repeating to yourself, “money won’t buy me happiness.” Remember that you may make more money, but if you hate your new career, you’ll probably be spending that money on stress- and health-related expenses. A career that’s hot today could be gone tomorrow, so dig deeper.

Changing careers because of outside pressure. Don’t let your parents, significant others, or anyone else influence your career choice. They don’t have to live that career every day; you do. If you love what you do and earn a reasonable living, why is it anyone’s business but yours? If you switch careers because of outside pressure to have a “better career,” and then hate your new career, you’ll end up resenting the person(s) who pressured you to make the switch.

Making a career change without refreshing your network and finding a new mentor. Don’t ever attempt a career change alone. As soon as you have identified the career field you want to switch into, begin developing new network contacts. Conduct informational interviews. Join industry associations. People in your network can provide inside information about job-openings and can even champion you to hiring managers. Networking is essential for all job-seekers, but even more so for career-changers. And use a current or new mentor as a sounding board to help guide you in the transition. Learn more about networking and the value of a mentor.

Changing careers without examining all the possibilities. Don’t jump career fields without first conducting thorough research into all the possibilities, including career fields you may never have considered. By conducting research into careers you have never considered or been exposed to, you may find the career of your dreams. Talk to people in your network, read career and job profiles, meet with a career management professional. The more information you have about various career choices, the more successful you’ll be in making a career change. Use these research resources.

Making a career change without assessment of likes/dislikes and without self-reflection. Self-assessment (of your skills, values, and interests) is a critical component to career-change success. Make a list of the skills you love doing (in your job, in your hobbies, in all aspects of your life) and the skills you never want to do again. Next, consider taking one or more assessment tests, especially those with a career component. Preparing a SWOT (strengths, weaknesses, opportunities, threats) Analysis is also a useful activity. All these activities are designed so that you better understand yourself -- your product -- so that you can find the best career for you and then sell yourself to employers in that new career. Learn more about assessing your likes and dislikes, as well as preparing a personal SWOT Analysis.

Changing careers based on the success of others. It’s human nature to fall into the trap of comparing ourselves to others. Just because your best friend or neighbor is successful in a certain career does not mean that you will be -- or that you will be happy doing it -- so certainly consider the career field, but make sure you do the research before jumping into it. Finally, just to add yet another cliche, too many job-seekers switch careers on the assumption that the grass is always greener -- and often times find out that is not the case.

Making a career change without necessary experience/educatio n. As a career-changer, you must find a way to bridge the (experience, skills, and education) gap between your old career and your new one. While transferable skills (skills that are applicable in multiple career fields, such as communications skills) are an important part of career change, it is often necessary to gain additional training and experience before you can find a good job in a new career field. Research whether you need additional training, education, or certifications. And try to find time to volunteer, temp, intern, or consult in your new career field -- what some experts refer to as developing a parallel career -- before quitting your current job and searching for a full-time position in your new career field.

Changing careers without updating job-search skills/techniques. If it’s been a while since you were last on the job market, take the time to polish your job-search skills, techniques, and tools. Review your resume-writing techniques, master networking, and polish your interviewing skills. What’s the sense of doing all this research and preparation in attempting to change careers if you are not current with your job-search skills? Use the resources in our Career Toolkit to examine and polish all aspects of your job-hunting techniques and tools.

Final Thoughts
You have so many resources at your fingertips, both here at Quintessential Careers and other career sites, that there is no excuse to making any of these career change mistakes. But if you do make one of them, step back and see if there is a way to fix it and move on … a career should not control you; you should control your career.

Dr. Randall Hansen is Founder of Quintessential Careers

Hendaklah keindahan sesuatu yang anda cintai berasal dari sesuatu yang anda
kerjakan. (Jalalluddin Rumi)

Kadang-kadang anda dapat mengatasi sebuah situasi sulit hanya dengan
bersedia memahami orang lain. Sering yang paling dibutuhkan oleh seseorang
adalah mengetahui bahwa ada orang lain peduli tentang bagaimana perasaannya
dan berusaha memahami posisi mereka. (Brian Tracy)

Hiduplah sedemikian rupa seolah-olah akan mati esok. Belajarlah seolah-olah
kau hidup selamanya. (Mahatma Gandhi)

Kita terluka dan menderita secara emosional, bukan karena tindakan orang
lain atau apa yang diucapkan atau tidak diucapkan oleh orang lain, melainkan
karena sikap mental dan tanggapan kita sendiri. (Maxwell Maltz)

Sebelum saya mengucap sepatah kata kritik pada musuh saya, biarkan saya
berjalan selama tiga minggu mengikuti jejak langkah musuh saya, menggendong
beban yang sama, dan menghadapi rintangan yang sama pula. (Kalimat Bijak
Seorang Kepala Suku Indian)

Pierluigi Collina
Batasan Manusia

Kinerja buruk beberapa wasit Eropa mendapat sorotan tajam dalam beberapa waktu terakhir. Sejumlah kesalahan high profile wasit Benua Biru membuat banyak pihak antipati dengan kinerja korps pengadil lapangan hijau.

Pierluigi Collina, permainan modern semakin memojokkan para wasit. (Foto: Getty Images)

Kritik demi kritik mengalir deras sehingga merusak kampanye Respect milik UEFA, yang menitikberatkan kepada penjagaan rasa hormat antaraktor yang terlibat di lapangan.

Menanggapi permasalahan yang dihadapi wasit-wasit tersebut, Pierluigi Collina (48) berbicara kepada harian New York Times pada akhir bulan lalu. Pria yang menjabat sebagai pengawas wasit Liga Italia dan anggota Komite Wasit UEFA itu mengutarakan pendapatnya terhadap masalah yang dihadapi wasit dan wacana pemakaian teknologi di sepakbola.

Apakah batasan umur 45 tahun seperti yang diwajibkan FIFA untuk seorang wasit itu wajar?

Menilik dari pengalaman pribadi, saya tidak bahagia saat menyudahi aktivitas sebagai wasit lapangan. Saya tetap beranggapan bahwa jika seseorang tetap bugar dan mampu, walau umurnya melebihi batas tersebut, ia berhak memimpin laga.

Saya mencintai pekerjaan ini sejak pertama kali menjadi wasit pada usia 17 tahun. Jujur, saya merasa rindu turun ke lapangan, tapi tidak ada yang abadi dalam hidup ini. Anda harus siap menghadapi sesuatu yang baru.

Apa perubahan yang paling signifikan dalam sepakbola dibandingkan ketika pertama kali Anda menjadi wasit?

Perubahan yang paling utama adalah kecepatan. Sekarang semua berjalan jauh lebih cepat ketimbang 20 tahun lalu. Permainan berjalan lebih agresif, yang bisa berarti baik ataupun buruk.

Satu hal lain adalah peran yang dimainkan oleh televisi. Ketika pertama kali saya menjadi wasit, pertandingan utama hanya diliput enam atau delapan kamera. Kini, semua pertandingan dikover 22-24 kamera. Sangat sulit jika keputusan kami dibandingkan dengan gambar yang diambil kamera. TV bisa menunjukkan insiden berulang-ulang dalam kecepatan yang diperlambat, dari sudut yang berbeda.

Wasit di lapangan hanya mempunyai setengah detik untuk mengambil keputusan. Setengah detik itu tidak ada artinya, semua pihak harus menyadari bahwa ada batasan dalam diri manusia.

Bagaimana dengan wacana penggunaan teknologi dalam sepakbola?

International Football Association Board, badan yang membuat peraturan sepakbola, telah meninggalkan semua eksperimen yang melibatkan teknologi.

IFAB memang sempat mencoba beberapa tes dengan menggunakan smart ball, bola yang dilengkapi cip mikro, dan juga teknologi kamera di garis gawang seperti pada olahraga tenis.

Akan tetapi, mereka sekarang melihat ke arah baru, yakni meningkatkan jumlah ofisial di lapangan menjadi enam. Saya rasa prospek ini cerah setelah mendapat dukungan penuh Presiden UEFA, Michel Platini.

Secara pribadi, mana yang Anda pilih: manusia atau teknologi?

Beberapa eksperimen telah dilakukan di Italia dengan menggunakan wasit tambahan. Kami pernah mencobanya di ajang Piala Italia beberapa waktu lalu, tapi saya rasa hasilnya belum ada konklusinya. Oleh karena itu, kami akan membuat uji coba lagi dengan beberapa wasit dan mencari alternatif lain.

Tampaknya Anda, UEFA, dan FIFA menolak mentah-mentah wacana teknologi ini?

FIFA saya tidak yakin, tapi UEFA, terutama Platini, tak akan menggunakan teknologi dan hanya akan mencari solusi yang melibatkan unsur manusia. (cw-3)
.

Vid :
http://www.videoku.tv/action/viewvideo/4223/Modelling___Tyas/?ref=Belajar777

KEKUASAAN ADALAH TANGGUNG JAWAB


PAHAMILAH KEKUASAAN ADALAH TANGGUNG JAWAB

DAN AMANAH



Begitu maraknya orang-orang berlomba ingin menjadi salah satu pemimpin di negeri ini, dari

anak tangga terendah hingga puncak tangga negeri. Meski dengan bersimbah air mata, derasnya

emosi mendera, luka mencabik banyak hati dan pengorbanan segalanya termasuk nyawa manusia

tak berdosa sekalipun tak menyurutkan semangat tuh merengkuh tampuk kekuasaan. Menyedihkan

memang, tetapi itulah potret negeri dengan berjuta konflik.



Sebagian dari mereka mungkin lalai karena merasa kekuasaan hak mutlak bagi dirinya tuk

melakukan apa saja yang dihendaki. Tak mengherankan bila mereka begitu gencar dengan

berbagai cara tuk menangkapnya dan memegangnya dengan sekuat tenaga. Terkadang dengan

cara tak terpuji meski gelombang protes begitu deras bergema, mereka seakan tak perduli

baginya merebut kekuasaan jauh lebih berharga ketimbang mendengar ribuan keluhan

banyak orang. Tipuan, manipulasi data, politik, hasutan, provokasi, menjatuhkan lawan,

kolusi, menebar janji palsu, mengklaim diri paling berjasa, adalah upaya diri tuk mencapai

apa tujuan yang diinginkannya. Seakan tanpa malu, mereka tertawa lepas ketika mahkota

kekuasaan berada di genggamannya, meski kaki dan tangan seolah bagaikan seekor katak menari.

Dimanapun tentu kondisi demikian dapat kita jumpai entah di pelosok negeri, tempat kita berteduh,

terbentang di seluruh wilayah negeri hingga negeri tempat kita bekerja dan merengkuh nafkah.



Renungkanlah, mereka sering lupa bahwa kekuasan bagai mahkota berlapis pisau yang lambat laun

melukai pelipisnya. Sedangkan bagi mereka yang bijak, kekuasaan adalah kata lain dari wajah

tanggung jawab dan kepercayaan orang lain yang mesti dipelihara dengan baik. Tak ada

tempat lain untuk meletakkan kekuasaan selain di pundak, bukan di genggaman, apalagi di

kepalan. Kekuasaan mesti dimintai keterangan dan pertanggungg jawabannya kelak, untuk apa

dan bagaimana ia diperankan. Tak salah bila kekuasaan tunduk pada kepada siapa yang memberikan,

bukan kepada siapa ia diberikan. Bagi mereka yang bijak memikul kekuasaan dengan amanat.

Sekali gagal melangkah, apakah orang masih bisa percaya. (MY)

Be reasonable
Follow the rules, stick to proven and effective procedures, but be reasonable. Expect the best, but be reasonable. People make mistakes, and accidents will happen. You are a living, caring, compassionate, reasoning person, not a machine.

Be efficient, but be reasonable. Every situation is different. Solve problems rather than just handling them. Cure the cause and not just the symptom. You have the wonderful ability to reason. Use it! If you pretend not to be able to reason people will see though the charade and it will only hurt you in the end.

Great minds can devise elaborate systems which anticipate 95% of the situations they will encounter and handle them with preprogrammed efficiency. For the other 5%, be extra reasonable. Use your mind to determine when to make an exception. Take care to respond with intelligence rather than reacting with detachment. Recognize those exceptions that prove the rule.

You can think. You can reason. So do it. Be reasonable, and you'll stand high above the uncaring noise.

Rgds, -adithia-

"What a piece of bread looks like depends on whether you are hungry or not."
- An Arabic Saying-

Buka Mimpi ke Roma

Kemenangan 3-1 Roma atas CFR Cluj di Stadion Contantin Radulescu, Rabu (26/11), membuka peluang I Giallorossi lolos ke babak 16 besar Liga Champion. Aksi Matteo Brighi, yang membukukan dua gol dalam laga di matchday kelima ini, juga membuka jalan I Lupi menuju final impian di Olimpico, Roma.

Skuad Luciano Spalletti akan memastikan menjadi juara Grup A bila saat menjamu Bordeaux di 9 Desember mendatang berhasil meraih kemenangan. Bordeaux sendiri pekan ini terbukti sanggup menahan imbang Chelsea 1-1 di Stade Chaban-Delmas dan membuat nasib The Blues masih ditentukan hingga matchday keenam.

Nyawa anak-anak Felipe Scolari seakan tergantung di seutas benang lantaran mereka juga bakal kehilangan Frank Lampard ketika nanti menjamu klub Rumania, CFR. Lamps terkena dua kartu kuning dari wasit Frank De Bleeckere di Bordeaux karena melanggar Yoann Gourcuff serta Fernando Menegazzo di babak pertama dan kedua.

Well, berbeda dengan The Blues, yang meski unggul lebih dulu di Bordeaux namun jarang menciptakan peluang bagus, Roma justru tampil meyakinkan dalam laga tandangnya. Ini tidak lepas dari kecerdikan Brighi dalam memanfaatkan serangan balik cepat Giallorossi pada menit ke-11, yang dibangun Perrotta.

Berkat keunggulan inilah CFR terpancing untuk lebih ofensif dan semakin mudah untuk dikendalikan sang tamu. Gol kedua Roma dicetak Francesco Totti (23’) dari sebuah tendangan bebas yang jitu mengarah ke pojok kanan atas gawang.

Satu-satunya balasan CFR disarangkan Yssouf Kone lewat sundulan jarak dekat pada menit ke-30. Skor kemudian ditutup lewat gol kedua Brighi, lagi-lagi lewat tendangan keras kaki kanan, yang kali ini didahului assist Rodrigo Taddei (64’).

Barca Juara Grup

Kondisi ini berkebalikan dengan Chelsea, yang cukup beruntung bisa memaksimalkan satu-satunya peluang terbaik yang didapat Nicolas Anelka pada menit ke-60. Balasan Les Girondins lewat sundulan Alou Diarra, yang memanfaatkan sepak pojok, lahir pada menit ke-83 alias tiga menit sebelum Lampard terusir dari lapangan.

Sementara itu, di Grup C, El Barca pastikan diri menjadi juara grup setelah pada hari yang sama menghantam Sporting 5-2 di Estadio Jose Alvalade. Kedua kubu sebenarnya telah memastikan lolos di matchday keempat sebelumnya, namun konstelasi akhir baru ditentukan pekan ini.

Terbitnya kartu merah untuk Rui Patricio (Sporting) tidak bersifat krusial di laga tersebut karena pada menit ke-71 itu, El Barca telah unggul 4-2. Gol-gol Barcelona dibuka lewat kiprah Thierry Henry pada menit ke-14 dan diakhiri lewat eksekusi penalti Bojan Krkic (73’).

Tingginya tensi pertandingan sungguh di luar dugaan karena Sporting sebenarnya tidak menurunkan Pedro Silva dan Leandro Grimi, yang dikenal sebagai hardman. Namun, rupanya kembali hadirnya Lionel Messi sebagai pusat perhatian membuat kedua tim bernafsu untuk mempertontonkan duel kemampuan tekniknya. (Darojatun)

Vid :
http://www.videoku.tv/action/viewvideo/4598/Miss_Indonesia_2006__Nadine_Chandrawinata_Intervie/?ref=Belajar777


Christmas Magic




The holiday season brings with it a time to gather together and share stories. Many people reflect upon family, others about gifts, and some about gratefulness. Mine is a collection of all three.

When I was a young boy of 8 years old, I witnessed a professional magician perform miracles before my very eyes. I enjoyed the show so much my parents bought me an Authentic Magic Set for Christmas that year. That very afternoon, I hurriedly learned my first trick. It was the amazing feat of having small authentic felt balls pass through solid authentic plastic cups - just like on TV.

I raced downstairs to the kitchen to perform my first miracle for my family. My brother and sister were too busy with their own toys, and my father was next door helping the neighbors with an electrical problem, but my mother happily stopped doing the dishes and became my authentic audience of one.

I remembered the instructions perfectly, and when the felt ball magically appeared under the cup, my mother rose to her feet in astonishment and applause! Before booking my flight to Vegas, I thought I'd do one more free show for my father and our neighbors.

Through the freshly fallen snow, I ran without a coat or even a magic cape, from our back door to theirs. I found the two frustrated fathers in the family room surrounded by wires and bulbs. They obviously needed a diversion - magic. I called them over to the center of the room, and told them to, "Prepare to be amazed!"

While setting up my cups and balls on the coffee table, I explained, using the authentic banter from my direction booklet, how I was about to mesmerize them by making the felt balls pass directly through the sturdy plastic cups. With a professional flourish, I scooped up the first cup and ball, and they stopped me. "What about the ball you hid under the 3rd cup?" they said.

I was stunned. My powers of prestidigitation were gone. I was more than embarrassed. I was crushed.

They quickly got back to work on the pressing problem of malfunctioning Christmas lights. I gathered my authentic supplies and left.

As I slowly trudged back home replaying everything in my mind, I couldn't figure out what had gone so wrong. I mean, I performed this trick flawlessly just minutes earlier. My mother had no idea how the ball - then it hit me. I did the exact same trick, with exact same lack of skill for my mother. She HAD to see the same mistake. She KNEW the ball was under that cup all along. But, like she always did, she cared enough to make that moment about me instead of her.

I was stunned. The power of love welled inside me. I was more than happy - I was grateful.

The circle of life continues to roll on. This Christmas, my son will receive his first magic set. And while I know there will be lights that won't work and dishes to clean, I'm prepared to be amazed!



-------
Today all over the United States family and friends are coming together to celebrate a day of Thanksgiving. Although a Canadian, I too will take time to reflect on the things for which I am grateful.especially remembering those individuals who have helped shape my life.

Dr. C. Harry Roder was one of those individuals, and yesterday I received a call that he had left us - Harry was 82. Dr. Roder was one of the people who truly had a profound impact on my life. He and five other men were actually responsible for helping me move on to the right road and to a bright future. When I think of these great individuals, I have such a deep feeling of gratitude that it is difficult to put my feelings into words. You see the change that Dr. Roder caused to take place in me was dramatic.

Speaking with my business partner, Paul Martinelli, he asked me what Harry was like. I explained that in all the years I have been in this business he was without question the greatest teacher I have ever known. Dr. John Mike, a psychiatrist in Florida, once said that I taught him more about the mind in one year, than he had learned in four years of medical school and five years of psychiatric training. I explained that I merely taught him what Dr. Roder taught me.

Harry's lessons were so clear that he left no questions in the mind of his audience. He took one of the most complicated subjects known to man, the working of the mind and reduced it to easy understandable lessons. Dr. Roder changed the lives of literally thousands of people, however when his teachings were extended through his students, he in effect raised the consciousness of millions, all of whom would be very thankful for the life and teachings of Dr. Roder

I felt a real loss when I heard of Harry's passing. It was like an empty feeling inside and yet I felt so thankful that I had known him. As I look back to the point where the change began to take place in my life, and I think of Harry, I'm reminded of the lyrics from one of Aretha Franklin's songs "when my soul was in the lost and found, you came along to claim it."

You might take a few minutes today - regardless of what country you are in and do as those in the United States are doing - give thanks for the good that you have in your life.

Today, I will be giving thanks to those individuals who have shaped my life and especially to Dr. Roder. Good bye Harry and keep going.

Bob Proctor
Author and Speaker

Inter di Grup B
Main Jelek, Kalah, Lolos!

Luar biasa, Inter! Perjalanan I Nerazzurri musim ini benar-benar di luar akal sehat. Dengan penampilan pas-pasan, La Beneamata sanggup memuncaki Serie A.

Di Liga Champion lebih gila lagi. Sebuah permainan jelek dan kekalahan memalukan di Giuseppe Meazza tetap membawa Inter meraih tiket lolos ke fase knock-out!

Rabu (26/11), Inter kalah 0-1 di tangan Panathinaikos. Ini kejutan mengingat pelatih Jose Mourinho menurunkan tim yang hampir sama dengan skuad penakluk Juventus di laga derby d'Italia empat hari sebelumnya.

Tim ini ternyata gagal mengulangi performa di derby itu. Kalah dalam penguasaan bola (48% berbanding 52%) dan hanya 24% tembakannya tepat sasaran, Inter dihukum gol Jose Sarriegi di menit ke-69.

Tidak cuma Interisti di San Siro yang menyiuli timnya sendiri. Mourinho pun marah. "Tujuh atau delapan pemain hari ini memiliki kaki yang berat dan pikiran yang lambat. Inter tidak boleh kalah dari Panathinaikos di kandang sendiri," kata Mourinho seperti dikutip Football Italia.

Mourinho pantas murka karena bukan sekali ini saja timnya bermain jelek. Inter tercatat hanya tampil bagus satu kali di Liga Champion musim ini, yaitu ketika menang 2-0 atas Panathinaikos di matchday 1.

Untungnya kekalahan di matchday 5 ini tetap membawa Tim Biru-Hitam lolos ke 16 besar. Pada pertandingan lain, Anorthosis ditahan Werder Bremen 2-2. Saat ini Inter masih memimpin klasemen Grup B dengan 8 poin disusul Panathinaikos (7) dan Anorthosis (6).

Inter dipastikan meraih tiket ke perdelapanfinal karena Panathinaikos akan bertemu Anorthosis di matchday terakhir. Hanya salah satu di antara mereka yang bisa finis di atas I Nerazzurri. Paling jelek Inter akan menjadi runner-up.

Di matchday terakhir nanti, Inter tidak perlu menang di kandang Werder Bremen untuk menjadi juara Grup B. Hasil imbang pun cukup asal Panathinaikos tidak mengalahkan Anorthosis.

"Saya akan jujur. Inter bisa melaju di Liga Champion karena keberuntungan. Kami tidak pantas pulang ke rumah dengan puas walaupun bisa memastikan diri lolos ke 16 besar," imbuh Mourinho.

Di Grup D, Atletico Madrid dan Liverpool sama-sama memastikan diri meraih tiket ke fase knock-out. Mereka masing-masing mengalahkan PSV Eindhoven 2-1 dan Marseille 1-0. Di matchday terakhir, kedua tim ini tinggal mencari siapa yang akan menjadi juara grup. Saat ini Atletico ada di atas Liverpool dengan keunggulan selisih gol. (wid)



66 Laga Di Eropa
Rafa Cetak Rekor

Ada yang spesial dalam laga Liverpool kontra Marseille di matchday 5 Liga Champion, Rabu (26/11). Di pertandingan ini manajer Rafael Benitez mencetak rekor baru bagi Liverpool.

Rafa mencatatkan diri sebagai manajer The Reds dengan jumlah penampilan terbanyak di kompetisi Eropa (66 pertandingan). Tak hanya itu, catatan tersebut juga mengalahkan rekor berusia 34 tahun milik Bill Shankly!

Tentu torehan ini tidak main-main mengingat Shankly, yang melatih Liverpool pada 1959-1974, adalah sosok yang membangun fondasi kejayaan Liverpool di Eropa sebelum dilanjutkan Bob Paisley dan Joe Fagan.

“Saya tidak mau membandingkan diri dengan Shankly karena apa yang ia lakukan sangat besar pengaruhnya untuk klub ini. Ia mengubah banyak hal dan membangun dasar kekaisaran Liverpool,” ujar Benitez seperti dikutip Mirror.

“Ambisi saya saat ini hanya ingin membawa Liverpool meraih trofi setiap tahun,” cetus Benitez. (cw-5)

Vid :

http://www.videoku.tv/action/viewvideo/4112/Hot_models_in_Thong_and_Lingerie_Fashion_Show/?ref=Belajar777

Jumat, 28 November 2008

Taking Personal Responsibility


Brian Tracy

Did you ever stop to think that everything you are or ever will be is completely up to you? Just imagine! You are where you are because of who you are. Everything that exists in your life exists because of you, because of your behavior, words and actions. Because you have freedom of choice and because you have chosen each and every circumstance of your life, you are completely responsible for all of your success and failure, your happiness and unhappiness, your present and future.

That thought is like a parachute jump: It's scary and exhilarating at the same time. It's one of the biggest and most important ideas that can ever occur to you, or anyone else. The acceptance of personal responsibility is what separates the adult from the child. It's the great leap forward into maturity. Responsibility is the hallmark of the fully integrated, fully functioning human being. Responsibility goes hand in hand with success, achievement, motivation, happiness and self-actualization. It's the absolute minimum requirement for the accomplishment of everything you could ever really want in life. Accepting that you're completely responsible for yourself and realizing that no one is coming to the rescue is the beginning of peak performance. There's very little that you cannot do or have after you accept that “If it's to be, it's up to me!”

The opposite of accepting responsibility is making excuses and blaming people and things for what's going on in your life. And since everything we do is a matter of habit, if people get into the habit of making excuses, they get into the habit of evading responsibility at the same time. If they set a goal or objective for themselves, they immediately create an excuse that they hold in reserve just in case the accomplishment of the goal is too difficult or requires more self-discipline and persistence than they had thought. As soon as things start to go poorly, irresponsible people trot out their excuse and let themselves off the hook. But that won't get them anywhere in the long run.

A basic law of human life was first espoused by Socrates more than 400 years before Christ. It's called the Law of Causality. We call it the Law of Cause and Effect. It states that for every effect in your life, there's a cause. If there's any effect that you desire, or desire more of, you can trace it back to the cause, and by duplicating the cause, you can have the effect.

For example, everyone wants to be healthy. If you set a high level of physical health and energy as your goal, or the desired effect, you can have it simply by finding out the cause, by finding out what other healthy and energetic people do with regard to diet, exercise and rest, and by doing the same thing. If you do, you're likely to get the same result. This is no miracle. It sounds simple, but in many cases, it's one of the hardest things in the world to do.

Unhappiness is an effect as well. If you wish to be happy, the first thing to do is to decide for yourself the kind of life situation in which you would feel wonderful. Think of the very best times of your life, and think of what you were doing, where you were doing it, and the people you were with at the time. Then write out, in complete detail, a description of your ideal lifestyle. Now you have defined the effect that you desire.

Next, look at your current life and ask yourself, “What are all the things in my life that are inconsistent with the lifestyle that would make me happy?” In other words, look at the causes of the effects that you don't like. Then make a decision to begin alleviating or removing those causes, one by one, until what you have left is the kind of life you want to live.

Your thoughts are extremely powerful. They have the power to raise and lower your blood pressure, your pulse rate and your respiratory rate. They can affect your digestion. And if your thoughts are strong enough, they can even make you sick or healthy. Your thoughts tend to trigger images in your mind, and the feelings in your body are consistent with them. If you think or read happy, healthy thoughts, you will have happy, healthy pictures and experience happy, healthy emotions. As Deepak Chopra points out in his audiocassette program Magical Mind, Magical Body, every part of your mind is connected to every single part of your body in a complex web of messages and impulses that affect everything you feel, say and do.

Only you can think your thoughts, only you can decide what you'll dwell upon, what you'll read and listen to, who you'll associate with and the conversations you'll engage in; therefore, you are totally responsible for all the consequences of all those behaviors. It's unavoidable.

Perhaps the most important part of the subject of self-responsibility involves your happiness and your peace of mind. There seems to be a direct relationship between responsibility and happiness on the one hand, and irresponsibility and unhappiness on the other hand. Let me explain.

First of all, the key to happiness is having a sense of control over what's going on in your life. The more you feel that you're in control, the happier you'll be. Men and women who have risen to the top of their organizations tend to be far happier than people further down. This is because they feel far more in control of their destinies, far more capable of making decisions and taking action. The more responsibility you take in your company, the more power, authority and respect you'll receive. One of the smartest things you can do is to take responsibility for the most important concerns of your boss. The more you accept responsibility for getting results in the areas that your boss considers most important, the more valuable and indispensable you'll become in your organization. People who want more money and more respect often think that they can get it simply by asking for it or by politicking. The truth is that it will accrue to you rapidly as soon as you “step up to the plate” and undertake responsibility for results in your organization. The most respected people in any company are those who are the most capable of getting the most important jobs done on schedule.

The more responsibility you take, the more in control you are. And the freer you are, especially in your own mind, to make decisions and to do the things you want to do. So there's a direct relationship between responsibility, control, freedom and happiness. The happiest people in the world are those who feel absolutely terrific about themselves, and this is the natural outgrowth of accepting total responsibility for every part of their lives.

At the other end of the spectrum, there is irresponsibility, or the failure to accept responsibility. Each person is somewhere in between, moving toward a higher level of responsibility or irresponsibility with every word and every decision. In fact, a good definition of insanity is total irresponsibility, to the point of needing a straitjacket and a padded cell. Thomas Szasz, the great psychoanalyst, once wrote, “There is no such thing as insanity. There are only varying levels of irresponsibility.”

A person who is completely irresponsible is subject to anger, hostility, fear, resentment, doubt-all sorts of negative emotions. And here's why. All negative emotions tend to be associated with blame. Fully 99 percent of all our problems exist only because we're able to blame someone or something for them. The instant we stop blaming, our negative emotions begin disappearing.

What's the antidote to blaming? It's simple! Since your mind can hold only one thought at a time, either positive or negative, you can override the tendency to blame and become angry simply by saying, firmly, “I am responsible!” You can't accept responsibility for a situation and be angry at the same time. You can't accept responsibility and be unhappy or upset. The acceptance of responsibility negates negative emotions and short-circuits any tendencies toward unhappiness.

The very act of accepting responsibility calms your mind and clarifies your vision. It soothes your emotions and enables you to think more positively and constructively. In fact, the acceptance of responsibility often gives you insight into what you should do to resolve the situation.

Here's an exercise: Look at the most common problems and difficulties that people have in life. Apply this simple remedy of accepting responsibility to each one, and see what happens.

People have problems with other people-their spouses, their children, their friends, their coworkers and their bosses. Someone once said that almost all of our problems in life have hair on top, come on two legs and talk back. So think of the people in your life who cause you any stress or anxiety and ask yourself who is responsible. Are they responsible for being in your life, or are you responsible for having them in your life?

According to the Law of Attraction, you're a living magnet in that you invariably attract people into your life who harmonize with your dominant thoughts and emotions. The people in your life are there because you've attracted them by the person you are, by the thoughts you hold, by the emotions you experience. If you're not happy with the people surrounding you, you're responsible. You're attracting them, and you're keeping them there.

Let me give you an example. I have four beautiful children. For a long time, when my children were behaving in ways that I felt were inappropriate, I had a tendency to blame or criticize them. However, the more I studied child raising and learned about the subject, the more I found that children are almost totally reactive. Their behaviors are almost always responses to what is going on around them and to their relationships with their parents. So I began asking the question, “What is it in me that is causing my child to act this way?” As soon as I turned the question around, and looked to myself for the reason-in effect, accepted complete responsibility for my children's behavior-I was able to see what I might be doing, or not doing, that my children were reacting to. Perhaps I wasn't spending enough one-on-one time with them. Perhaps I wasn't listening to them when they wanted to talk. Perhaps I was too quick to question their report cards.

I began to apply that simple principle to every other part of my life as well. I began asking, “What is it in me that is causing this external situation?” If the Law of Correspondence is true (and it is), and everything that is happening to you on the outside is due to something that is happening to you on the inside, then the first place to look is within. As soon as you do that, you begin to see things that you had completely missed when you were busy blaming others and making excuses. You begin to see that you're responsible in large measure for the things that are happening to you.

If you're in a bad relationship, who got you there? You likely weren't marched into the relationship and kept there at gunpoint. So it's largely a matter of free will and free choice on your part. If you're not happy, it's up to you to do something about it. As Henry Ford II once said, “Never complain, never explain.” If you're not happy with the situation, do something about it. If you're not willing to do something about it, then don't complain.

There's the story of the construction worker who opens up his lunch box at the noon break and unwraps his sandwich to find that it contains sardines. He gets really upset and complains loudly to everyone around him about how much he hates sardines. The next day, the same thing happens: a sardine sandwich. Again, the construction worker shouts and complains about how much he hates sardines for lunch. The third day it happens again. By this time, his fellow workers are getting fed up with his loud complaining. One of them leans over and says to him, “If you hate sardines so much, why don't you tell your wife to make you some other kind of sandwich?” The construction worker turns to the fellow and says, “Oh, I'm not married. I make my own lunches!”

Many of us get into the same situation as the construction worker's and complain about circumstances that are almost entirely of our own making. Is this true for you? Look over your relationships and ask where this might be true in your life.

Are you happy with your job? Are you happy with the amount of money you're earning? Are you happy with your level of responsibility and your activities each day? If you're not, you need to accept that you're completely responsible for every aspect of your job and your career. Why? Because you chose it freely. You took the job, you assumed the responsibilities, and you accepted the wage. If you're not happy with any of them, for any reason, then it's up to you to do something different.

You're earning today exactly what you're worth-not a penny more, not a penny less. In life, we tend to get exactly what we deserve. If you're not satisfied with the amount you're getting, look around you, at people who are doing the kind of work you would like to do and earning the kind of money you would like to earn. Ask them what they're doing differently from what you're doing. What are the causes of the effects they're getting? Once you know what they are, accept complete responsibility for your situation, apply your wonderful mind and abilities, back them with willpower and self-discipline, and get busy making the changes you need to make to enjoy the life you want to enjoy.

Your great aim in life is to develop character. Character is composed of self-esteem, self-discipline, the ability to delay gratification, and the willingness to accept full responsibility for your life and everything in it. The more you say to yourself, “I am responsible,” the stronger, better and finer a person you become. And every part of your life will improve at the same time.

Brian Tracy is a leading authority on personal and business success. As Chairman and CEO of Brian Tracy International, he is the best-selling author of 17 books and over 300 audio and video learning programs.

Never Assume!

A key skill of listening is to question for clarification. The fact is that the prospect often says something that is subject to misinterpretation. Often it is vague or unclear, even to the prospect. Your basic operating principle should be that, if there is any doubt at all as to what the prospect needs, then you didn't really understand. When you question for clarification, you not only get an opportunity to listen more while the prospect is answering the question, you always assure that what the prospect says and what you heard are the same. Again, questioning for clarification slows the conversation down, increases the clarity of the communication and builds greater trust.

My favorite question in selling is, "How do you mean?" Or, "How do you mean, exactly?" You can use this question after almost any statement by the prospect. It is an irresistible question and it is virtually impossible for a person to hear it without expanding on what they are thinking or what they previously said. Whenever you have any doubts at all, or whenever the prospect objects to any facet of your offering, simply pause, smile and ask, "How do you mean, exactly?" Never assume that you know or understand before you have questioned and gotten accurate clarification of exactly what the prospect meant when he or she asked a question or offered an objection. Always ask, “How do you mean?” Now, here are two things you can do immediately to put these ideas into action.

First, never assume that you fully understand what the customer said or meant when he objects or asks questions. Second, use the power of questions to learn more about what the customer really needs, wants and is concerned about. Telling is not selling; only asking questions is selling.

Brian Tracy is a leading authority on personal and business success. As Chairman and CEO of Brian Tracy International, he is the best-selling author of 17 books and over 300 audio and video learning programs.

Tidak bisa kita pungkiri Olympiade 2008 di Beijing yang acara pembukaannya berlangsung sukses dan spektakuler tersebut mengundang decak kagum semua orang Cina yang sekarang muncul sebagai negara super power dahulunya pernah sangat miskin. Dengan jumlah penduduk yang berjumlah 1 milyar kala itu bukan barang mudah bagi pemerintah Cina untuk mensejahterakan rakyatnya. Hutang luar negeri dari negara tetangga terdekat pun menjadi gantungan yaitu dari negara Uni Sovyet. Alkisah suatu hari terjadi perselisihan paham antara Mao Zedong pemimpin Cina era itu dengan pemimpin Sovyet. Perselisihan begitu panas sampai keluar statement dari pemimpin Sovyet, " Sampai rakyat Cina harus berbagi 1 celana dalam untuk 2 orang pun, Cina tetap tidak akan mampu membayar hutangnya. ! "


Ucapan yang sangat menyinggung perasaan rakyat Cina itupun disampaikan Mao kepada rakyatnya dengan cara menyiarkannya lewat siaran radio,perihal penghinaan dari pemimpin Sovyet itu, secara terus menerus dari pagi hingga malam ke seluruh negeri sambil mengajak segenap rakyat Cina untuk bangkit dan melawan penghinaan tersebut dengan cara berkorban.

Ajakan Mao kepada rakyatnya adalah menyisihkan 1 butir beras, ya, hanya 1 butir beras untuk setiap anggota keluarga, setiap kali mereka akan memasak. Jika 1 rumah tangga terdiri dari 3 orang maka cukup sisihkan 3 butir beras. Nah , beras yang disisihkan dari 1 Milyar penduduk Cina tersebut, tidak dikorupsi tentunya akan menghasilkan 1 milyar butir beras setiap hari. Hasilnya dikumpulkan ke pemerintah untuk dijual. Uangnya digunakan untuk membayar hutang kepada negara pemberi hutang, yang telah menghina mereka. Akhirnya Cina berhasil melunasi hutang mereka ke Sovyet dalam waktu yang sangat cepat.

Keterhinaan yang mendalam telah membangkitkan rasa nasionalisme Cina untuk bangkit melawan hinaan tersebut dengan tindakan nyata, bukan hanya tindakan seremonial, pidato atau upacara di stadion besar.

Kiranya kisah di atas bisa dijadikan contoh bagi bangsa kita yang tengah terpuruk di antara bangsa-bangsa sekitarnya dan sebentar lagi akan merayakan Dirgahayu Kemerdekaannya yang ke - 63.

Potensi manusia Indonesia yang demikian besar selama ini tidak menjadi kekuatan bahkan sebaliknya menjadi beban karena masih banyaknya tikus yang berada di lumbung beras Republik Indonesia Kita sering silau oleh hal-hal besar namun seringkali mengabaikan kekuatan dari hal kecil yang tidak dilakukan dengan sepenuh hati. Sebutir padi sehari bisa membalik keadaan terhina menjadi terangkat. Maukah kita?

Der Panzer di Era Joachim Loew
Kemesraan Semu

Menangani sebuah tim sepakbola adalah pekerjaan yang menuntut seseorang menguasai berbagai ilmu dalam waktu singkat. Seorang arsitek tim bukan sekadar bisa mengatur strategi, tapi juga wajib menguasai cara berdiplomasi dengan anak buahnya sehingga tercipta keharmonisan.

Banyak yang mengerutkan dahi ketika Joachim Loew ditunjuk sebagai pelatih tim nasional Jerman guna menggantikan Juergen Klinsmann, yang memilih “beristirahat” sejenak seusai Piala Dunia 2006. Namun, keraguan terhadap kemampuan pria berusia 48 tahun itu dalam meracik formula yang tepat bagi timnya mulai pudar kala pasukan Der Panzer sukses melaju ke final Euro 2008.

Kini giliran kemampuan Loew berdiplomasi dengan anak buahnya yang diuji. Walau di lapangan terlihat kompak, faktanya mantan arsitek tim Stuttgart ini sebenarnya tidak mampu menjaga keharmonisan tim yang sudah dipupuk Klinsi.

Sikap Loew yang terlalu keras kepala dan tidak bersedia berkompromi dengan anak buahnya menjadi alasan mengapa banyak pemain senior yang mulai berani memberontak. Sebagian besar pemain yang merupakan langganan tim nasional menganggap Loew tidak menghargai kontribusi mereka bagi tim.

Loew kerap memberikan harapan tinggi bagi para pemain yang kualitasnya sudah teruji. Namun, ujung-ujungnya, ia tak segan mengecewakan mereka dengan dalih memberikan kesempatan bagi pemain muda.

Kevin Kuranyi dan Torsten Frings pernah merasakan pahitnya dikecewakan Loew.

Kuranyi, salah satu bomber tertajam di Bundesliga, dipaksa menjadi penonton dalam duel kualifikasi Piala Dunia 2010 melawan Rusia (11/10). Sebagai aksi protes, striker berusia 26 tahun itu pun bergegas meninggalkan stadion sebelum pertandingan usai.

Di sisi lain, Frings kesal karena Loew tidak menurunkannya dalam duel melawan Rusia dan Wales. Padahal, beberapa hari sebelumnya sang pelatih sempat berjanji bakal memberi kepercayaan penuh kepada gelandang Werder Bremen itu.

Gara-gara perlakuan Loew, Kuranyi dan Frings sempat berniat pensiun dari tim nasional. Kasus ini otomatis mengundang perhatian para pemain senior, termasuk sang skipper, Michael Ballack.

Walau akhirnya Ballack dan Frings setuju untuk meminta maaf, media Jerman percaya bahwa kemesraan yang kembali terjalin antara Loew dan anak buahnya hanyalah semu. Bahkan banyak yang mensinyalir permintaan tersebut hanya sebagai bentuk ketakutan bakal kehilangan tempat di tim nasional.

Pengalaman Ribbeck

Perselisihan antara pelatih versus pemain bukan hal baru di tim nasional Jerman. Delapan tahun silam, Erich Ribbeck terpaksa melepas jabatannya sebagai arsitek tim nasional Jerman gara-gara hubungannya yang buruk dengan anak buahnya sendiri.

Namun, berbeda dengan Loew, yang justru mendepak pemain berpengalaman, Ribbeck justru diam-diam diprotes karena terlalu mengutamakan pemain veteran. Ia memanggil kembali Lothar Matthaeus, Andy Moeller, dan Thomas Haessler, yang sudah memasuki usia pensiun.

Hasilnya Jerman gagal total di Piala Eropa 2000. Mereka bahkan tidak mampu melewati babak penyisihan grup setelah hanya berhasil mengumpulkan satu poin.

Media pun langsung menuding kebijakan Ribbeck sebagai penyebab kegagalan Jerman. Tak lama seusai Euro 2000, pelatih kelahiran 13 Juni 1937 itu akhirnya memilih meninggalkan tim nasional.

Nasib Loew jelas lebih baik ketimbang Ribbeck. Namun, sampai kapan ia akan memimpin dengan gaya diktator tanpa menjaga hubungan baik dengan para pemainnya? (Wieta Rachmatia)




Tidak Suka Tim Cengeng

Semakin digoyang, semakin keras pendirian Joachim Loew. Bahkan arsitek tim nasional Jerman yang sebelumnya menjabat sebagai asisten pelatih bagi Juergen Klinsmann itu tidak akan menoleransi pemain yang menggunakan media untuk mengungkapkan kekecewaan.

“Ada kecenderungan para pemain langsung melampiaskan rasa frustrasi karena sebentar duduk di bangku cadangan,” tukas Loew kepada Sport Bild.

“Sungguh tindakan yang salah jika pemain tidak bersedia menerima penjelasan pelatih dan komplain melalui media. Ini situasi yang tidak bisa dibiarkan,” lanjut mantan gelandang serang yang belum pernah memperkuat tim nasional Jerman tersebut.

Loew menilai anak buahnya terlalu cengeng dan egoistis sehingga tidak bisa menganggap diri mereka masing-masing sebagai bagian dari tim.

“Yang penting adalah permainan secara kolektif, bukan penampilan individu. Lihat saja Barcelona. Mereka punya Thierry Henry, Samuel Eto’o, Andres Iniesta, atau Eric Abidal, yang terkadang harus pasrah menjadi pemain cadangan. Tapi, tidak ada yang saling mengkritik,” jelasnya.

Demi mencegah terjadinya kembali pemberontakan, Loew bakal mengadakan pembicaraan dengan semua anak buahnya di Berlin sebelum laga uji coba melawan Inggris. Menurut Loew, semua pemain wajib hadir, termasuk mereka yang terpaksa absen karena cedera.

Selain itu, Loew juga akan membatasi kesempatan para pemainnya untuk berbicara dengan media agar tidak mengganggu persiapan tim menuju Piala Dunia 2010.

“Penting bagi saya untuk meluruskan semua masalah menjelang Piala Dunia 2010,” tegas Loew. (wta)

Vid :
http://www.videoku.tv/action/viewvideo/2125/FIRST_FACES_SAO_PAULO/?ref=Belajar777

DO I MARRY THE RIGHT PERSON ?






Buat mereka yang masih single atau bahkan yg sudah married tapi bawaannya

bete kalo dah sampe rumah bisa mengambil pelajaran

dari cerita ini, dan buat yang udah nikah cerita ini bisa jadi

guideline untuk meningkatkan ikatan pernikahan yang udah dijalani.



"Apakah saya menikah dengan orang yang tepat"



Dalam sebuah seminar rumah tangga, seseorang audience tiba-tiba

melontarkan pertanyaan yang sangat lumrah, "bagaimana saya tahu kalo

saya menikah dengan orang yang tepat?"

Saya melihat ada seorang lelaki bertubuh besar duduk di sebelahnya, jadi

saya menjawab "Ya.. tergantung. Apakah pria disebelah anda itu suami

anda?"

Dengan sangat serius dia balik bertanya "Bagaimana anda tahu?!"



"Biarkan saya jawab pertanyaan yang sangat membebani ini."



Inilah jawabanya!

SETIAP ikatan memiliki siklus.

Pada saat-saat awal sebuah hubungan, anda merasakan jatuh cinta dengan

pasangan anda.

Telpon darinya selalu ditunggu-tunggu, begitu merindukan belaian

sayangnya, dan begitu menyukai perubahan sikap-sikapnya yang

bersemangat, begitu menyenangkan.



Jatuh cinta kepada pasangan bukanlah hal yang sulit.

Jatuh cinta merupakan hal yang sangat alami dan pengalaman yang begitu

spontan. Ngga perlu berbuat apapun

Makanya dikatakan "jatuh" cinta!



Orang yang sedang kasmaran kadang mengatakan "aku mabuk cinta"

Bayangkan eksprisi tersebut!

Seakan-akan anda sedang berdiri tanpa melakukan apapun lalu tiba-tiba

sesuatu datang dan terjadi begitu saja pada anda.



Jatuh cinta itu mudah.

Sesuatu yang pasif dan spontan.

Tapi?

Setelah beberapa tahun perkawinan, gempita cinta itu pun akan pudar..

perubahan ini merupakan siklus alamiah dan terjadi pada SEMUA ikatan.



Perlahan tapi pasti.. telpon darinya menjadi hal yang merepotkan,

belaiannya ngga selalu diharapkan dan sikap-sikapnya yang besemangat

bukannya jadi hal yang manis, tapi malah nambahin penat yang ada..



Gejala-gejala pada tahapan ini bervariasi pada masing-masing individu,

namun bila anda memikirkan tentang rumah tangga anda,

anda akan mendapati perbedaaan yang dramatis antara tahap awal ikatan,

pada saat anda jatuh cinta, dengan kepenatan-kepenatan bahkan kemarahan

pada tahapan-tahapan selanjutnya.



Dan pada situasi inilah pertanyaan "Did I marry the right person?" mulai

muncul, baik dari anda atau dari pasangan anda, atau dari keduanya..

Nah Lho!



Dan ketika anda maupun pasangan anda mencoba merefleksikan eforia cinta

yang pernah terjadi.. anda mungkin mulai berhasrat menyelami

eforia-eforia cinta itu dengan orang lain.

Dan ketika pernikahan itu akhirnya kandas?

Masing-masing sibuk menyalahkan pasangannya atas ketidakbahagiaan itu

dan mencari pelampiasan diluar.

Berbagai macam cara, bentuk dan ukuran untuk pelampiasan ini.

Mengingkari kesetiaan merupakan hal yang paling jelas.



Sebagian orang memilih untuk menyibukan diri dengan pekerjaannya,

hobinya, pertemanannya, nonton TVsampe TVnya bosen ditonton, ataupun hal-

hal yang menyolok lainnya.



Tapi tau ngga?!

Bahwa jawaban atas dilema ini ngga ada diluar, justru jawaban ini hanya

ada di dalam pernikahan itu sendiri.



Selingkuh?? Ya mungkin itu jawabannya

Saya ngga mengatakan kalo anda ngga boleh ataupun ngga bisa selingkuh,

Anda bisa!



Bisa saja ataupun boleh saja anda selingkuh, dan pada saat itu anda akan

merasa lebih baik.

Tapi itu bersifat temporer, dan setelah beberapa tahun anda akan

mengalami kondisi yang sama (seperti sebelumnya pada perkawinan anda).

Perselingkuhan yang dilakukan sama dengan proses berpacaran yang pernah

anda lakukan dengan pasangan anda, penuh gairah.

Tetapi, seandainya proses itu dilanjutkan, maka anda akan mendapati

keadaan yang sama dengan pernikahan anda sekarang.

Itu adalah siklus...



Karena.. (pahamilah dengan seksama hal ini) ..



KUNCI SUKSES PERNIKAHAN BUKANLAH MENEMUKAN ORANG YANG TEPAT,

NAMUN KUNCINYA ADALAH BAGAIMANA BELAJAR

MENCINTAI ORANG YANG ANDA TEMUKAN DAN TERUS MENERUS..!



Cinta bukanlah hal yang PASIF ataupun pengalaman yang spontan

Cinta NGGA AKAN PERNAH begitu saja terjadi!

Kita ngga akan bisa MENEMUKAN cinta yang selamanya

Kita harus MENGUSAHAKANNYA dari hari ke hari.



Benar juga ungkapan "diperbudak cinta"

Karena cinta itu BUTUH waktu, usaha, dan energi.

Dan yang paling penting, cinta itu butuh sikap BIJAK

Kita harus tahu benar APA YANG HARUS DILAKUKAN agar rumah tangga

berjalan dengan baik .



Jangan membuat kesalahan untuk hal yang satu ini.

Cinta bukanlah MISTERI



Ada beberapa hal spesifik yang bisa dilakukan (dengan

ataupun tanpa pasangan anda) agar rumah tangga berjalan lancar.

Sama halnya dengan hukum alam pada ilmu fisika (seperti gaya Grafitasi),

dalam suatu ikatan rumah tangga juga ada hukumnya.

Sama halnya dengan diet yang tepat dan olahraga yang benar dapat membuat

tubuh kita lebih kuat, beberapa kebiasaan dalam hubungan rumah tangga

juga DAPAT membuat rumah tangga itu lebih kuat.

Ini merupakan reaksi sebab akibat.



Jika kita tahu dan mau menerapkan hukum-hukum tersebut, tentulah kita

bisa "MEMBUAT" cinta bukan "JATUH".



Karena cinta dalam pernikahan sesungguhnya merupakan

sebuah DECISION,

dan bukan cuma PERASAAN..!



jika ia sebuah cinta.....

ia tidak mendengar...

namun senantiasa bergetar....



jika ia sebuah cinta.....

ia tidak buta..

namun senantiasa melihat dan merasa..



jika ia sebuah cinta.....

ia tidak menyiksa..

namun senantiasa menguji..



jika ia sebuah cinta.....

ia tidak memaksa..

namun senantiasa berusaha..



jika ia sebuah cinta.....

ia tidak cantik..

namun senantiasa menarik..



jika ia sebuah cinta.....

ia tidak datang dengan kata-kata..

namun senantiasa menghampiri dengan

hati..



jika ia sebuah cinta.....

ia tidak terucap dengan kata..

namun senantiasa hadir dengan sinar

mata..



jika ia sebuah cinta.....

ia tidak hanya berjanji..

namun senantiasa mencoba

memenangi..



jika ia sebuah cinta.....

ia mungkin tidak suci..

namun senantiasa tulus..



jika ia sebuah cinta......

ia tidak hadir karena permintaan..

namun hadir karena ketentuan...



jika ia sebuah cinta.....

ia tidak hadir dengan kekayaan dan

kebendaan...

namun hadir karena pengorbanan dan

kesetiaan..



Cintailah pasangan anda, seperti anda ingin dicintai olehnya

Setialah pada pasangan anda, seperti anda ingin mendapatkan kesetiannya

RED SQUARE JAKARTA
Bikini Beach Party

Party yang hanya diisi spinning DJ pada akhirnya menimbulkan rasa jenuh bagi kalangan partygoers. Keadaan ini sesungguhnya sudah dirasakan pengelola club, terutama pada waktu-waktu tertentu. Red Square Jakarta, salah satunya. Demi mengobati rasa jenuh tamu-tamunya, club yang berada di Senayan Arcadia ini, Kamis, 9 Oktober 2008, lalu menggelar party bertajuk Bikini Beach Party. Tentu saja dampaknya jelas terlihat. Karena party malam itu diisi penampilan POPULAR Babes yang cantik-cantik dan seksi, yakni Nathalie, Novieta, Lanny dan Ghisva. Hanya mengenakan bikini, keempat model ini berlenggak-lenggok di atas meja bar yang difungsikan sebagai catwalk. Sesekali mereka juga memeragakan gerakan-gerakan yang mampu membuat tamu-tamu pria menahan nafasnya. Aksi spinning resident DJ Reza turut mempengaruhi gerakan-gerakan para model. Penampilan para model yang berlangsung dua sequel ini ternyata mampu mengobati rasa jenuh partygoers, sekaligus meramaikan venue. HENDRA FOTO FAJAR

BLOWFISH SURABAYA
Wake Up Party with POPULAR Babes

Party people Surabaya kembali dihentak oleh aksi panggung POPULAR Babes, Jumat, 17 Oktober 2008, lalu. Lima model cantik dan sexy, Nathalie, Novieta, Lanny, Febyola, dan Bebby tampil all out menghibur tamu-tamu Blowfish dengan aksi panggung dan gerakan-gerakan memikat. Pertama-tama, secara bergantian mereka muncul mengenakan tank top bertuliskan POPULAR Babes di dada. Sambil mengikuti alunan musik yang dimainkan resident DJ, kelima model yang berada pada posisi berbeda, langsung melakukan gerakan-gerakan yang cukup atraktif. Beberapa tamu pria yang berada di dekat sang model langsung mengarahkan handphone dengan tujuan memotret atau merekam gerakan mereka. Di sudut lain terlihat tamu-tamu asyik menggoyang-goyangkan tubuhnya menyesuaikan dengan beat-beat musik yang dimainkan DJ. Pada sesi kedua, penampilan model makin membuat tamu terkesima. Mengenakan kemeja putih yang diikat di atas pinggang dan dipadu hot pant, para model terlihat makin sexy. Meski gerakan mereka masih dalam koridor kepatutan, tamu-tamu terlihat antusias menyaksikan penampilan mereka di booth DJ maupun di atas meja bar. Saat party berakhir menjelang dini hari, tamu-tamu terlihat masih terbawa suasana gerakan-gerakan yang dibawakan para model. HENDRA

CAESAR JOGJA
Wet Party

Sepertinya kehadiran POPULAR Babes betul-betul ditunggu oleh partygoers Jogja. Rasa penasaran dan tak sabar bercampur menjadi satu. Saat disco time dimulai selepas pukul 23.00, dance floor sudah mulai dipadati crowd. Semua table dan sofa bahkan sudah ditulis kata ‘Reserved’. MC yang berada di samping DJ beberapa kali menyebutkan bahwa malam itu akan tampil POPULAR Babes yang cantik dan sexy. Mereka adalah Nathalie, Novieta, Lanny dan Kanaya. Ketika saatnya tiba, MC pun meminta POPULAR Babes naik ke atas stage yang melingkar. Sorak sorai pun langsung membahana malam itu. Crowd yang memenuhi Caesar Club, tempat party berlangsung, justru semakin penasaran. Maklum, sesi pertama penampilan model masih belum mencerminkan tema party malam itu, yakni ‘Wet Party’. Kondisi ini memang disengaja karena implemenasi tema berlangsung pada sesi kedua, di mana tamu sengaja dibuat penasaran dan tetap stay. Saat yang ditunggu tiba ketika ‘pancuran’ yang dipasang di area stage mulai mengucurkan air. Satu persatu model pun melepas baju sehingga yang tinggal hanya swimsuit saja. Sambil mempermainkan air pancuran, dan dalam keadaan basah, para model terus menggoyang-goyangkan tubuh mengikuti spinning DJ Ferry. Sebuah pertunjukan kreatif yang diusung club trendsetter Jogja demi memuaskan crowd-nya. HENDRA

Ubud Writers & Readers Festival
Didukung Jacob’s Creek

Untuk kesekian kalinya, pertemuan penulis dan dunia sastra internasional berlangsung di Ubud Bali, 14-19 Oktober 2008. Event ini lebih dikenal dengan nama Ubud Writers & Readers Festival, dan disebut sebagai one of the top six literary festivals in the world oleh majalah Harper's Bazaar, Inggris. Tema yang diangkat tahun ini adalah Trihita karana, konsep umat Hindu Bali yang menggambarkan hubungan yang harmonis antara Tuhan, manusia, dan alam. Bagi Pernod Ricard Indonesia, principal Jacob’s Creek wine di Indonesia, acara budaya yang diikuti para penulis terbaik di dunia ini sangat menarik perhatian. Dari para penulis inilah masyarakat internasional mendapat informasi terbaik di bidang sastra dan kebudayaan. Salah satu bentuk dukungan yang diberikan Jacob’s Creek di antaranya menjamu para peserta dalam sebuah dinner party di Caswa Luna Resto, Ubud, sambil menikmati Jacob’s Creek wine yang begitu populer. Tak kurang dari 60 penulis dari berbagai negara serta lima penulis terkenal dari tanah air, mengikuti kegiatan tersebut. Penulis dari Indonesia antara lain Ahmad Tohari, Anand Khrisna, Made Sujaya, Gde Prama, Dyah Merta dan Bondan Manurung. Dari mancanegara ada Lijia Zhang (China), Bernice Chauly (Malaysia), Alberto Ruy Sanchez (Meksiko) dan Faith Adiele (USA). HD

The Ritz-Carlton Jakarta
The Premium Whisky Dinner

Tak kurang dari 70 profesional muda yang bergerak di bidang hospitality industry mengikuti The Premium Whisky Dinner, di The Ritz-Carlton Jakarta, Pasific Place, 22 Oktober 2008. Kegiatan yang diselenggarakan Pernod Ricard Indonesia, principal berbagai minuman premium di Indonesia, dimaksudkan sebagai wujud terima kasih kepada pihak-pihak yang telah ikut serta dalam mempromosikan minuman dari Pernod Ricard Indonesia. Saat dinner berlangsung, para undangan diajak menikmati minuman Chivas Regal 12, Chivas Regal 18 dan Glenlivet. Sebelum makan malam berlangsung, The Chivas Ambassador, Mr Rob Gray, memberikan sambutan perihal minuman Chivas Regal. Para undangan juga dihibur penampilan penari yang mengenakan busana khas masyarakat Skotlandia dan busana pramusaji. Penyanyi Asti & Friend’s tampil dengan lagu-lagu yang tepat dinikmati sambil santap malam. Hidangan yang disajikan antara lain Seared Sage Seasoned Foie Gras, Walnut Onion Pear Chutney (hidangan pembuka), Warm Smoke Salmon, Paprika Oil Ratatouille, Juniper Berry Beurre Blanc (hidangan utama), Dried Miso Grilled Prawns, Beef Pancetta Parmesan Layered Saffron Pasta (hidangan kedua), dan Tasting Plate; Bread butter Pudding, Glenlivet Sultanas, Chocolate Prune Mousse, Gingerbread Crème Brulee (hidangan penutup). HD

Villar Presiden RFEF
Prioritaskan PD 2018

Pada hari pertama sejak terpilih secara aklamasi sebagai Presiden Federasi Sepakbola Spanyol keenam kali berturut-turut, Angel Maria Villar langsung menyusun prioritas untuk 10 tahun ke depan.

Angel Maria Villar, yakin menggelar PD 2018. (Foto: AFP)

“Salah satu target fundamental kami adalah menghadirkan Piala Dunia 2018 di Spanyol,” kata Villar seperti dikutip La Vanguardia. “Dengan memiliki federasi yang bersatu, pemerintahan yang bersatu, serta masyarakat Spanyol yang bersatu, tawaran kami bakal sulit dikalahkan.”

Soal persatuan dan rasa nasionalisme, bisa dibilang Spanyol memang sedang tinggi-tingginya. Ini tak lepas dari kesuksesan olahraga mereka. Mulai era Fernando Alonso di arena balap F1, Rafael Nadal di lapangan tenis, Pau Gasol dkk. di cabang basket, Iker Casillas cs. di rumput hijau, dan terakhir armada Emilio Sanchez di panggung Piala Davis.

Kemampuan tampil sebagai satu unit yang utuh meski berbeda asal-usul ini, yang dalam beberapa dekade terakhir dianggap menghambat prestasi Espana, membuat kepercayaan dunia terhadap Spanyol terus menebal. Villar melihat ini sebagai momentum tepat untuk mengajukan bidding lisan PD 2018.

“Hal pertama yang akan saya lakukan adalah segera mengontak menteri negara urusan olahraga guna membicarakan masa depan persepakbolaan Spanyol serta bidding yang selalu mendapat dukungan pihak kementerian,” lanjut Villar.

Setelah mentas di Afrika Selatan pada 2010, lalu Brasil pada 2014, atas penunjukan Presiden FIFA, Sepp Blatter, ajang empat tahunan ini memang akan kembali ke Benua Eropa pada 2018. Spanyol punya segala persyaratan guna menggelar event yang terakhir mereka pentaskan pada 1982 itu.

Untuk mendapatkan anggukan FIFA, yang biasanya mengetuk palu enam hingga delapan tahun menjelang perhelatan, Spanyol bakal beradu melawan Inggris, Australia, Rusia, Qatar, dan Belanda-Belgia. Beredar kabar, Spanyol pun akan berduet dengan Portugal. Namun, hal ini dibantah Villar. “Anda akan lihat saat kami mengajukan bidding resmi nanti,” tuturnya lagi. (Sapto Haryo Rajasa)

-----


Matchday 5 Grup E-H
Raul Sempurnakan Malam

Pada tiga matchday awal Liga Champion, asa yang diusung klub-klub nonunggulan sempat membubung tinggi. Namun, pada dua matchday terakhir, kaki mereka yang sempat melayang dipaksa menjejak bumi karena keperkasaan para unggulan.

Setelah Juventus memastikan satu tempat di babak 16 besar sejak dua pekan lalu, giliran tujuh klub berlabel unggulan menyusul langkah mulus Super Juve. Pada matchday 5, Selasa (25/11), ketujuhnya sama-sama mengantungi kemenangan.

Juve sendiri hanya bermain imbang tanpa gol di Stadion Petrovsky, Moskow. Tetapi, hasil kacamata ini cukup untuk menutup pintu knock-out stage bagi Zenit St. Petersburg, si empunya rumah. Apa pasal? Dua jam kemudian Real Madrid sukses memukul BATE Borisov 1-0 di Belarusia.

Dua hasil itu secara otomatis menutup kuota Grup H. Zenit pun telah dipastikan merebut jatah lungsuran ke babak 32 besar Piala UEFA, terlepas dari hasil apa yang mereka petik kontra Madrid di matchday 6. Keunggulan head to head atas BATE praktis memenangkan Zenit.

Villarreal dan Manchester United, yang berbagi angka lewat skor imbang tanpa gol di El Madrigal, pun sama-sama sudah memastikan lolos. AAlborg juga sudah menggenggam tiket Piala UEFA setelah kemenangan 2-1 atas Glasgow Celtic. Grup E ini tinggal mencari siapa yang bakal nongkrong di pucuk klasemen.

Di Grup G, kemenangan Arsenal atas Dinamo Kyiv dan sukses tandang Porto di Fenerbahce memastikan The Gunners dan O Dragao melaju. Jika Fener dan Kyiv harus puas berebut tempat di Piala UEFA, pada matchday pamungkas nanti Porto kudu berduel dengan Arsenal untuk memuncaki grup.

Situasi similar muncul di Grup F tatkala Olympique Lyon dan Bayern Muenchen bakal berebut status juara grup pascakemenangan mereka. So, ini menyisakan duel meet di laga penutup. Baik bagi mereka maupun untuk Steaua Bucuresti dan Fiorentina.

“Banyak faktor memusuhi kami malam ini (cuaca minus 20 derajat celcius). Namun, hasil Juventus (kick-off lebih awal) agak menolong kami. Secara tak langsung beban untuk menang sedikit berkurang. Saya senang karena anak-anak bisa tampil baik,” ucap Bernd Schuster, pelatih Madrid, soal kemenangan pasukannya, di situs UEFA.

Jika harus menunjuk nama, mungkin Schuster akan mengarahkan jari telunjuknya pada Raul Gonzalez. El capitan mampu mengambil peran utama untuk mencetak gol kemenangan El Real. Di samping itu, Raul juga mempertajam rekor gol LC ke angka 62. Dalam rekor seluruh kompetisi antarklub Eropa, Raul kini sama-sama berdiri di tangga teratas, menyamai Filippo Inzaghi dengan 64 gol! (Sapto Haryo Rajasa)

Vid :
http://www.videoku.tv/action/viewvideo/5539/secondhand_serenada___fall_for_you/?ref=Belajar777

Membudayakan Disiplin Pada Diri Sendiri




“You don't have to change that much for it to make a great deal of difference. A few simple disciplines can have a major impact on how your life works out in the next 90 days, let alone in the next 12 months or the next 3 years.

– Anda tidak perlu berubah drastis untuk menciptakan perubahan besar dalam kehidupan Anda. Tetapi Anda hanya perlu menerapkan sedikit saja kedisiplinan, maka kehidupan Anda akan berubah pada 90 hari mendatang, bukan pada 12 bulan mendatang atau 3 tahun mendatang.” Jim Rohn

Saya sengaja mengutip ungkapan dari Jim Rohn tersebut sebagai pengantar bahwa betapapun kecil kedisiplinan yang kita terapkan dapat menciptakan perubahan yang signifikan dalam kehidupan kita. Bukan hanya Jim Rohn, para motivator dan pebisnis sukses di dunia ini mengungkapkan hal yang senada. Padahal kita semua menyadari bahwa kedisiplinan belum sepenuhnya menjadi budaya masyarakat kita.

Sebenarnya apa arti kedisiplinan sehingga memberikan dampak yang begitu besar? Saya berpendapat bahwa kedisiplinan adalah sikap mental untuk melakukan hal-hal yang seharusnya pada saat yang tepat dan benar-benar menghargai waktu. Mekipun pengertian disiplin sangat sederhana, tetapi agak sulit untuk menerapkan konsep-konsep kedisiplinan tadi hingga membudaya kedalam kehidupan kita sehari-hari.

Contohnya mungkin Anda sudah mempunyai rencana-rencana yang ingin Anda wujudkan dalam minggu-minggu ini. Tetapi selepas liburan panjang atau sebab-sebab lain; misalnya sudah puas dengan hasil pekerjaan yang lalu, merasa kehilangan momentum, menyerah, atau meragukan prospek yang tergambar sebelumnya, Anda justru menjadi kurang bersemangat untuk bekerja kembali atau malas untuk memulai dan mengulur-ulur waktu.

Yang pasti banyak faktor yang dapat mengurangi tingkat kedisiplinan kita. Tetapi bukan berarti kita tidak dapat bersikap disiplin. Sedikit demi sedikit kita dapat melatih diri hingga konsep-konsep kedisiplinan itu benar-benar membudaya kedalam kehidupan kita. Saya mempunyai sedikit gambaran mengenai tindakan-tindakan yang dapat memudahkan kita membudayakan kedisiplinan berdasarkan pengalaman dan pengamatan. Bila Anda berhasil melatih diri dengan menjalankan tip-tip di bawah ini, saya yakin Anda sudah mencapai kemajuan yang fantastis.

Tip yang pertama adalah memikirkan apa sebenarnya yang Anda inginkan. Saya yakin kita semua mempunyai banyak sekali keinginan. Putuskan keinginan yang paling memungkinkan Anda wujudkan sebagai target harian. Pastikan setiap hari Anda memiliki suatu target yang realistis, jelas dan spesifik. Pastikan juga Anda sudah berusaha maksimal dan berhasil merealisasikan target-target tersebut setiap hari. Cara ini akan melatih Anda bertindak disiplin, sebab Anda dituntut untuk memprioritaskan aktifitas-aktifitas yang memungkinkan tercapainya target-target tersebut.

Selanjutnya luangkan sedikit waktu untuk orang-orang yang Anda cintai, sedikitnya 5 sampai 10 menit di sela kesibukan setiap hari. Atau bila tidak sempat bertemu secara langsung, Anda dapat memanfaatkan sarana telekomunikasi, misalnya telpon, internet, dan lain sebagainya. Tindakan itu sebenarnya sangat sederhana, tetapi sangat tepat dan bermanfaat tidak saja terhadap hubungan eksternal melainkan memperbaiki hubungan dengan hati serta memenuhi kodrat kita sebagai mahluk yang membutuhkan cinta dan hubungan sosial.

Kemudian bila kita rutin melatih diri dengan berolah raga minimal 2-3 kali seminggu, berarti kita sudah melaksanakan program mendisiplinkan diri. Olah raga rutin menjadikan kesehatan kita membaik. Mensana in corporesano – didalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat pula. Bila kondisi kesehatan membaik, maka secara otomatis penampilan kita akan lebih bugar, kepercayaan dan tingkat energi kitapun akan meningkat untuk bertindak cepat dan tepat menangkap peluang yang ada. Maka segera putuskan jenis olah raga yang sesuai dengan kesehatan dan kesenangan Anda.

Pengalaman saya selama mengikuti latihan kemiliteran, setiap pagi saya harus bangun pagi dan melakukan marching atau berbaris sambil mengucapkan ‘kiri kanan’ dan lain sebagainya sampai ribuan kali. Saya kira dalam peperangan hanya ada kata membunuh atau dibunuh! Sedangkan latihan fisik, misalnya kegiatan marching seperti itu sama sekali tidak ada kaitannya dengan peperangan, dimana dalam organisasi itu kami dipersiapkan sebagai pasukan tempur. Belasan tahun berikutnya, saya baru menyadari bahwa proses latihan-latihan fisik tersebut telah menempa sikap mental saya untuk disiplin terhadap waktu serta gigih berjuang hingga menjadi yang terbaik meski harus menghadapi tantangan yang terberat sekalipun.

Sementara tips melatih kedisiplinan lainnya adalah dengan membiasakan diri hanya mengkonsumsi makanan yang sehat dan bergizi serta menerapkan pola makan yang baik. Bukan berarti makanan kita harus mahal atau dibeli dari restoran elit. Contoh makanan yang sehat dan bergizi adalah bermacam jenis buah dan sayuran. Bila makanan kita selalu sehat dan bergizi, maka dapat dipastikan energi dan vitalitas kita meningkat untuk mengerjakan tanggung jawab secara tepat dan cepat hingga mencapai hasil yang terbaik.

Proses saat beribadah kepada Tuhan YME merupakan apresiasi yang terdalam dan mendapatkan kedamaian hati. Tetapi beribadah atau mendekatkan diri kepada Tuhan YME sebenarnya juga merupakan latihan kedisiplinan yang paling utama. Contohnya umat Islam yang menjalankan ibadah 5 kali sehari, umat Kristiani sekali setiap hari Minggu, umat Buddha setiap pagi dan sore, dan lain sebagainya. Kepatuhan untuk melaksanakan rutinitas ibadah sesuai aturan agama tentu saja melatih kedisiplinan, sekaligus memperkaya hati dan jiwa kita dengan kedamaian, percaya diri, kreatifitas dan energi cinta Tuhan Yang Maha Kuasa.

Selain itu, seluruh agama di dunia ini tentu menganjurkan kita menjaga kebersihan baik secara internal maupun eksternal. Maka latihan kedisiplinan meliputi kebiasaan untuk menjaga kondisi di sekeliling kita agar selalu bersih dan teratur. Bila lingkungan kita bersih dan teratur, maka kita akan merasa lebih bebas dan senang, serta pikiran kita akan lebih jernih untuk menyelesaikan tugas dan mewujudkan target-target harian tadi.

Selepas kita mempraktekkan beberapa tips latihan mendisiplinkan diri seperti yang diuraikan diatas dan sudah mendapatkan kemajuan, maka tips latihan kedisiplinan pamungkasnya adalah menunda keinginan untuk berpuas diri. “One of the best ways to develop discipline is to delay gratification. – Cara terbaik untuk meningkatkan kedisiplinan adalah menunda keinginan untuk berpuas diri.” Penundaan bukan selalu pertanda buruk. Sebab penundaan untuk tidak berpuas diri dulu selama ini selalu menyebabkan karakter disiplin saya lahir kembali. Semakin saya gunakan prinsip tersebut, saya menciptakan semakin banyak kemajuan dalam hal keuangan, hubungan sosial, spiritual dan bisnis.

Saya ingin menegaskan bahwa kedisiplinan maupun kesuksesan menuntut kita melakukan hal-hal yang benar dan bukan hal-hal yang kita sukai. Sebuah pepatah mengatakan, “If you would live your life with ease; do what you ought, not what you please. – Jika kamu ingin mengisi kehidupanmu dengan kebahagiaan, maka selesaikan apa yang menjadi tanggung jawabmu, dan bukan hanya mengerjakan apa yang kau suka.” Meskipun melakukan hal yang benar awalnya tidak kita sukai. Tetapi bila kita mendisiplinkan diri dengan secara rutin melaksanakannya, maka berangsur-angsur kita akan menyukainya atau bahkan menjadi bagian dari kesadaran pribadi dan kita senang melakukannya.

Orang-orang yang sukses adalah orang-orang yang selalu menerapkan kedisiplinan dalam kehidupan mereka sehari-hari. Cobalah menerapkan kedisiplinan dalam kehidupan, dan Anda tidak akan pernah menyesal. Bila kedisiplinan sudah menjadi bagian dari kesadaran atau budaya pribadi kita, berarti kita sudah membangun dasar yang kehidupan yang kuat sebagai seorang yang sukses dan selalu bersemangat. Selamat mencoba.

FORBIDDEN CITI
L.A. Menthol Indie Remix Competition

Kontribusi dan konsistensi L.A. Menthol di dunia musik tak diragukan lagi. Setelah sukses dengan berbagai program musik yang melibatkan anak muda, kali ini L.A. Menthol Light menggelar L.A. Menthol IndieRemix Competition. Yakni sebuah kompetisi untuk menunjukkan kreatifitas dalam me-remix musik menjadi hasil karya yang unik. Kompetisi ini berbeda dan belum pernah ada di Indonesia sebelumnya. Peserta diberi kesempatan me-remix dua lagu menjadi musik ber-genre house, mulai dari progressive, trance, electro dan turunan lain dari genre house lainnya. Lagu yang di-remix adalah Don’t Blame It (Heinrich Manuever) dan She Pretend (Cascade) yang diambil dari L.A. Light Indiefest Compilation Album Volume 2. Untuk memperkenalkan ajang ini, digelarlah workshop yang diberikan DJ Hogi yang dilanjutkan dengan party di Forbidden City, 29 Oktober 2008, lalu. Sebagai DJ yang telah me-remix banyak lagu, DJ Hogi memberikan sejumlah materi seperti tips dan panduan meremix lagu, merubah aransemen lagu asli menjadi dance music, efek suara yang tepat untuk merubah aransemen, beat dan instrument programming, efektivitas hasil remix serta aransemen akhir, mixing & mastering. Pemenaang tak hanya mendapat uang tunai juga akan berkolaborasi dengan band Cascade/Heinrich Manuever dan DJ Hogi dalam sebuah party yang bakal digelar 12 Desember 2008 di Centro The Club. HENDRA FOTO FAJAR

X-ONE BOGOR
Saturday Xperience

Sama seperti yang sudah-sudah, Saturday Xperience selalu disesaki clubbing scene yang mengunjungi X-One Club. Regular event kreasi club yang berada di Jalan Pajajaran Bogor ini memang telah menjadi acara spesial oleh partygoers kota hujan tersebut. Event ini bahkan disebut-sebut mampu menyamai Jungle Night atau 3D Party yang pernah digelar. Kemeriahan Saturday Xperience terlihat saat penampilan DJ Alice Sofie, 25 Oktober 2008, lalu dalam party bertajuk Luxurious With DJ Alice Sofie. Malam itu, perempuan yang dikenal dengan Alice Norin itu tampil membius crowd kota hujan selama dua jam penuh. Dinginnya malam hilang seketika manakala hentakan musik tempo cepat yang dimainkan Alice mampu membuat clubbers menggoyang-goyangkan tubuh mereka. Apalagi sebelumnya, resident DJ Sapta, DJ Galieh, dan visual jockey (VJ) Ninjaskool telah membakar crowd dengan aksi spinning-nya saat disco time dimulai pada pukul 23.00. HENDRA FOTO FAJAR

WILLOW
Reload

Tak seperti party pada umumnya, suasana yang muncul di Willow, 17 Oktober 2008, malam, lalu terasa sebagai ajang unjuk kebolehan sejumlah DJ membawakan genre atau sub genre musik yang diusungnya. Boleh jadi karena malam itu merupakan special party hasil kerja JavaBass yang didukung operator selular ‘3’. JavaBass merupakan party organizer dan juga label pertama yang mengumpulkan DJ dan MC dalam wadah ‘Drum n Bass’ sehingga melahirkan album HomeGrown. Album yang masuk dalam kategori underground inilah yang di-launching malam itu. Album yang berisi 15 lagu ini mencakup seluruh sub genre Drum n Bass, seperti Atmospheric, Liquid, Jump-Up, Roller, Hard Step, Dub Step hingga Dark Core. Kemeriahan party makin terasa ketika DJ dan MC Drum n Bass yang mengisi album HomeGrown menghentak audience dengan aksi spinning yang memacu adrenalin. Para DJ itu adalah DLR, Random, Krezikultur, Celcius, Mr. Dymz, Javabass vs Kripik Peudeus, Dub Youth, DTX, Sketch feat Lisa, Yacko & NSG, Audesine, Mali feat DJ Scratchy, DJ Echa, Agrikulture dan Tranquility. HENDRA FOTO FAJAR

X2
The Jewel

SPINACH Records menggelar party dahsyat bertajuk ‘The Jewel’, di X2 club, Plasa Senayan, Jakarta, Sabtu (25/10). Malam itu suasana X2 betul-betul bergemuruh saat kaki-kaki jenjang 4 model POPULAR naik persis di hadapan DJ. Diterpa kilauan lampu, liukan tubuh Nathalie, Marlin, Beby, dan Thika benar-benar membuat crowd X2 menggila. Apalagi hentakan musik electro house yang dimainkan DJ Tiara begitu bersemangat dan atraktif. Ajang happening malam itu digelar Spinach sekaligus sebagai selebrasi birthday DJ Tiara yang ke 23. Wanita cantik dan seksi ini terkenal akan permainannya yang rapih, smooth, dan sangat atraktif dengan crowd. Selain DJ Tiara, clubbers juga dibuat histeris tak berkeputusan oleh penampilan MC Giri, MC Vibes, DJ Alice, DJ Romi, dan DJ Riri. Spinach Records sendiri menyabet beberapa perhargaan dalam ajang Ravelex Electronic Dance Music Awards (REDMA) 2008. Yaitu MC Of The Year (Giri), Electro DJ Of The Year (Bone), serta Management Artist Of The Year. FAISAL/ FOTO: SANTANA

RED SQUARE
Red Hot Sexy Dance Contest

DENTUMAN dance music Resident DJ Larry malam itu membuat empat wanita seksi berbalut swimsuit terlihat begitu bergairah. Pendaran cahaya berganti warna yang menyinari tubuh mereka dari bawah membuat pemandangan kian sensual. Inilah ajang Grand Final ‘Red Hot Sexy Dance Contest’ yang digelar Red Square Jakarta bekerjasama dengan POPULAR. Party yang digelar Kamis (30/10) ini menampilkan 4 finalis yang kesemuanya tampak sensual sehingga menyulitkan penilaian dewan juri. Ditengah sambutan gegap gempita clubbers, akhirnya Farah tampil sebagai juara. Selain parasnya yang manis, wanita ini terbukti sanggup berinteraksi dengan crowd dengan kemampuan dance-nya yang memikat. Now, please welcome Jakarta’s hottest club dancers..! FAISAL/ FOTO : SANTANA

CENTRO
Out Of Class

Centro Dharmawangsa menjadi begitu meriah dengan gelaran OUT OF CLASS. Sebuah gelaran yang menampilkan performa talent DJ-DJ berpotensi. Digelar pada awal bulan Oktober lalu, OUT OF CLASS (DJ School gathering) menampilkan, Audi Roro, Victoria Tjong (POPULAR Babe), Milka, Ogy, Aldy Aulia, Rama, Hunny dan Popeye. Tak pelak DJ-DJ potensial ini menampilkan keampuhan mereka meramu rangkaian nada-nada dan beat dalam musik yang membuat crowd Centro bergoyang. Penampilan memukau para newcomer DJ dibuka oleh hentakan irama penuh beat oleh Victoria Tjong. Ia menghangatkan suasana dengan besutan “DJ Take Me Away”. Permainannya di turntable ditingkahinya dengan ikut bernyanyi dan bergoyang gemulai. Setelah itu berturut-turut dilanjutkan dengan performa DJ lainnya. Penampilan delapan DJ itu memukau partygoers di kawasan selatan Jakarta tersebut. Prapanca FOTO JOANITA

Sengkarut Emosi Eks Skipper

Arsenal memastikan lolos ke 16 besar berkat kemenangan tipis 1-0 atas tamunya, Dynamo Kyiv. Sorotan duel matchday 5 ini tak pelak ada pada diri William Gallas. melebihi gol tunggal Nicklas Bendtner.

Memasuki lapangan tanpa ban kapten di lengannya, Gallas disorot lebih banyak dibanding pemain lain. Yang mendekati intensitas sorotan Gallas boleh jadi Francesc Fabregas, kapten terbaru The Gunners.

Inilah penampilan pertama Gallas tanpa status skipper. Arsene Wenger menunjuknya menjadi kapten pada 2007. Sang bos yang juga orang Prancis mencabutnya setelah bek 31 tahun itu mengkritik rekan-rekan setimnya pekan lampau.

Sebelum duel, Arsene Wenger menyatakan bahwa pencopotan itu lebih karena kritik itu, bukan Gallas sebagai persona, apalagi karena kualitas. Keputusan ini pun tampaknya akan bersifat permanen. Tanpa beban, Wenger memperkirakan Gallas akan menjadi lebih baik.

“Ia tidak berniat berbuat sesuatu yang merugikan, tapi telah menempatkan tim di bawah tekanan besar. Dalam kondisi ini, si pemain tak punya kesempatan lagi. Ia akan dilepaskan dari tanggung jawab. Itu akan membuatnya bebas sebagai pemain,” tutur The Professor di Sky Sports.

Belajar Banyak

Toh Wenger gembira atas dua hal berkaitan dengan Gallas pada laga tengah pekan ini. “Saya yakin fokusnya luar biasa. Kita bisa melihatnya tampil penuh komitmen. Saya pun senang para fan merespons dengan baik. Mereka mengingatnya sebagai kapten berkomitmen,” ucap Wenger.

Well, eks Chelsea ini toh sempat membuat pelatih dan suporter Gunners deg-degan juga. Tujuh menit menjelang jeda, Gallas kehilangan konsentrasi sehingga Ismael Bangoura mencuri bola dan melepaskan tembakan melengkung yang masih membentur tiang.

Di paruh kedua, Gallas malah menghadang tembakan Robin van Persie. Fokus yang membaik terlihat ketika ia mencetak gol di depan gawang. Namun, gol itu dianulir karena Gallas off-side.

Setelah duel, bek berdarah Guadeloupe itu tak mau berkomentar. “Malam ini kami memperlihatkan diri sebagai satu kesatuan. William telah menjadi pemimpin hebat bagi kami. Saya dapat belajar banyak dari dirinya,” tutur Cesc. (chrs)





Fergie Puji Wasit

Ada yang berbeda dengan sikap Sir Alex Ferguson usai matchday 5 antara Villarreal versus Manchester United (25/11). Biasanya pelatih yang sudah 22 tahun menangani Red Devils itu mengecam wasit karena membiarkan lawan bertindak brutal kepada Cristiano Ronaldo. Kini ia justru memuji sang pengadil di lapangan karena “melindungi” pemain kesayangannya itu.

Penilaian itu keluar dari mulut Fergie setelah melihat wasit Roberto Rosetti mengusir bek Villarreal, Joan Capdevila, yang melakukan pelanggaran terhadap Ronaldo.

“Ronaldo mendapat perlindungan dari seorang wasit yang tegas,” ucap Ferguson seperti dilansir ITV.

“Wasit yang bertugas sangat adil dan tegas terhadap kedua tim. Capdevila mungkin tidak akan mendapat kartu merah di Inggris,” lanjutnya.

Menurut Ferguson, interpretasi wasit di Inggris kerap menganggap Ronaldo melakukan diving karena terlalu banyak pemain yang melakukan pelanggaran terhadap gelandang asal Portugal tersebut.

“Ini merupakan bagian dari taktik. Seseorang akan melanggar Ronaldo, lantas yang lain melakukan hal yang sama sehingga wasit berpikir dia selalu melakukan diving,” jelas Ferguson. (wta)

Vid :
http://www.videoku.tv/action/viewvideo/4533/Simply_Sexy___Lingerie_Show___Fashion_TV/?ref=Belajar777