ATTITUDE
A - lways making today my best day
T - aking pride in a job well done
T - reating others with respect
I - solating my negative throughts
T - reating tasks as opportunities
U - tilizing my talents everyday
D - oing the job rigth the first time
E - xpecting positive outcomes daily
S - peaking well of others everyday
Rabu, 15 Oktober 2008
KARAKTER PENTING BAGI SEORANG PEMIMPIN
Ada tujuh karakter penting yang membuat seorang pemimpin dianut oleh karyawan atau bawahannya. Tujuh karakter penting itu saling terkait antara satu dengan yang lain. Sehingga ketujuh karakter ini tidak bisa dipisahkan. Apa saja tujuh hal itu?
Mitra bisnis, dalam business wisdom kesempatan ini saya ingin menelaah tentang kepemimpinan atau leadership. Apa sih yang membuat anak buah, karyawan, atau bawahan itu mau mendengarkan gaya kepemimpinan Anda.
Ada tujuh hal penting yang membuat seseorang itu mau dipimpin atau menurut kepada Anda.
Pertama, bila anda sebagai pemimpin memperlakukan mereka dengan rasa hormat. Tidak semua orang memang gila hormat, tetapi siapapun orangnya juga tidak mau untuk dihina. Kalau kita bisa memperlakukan karyawan atau bawahan kita dengan rasa hormat, maka mereka akan menghargai itu.
Kedua, seorang pemimpin harus bisa memberikan inspirasi kepada bawahannya. Pemimpin harus mampu memberikan inspirasi, visi, dan misi ke mana sebenarnya arah perjalanan kita. Kalau mau maju, apa pula yang diinginkan.
Ketiga, karyawan atau bawahan akan menurut bila Anda dapat mengajarkan sesuatu, memberikan sebuah ilmu atau kemampuan. Sehingga semuanya dapat belajar dan tumbuh menjadi karyawan yang lebih baik.
Keempat, pemimpin harus dapat mentoleransi sebuah kesalahan yang tentu saja bukan kesalahan yang sama dan telah dibuat berulang-ulang. Tetapi sebuah kesalahan yang terjadi sekali saja.
Kelima, pemimpin harus mau berkomunikasi dengan jujur dan terbuka. Karena kalau kita tidak mampu mengomunikasikan diri kita dengan bawahan, maka akan terjadi ketidakpastian dan salah paham di antara mereka.
Keenam, anak buah harus percaya terhadap apa yang dijalankan oleh pimpinannya. Kalau anak buah tidak percaya dan merasa bahwa pemimpinnya menipu, mau menangnya sendiri, mau enaknya saja, tetapi tidak mau bekerja dengan benar dan jujur, maka bawahannya tidak akan menurut.
Ketujuh, pimpinan harus mau melakukan apa yang telah diajarkan. Jadi kalau dia bilang harus hidup dengan baik, maka dia harus mempunyai cermin dari hidup yang baik itu. Kalau tidak, mereka akan menganggap Anda hanya berbicara tanpa memberikan contoh yang benar. Pemimpin yang baik harus mempunyai ketujuh karakter tersebut.
Demikian business wisdom hari ini. Semoga bermanfaat bagi Anda atau orang-orang di sekitar Anda. (Haryo)
8 Leadership Myths Tim Connor
It is unfortunate that many managers today fail to understand the role that leadership plays in the execution of their roles and responsibilities. Over the years I have read over 300 definitions of leadership. There are hundreds of books available on leadership and numerous seminars are held each year professing to teach people how to lead. And yet, many managers fail to grasp the importance of this critical attitude. (I have chosen to call leadership an attitude rather than a skill.)
This week I would like to talk about what leadership isn't or what I call the eight biggest leadership myths. If you are operating with any of these as your philosophy or fundamental approach to leadership you might want to take another look at how you are leading or think you are leading. If you are cont guilty of embracing any of the eight, congratulations, you are obviously well ahead of your management peers. Here are the eight.
1. Position or title does not equate to leadership. Just because you may be the CEO, President or a department head does not mean you have leadership attitudes or ability. There are a lot of people running organizations today whom I would not classify as good or even acceptable leaders.
2. Tenure or longevity does not equate to effective leadership capabilities. Just because you may have been with your organization for over thirty years does not mean you are an effective leader. Any success you might have had could have been timing, luck, pure effort, will or any combination of these.
3. You have to be willing to do any task that any of your employees are asked to do. Sure if the floor is dirty and the Janitor is sick and not at work someone needs to sweep the floor, but is that really your responsibility - to show your employees that you are not above this task. Your employees want a leader they can respect and trust not a back-up for the janitorial staff.
4. Leadership is an endowment or an education process. Leadership trust, respect and confidence are earned and not a set of mastered skill sets.
5. You can study your way to effective leadership. You can read all of the books on leadership and unless you are willing to let go of some of your beliefs, attitudes, prejudices, opinions or paradigms you can have all of the leadership knowledge in the world and still fail as a leader. Just look around you! This doesn't mean that you shouldn't study leadership but it does mean that study is not enough, it takes wisdom, understanding and execution.
6. You have to be a senior citizen with gray hair to be an effective leader. I know many executives who are still in their twenties and are model leaders.
7. That to be a leader you have to be in charge of something or someone. Leadership is not position. You can be the receptionist and have a leadership attitude about your roles and responsibilities. You can be in sales and have a leadership mindset about your tasks.
8. To lead you have to have followers. Leadership does not imply that you have to be in front of a group. If you are the only person working in a department you can still demonstrate leadership attitudes.
Tommaso Rocchi Pulih dari Cedera Saatnya Delio Rossi Bingung
Selama ini kondisi skuad Lazio tenang. Tidak ada yang perlu dipusingkan pelatih Delio Rossi menyangkut pilihan di lini depan. Posisi Mauro Zarate dan Goran Pandev sebagai starter aman karena mereka tidak punya pesaing. Suasana yang tenang itu akan segera berakhir.
Saatnya sudah tiba bagi Rossi untuk merasa pusing menentukan siapa pengawal lini depan timnya. Momen itu datang seiring kepulihan Tommaso Rocchi dari cedera yang dideritanya ketika membela tim nasional Italia U-23 di Olimpiade Beijing, Agustus lalu.
Rocchi merupakan pemain kesayangan tifosi karena konsisten mencetak gol. Pada musim 2005/06, ia membuat 16 gol. Catatannya stabil karena dalam dua musim berikutnya, Rocchi berturut-turut menyumbangkan 16 dan 14 gol. Pemain berusia 31 tahun itu juga tandem ideal Pandev selama ini.
Sekarang Rocchi sudah kembali. Dalam uji coba menghadapi Atletico Trivento, Sabtu (11/10), ia bermain selama 45 menit dan menyumbang satu gol. "Saya merasa baik dan siap bermain lagi," kata Rocchi kepada situs Datasport.
Peluang Tridente
Beranikah Rossi merusak harmoni Pandev-Zarate yang sudah terjalin apik selama enam giornata karena Rocchi sudah kembali? Rossi pasti dibuat pusing karena duet Pandev-Zarate terbukti efektif. Pasangan ini telah mencetak total 10 gol di Serie A.
Yang jadi masalah, Rocchi ternyata juga mampu berduet dengan Zarate. Dalam uji coba melawan Trivento, dua orang ini menjadi starter karena Pandev sedang memperkuat tim nasional Masedonia di kualifikasi Piala Dunia 2010. Mereka mencetak dua gol dan membawa Gli Aquilotti menang 9-1.
Satu solusi yang bisa dicoba Rossi adalah menurunkan tridente Rocchi-Pandev-Zarate. Pandev dapat sedikit diturunkan di belakang Rocchi-Zarate. Musim lalu, Lazio sudah mencoba taktik ini ketika Pandev mendukung duet Rocchi dan Rolando Bianchi. Apa pun jalan keluar yang kelak dipilih, Rossi harus lebih keras memutar otaknya. (wid)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar