ATTITUDE
A - lways making today my best day
T - aking pride in a job well done
T - reating others with respect
I - solating my negative throughts
T - reating tasks as opportunities
U - tilizing my talents everyday
D - oing the job rigth the first time
E - xpecting positive outcomes daily
S - peaking well of others everyday
Kamis, 25 September 2008
Bebas Memilih Takdir
Apakah saat ini anda sudah merasa sukses? Bahagiakah dengan kehidupan anda saat ini? Sudah tercapaikah semua yang anda impikan?Kira- kira kehidupan seperti apa yang ingin anda jalani? Bagaimana beranjak dari keadaan saat ini menuju keadaan Anda yang lebih baik? Apa saja yang harus anda perbuat untuk untuk memperbaiki kehidupan Anda sekarang? Sejumlah pertanyaan ini menunggu untuk kita renungkan bersama. Pertanyaan-pertanya an ini akan menjadi kunci dalam mengembangkan dan memaknai kembali hidup kita. Cobalah kita renungkan dengan mendalam apa saja yang sudah kita lewati dan terlewatkan oleh kita.
Sebenarnya apa yang kita harapkan di dunia ini? Apakah harta, kekuasaan atau jabatan? Cobalah tanya pada hati kita masing-masing. Adakah dengan harta hidup kita pasti tenang dan tentram? Sekiranya kita diberi jabatan dan kekuasaan, apakah menjadi jaminan kita bisa hidup dengan tenang?
Sekiranya boleh memberikan benang merah, apakah itu harta, kekayaan, kekuasaan jabatan semuanya tidak akan memberikan ketenangan hidup, kecuali kita bisa merasakan manfaat dan bahagia atas itu semua.
Selama kita beraktifitas sepanjang hari, kita bertemu dengan beragam tipikal manusia, ada orang kaya pemilik perusahaan-perusaha an besar, profesional yang sangat rapi dan berdasi, namun tidak sedikit dari saudara-saudara kita yang ternyata kurang beruntung secara finansial harus menjadi pengemis, pengangguran, atau bahkan melakukan tindak kriminal.
Kita juga sering mendengarkan atau membaca kisah sukses yang mengagumkan dari orang-orang seperti Bill Gates yang sukses dengan microsoftnya dan begitu juga Colonel Sanders dengan KFCnya, Ray Kroc dengan McDonaldnya.
Sebenarnya apakah yang membedakan mereka mereka yang sukses dan kaya dengan kita? Apakah mereka memang memilih untuk sukses atau memang sudah dilahirkan dalam keadaan kaya dan sukses?
Sebelumnya, pernahkah terpikir bahwa rasul dan para sahabat Nabi dan imam besar di waktu itu adalah orang yang sukses dan kaya raya. Pada usia yang relatif muda, Muhammad SAW dengan berbekal 22 ekor unta muda sebagai mas kawin pada saat meminang Khadijah untuk sebagai istrinya. Bayangkan betapa suksesnya bisnis beliau di usia 25 tahun. Kesuksesan Muhammad SAW tidak saja diakui dikalangan muslim saja, bahkan dunia mencatat keberhasilannya di segala bidang. Sebuah paduan kesuksesan dalam hal intelektualitas, religius dan militer secara bersamaan. Tidak ada seorang pun yang meragukannya.
Professor Jules Masserman, berpendapat bahwa Pasteur dan Salk adalah pemimpin dalam satu hal (intelektualitas- pen). Gandhi dan Konfusius pada hal lain serta Alexander, Caesar dan Hitler mungkin pemimpin pada kategori kedua dan ketiga (reliji dan militer-pen. ).Jesus dan Buddha mungkin hanya pada kategori kedua. Mungkin pemimpin terbesar sepanjang masa adalah Muhammad, yang sukses pada ketiga kategori sekaligus.
Bahkan karena kesuksesannya tersebut Beliau dinobatkan sebagai Pemimpin paling berpengaruh dalam sejarah kehidupan oleh Michael H Hart dalam bukunya The 100: A Ranking of The Most Influential Person in History. Michael Hart berkata : "Pilihan saya untuk menempatkan Muhammad pada urutan teratas mungkin mengejutkan semua pihak, tapi dialah satu-satunya orang yang sukses baik dalam tataran sekular maupun agama. (hal. 33).
Seorang ahli sejarah Lamar tine, dalam Histori de la Turquie menyatakan "Dunia telah menyaksikan banyak pribadi-pribadi agung. Namun, dari orang orang tersebut adalah orang yang sukses pada satu atau dua bidang saja misalnya agama atau militer. Hidup dan ajaran orang-orang ini seringkali terselimuti kabut waktu dan zaman. Begitu banyak spekulasi tentang waktu dan tempat lahir mereka, cara dan gaya hidup mereka, sifat dan detail ajaran mereka, serta tingkat dan ukuran kesuksesan mereka sehingga sulit bagi manusia untuk merekonstruksi ajaran dan hidup tokoh-tokoh ini. Tidak demikian dengan orang ini. Muhammad SAW telah begitu tinggi menggapai dalam berbagai bidang pikir dan perilaku manusia dalam sebuah episode cemerlang sejarah manusia. Setiap detil dari kehidupan pribadi dan ucapan-ucapannya telah secara akurat didokumentasikan dan dijaga dengan teliti sampai saat ini. Keaslian ajarannya begitu terjaga, tidak saja oleh karena penelusuran yang dilakukan para pengikut setianya tapi juga oleh para penentangnya. Muhammad adalah seorang agamawan, reformis sosial, teladan moral, administrator massa, sahabat setia, teman yang menyenangkan, suami yang penuh kasih dan seorang ayah yang penyayang - semua menjadi satu. Tiada lagi manusia dalam sejarah melebihi atau bahkan menyamainya dalam setiap aspek kehidupan tersebut - hanya dengan kepribadian seperti dialah keagungan seperti ini dapat diraih."
Pernahkah kita berpikir untuk mengikuti jejak beliau? Menjadikannya sebagi idola atau tokoh favorit untuk menjadi suri teladan kita dalam hidup ini? Jika suatu saat anda harus mengungsi di suatu daerah yang sama sekali anda tidak kenal, tanpa uang sepeserpun di tangan. Kemudian datanglah seorang konglomerat lokal menawarkan separuh dari asetnya buat anda. Kira-kira apakah akan anda terima sebagai wujud syukur atas rejeki dari Allah atau akan ada tolak karena waktu datang pertama kali sudah bertekad bulat ingin merintis usaha sendiri? Apakah kira-kira dengan cara begitu Anda akan sukses? Berabad-abad yang lalu kejadian ini pernah terjadi pada salah seorang sahabat Nabi Muhammad SAW. Siapa yang tak kenal dengan Abdurrahman bin Auf. Dikisahkan bahwa beliau adalah seorang entrepreneur sukses yang memiliki kecakapan dan insting berbisnis yang luar biasa. Saking jagonya dia berbisnis hingga dikatakan bahwa hartalah yang datang menghampiri mereka. Hal ini seperti perkataan abdurrahman Bin Auf yang berbunyi :"Saya tidak mengangkat batu, kecuali dibawahnya ada emas dan perak"
Beliau adalah tokoh populer sebagai sosok sahabat Rasulullah SAW yang terkenal dengan kemandiriannya dalam berbisnis. Ketika hijrah ke Madinah, Abdurrahman Bin Auf dipersaudarakan dengan Sa'ad Bin Rabi' Al Anshori, salah seorang kaya yang pemurah di Madinah. Pada saat itu Abdurrahman bin Auf sudah tidak memiliki apa-apa lagi. Suatu ketika Sa'd menawarkan hartanya akan dibagi dua, namun Abdurrahman menolak. Ia hanya minta ditunjukkan jalan ke pasar. Dan disanalah ia mulai berdagang mentega dan keju. Dalam waktu tidak berapa lama, dengan kecakapannya berdagang ia telah mendapatkan kekayaannya kembali. Bahkan hingga memiliki kafilah-kafilah yang pergi dan pulang membawa perdagangan. Selain Abdurrahman, dari kaum Muhajirin banyak juga yang telah melakukan hal yang sama. Sebenarnya karena kepandaian orang-orang Mekah itu dalam bidang perdagangan sampai ada orang yang mengatakan : dengan perdagangannya itu ia dapat mengubah pasir sahara menjadi emas.
Kunci sukses Abdurrahman adalah selalu berada di empat tempat. Di masjid untuk melakukan ibadah kepada Tuhan-Nya, di pasar untuk berbisnis, kemudian di rumah bersama keluarganya dan di medan perang. Seusai perang Badar, ia aktif kembali mengelola bisnisnya yang kian besar. Sebenarnya apa yang membedakannya dengan kita? Apakah sukses itu dipilih dan diraih ataukah beliau memang dilahirkan untuk sukses?
Contoh lain yang mungkin banyak kita tidak tahu adalah Konon Imam Abu Hanifah, selain sebagai imam mahdzab yang faqih dalam agama adalah seorang entrepreneur yang sukses. Abu Hanifah mengawali aktifitas entrepreneurnya dengan berjualan roti di pasar sampai pada akhirnya memiliki jasa keuangan
Dengan kepandaiannya, beliau mendedikasikan dirinya untuk mengajarkan islam kepada semua kalangan. Dan dengan bisnisnya yang luar biasa besarnya itu, beliau juga bisa memberikan beasiswa kepada seluruh murid-muridnya bahkan sampai keluar negeri dengan biaya penuh darinya.Dan jangan ditanya, assetnya pada saat itu jika dikurskan dengan nilai sekarang mencapai 1.7 trilliun.
Bagaimana beliau bisa sedemikian sukses? Apakah memang telah direncanakan Tuhan dari saat beliau dilahirkan ataukah sukses merupakan jalan yang dipilihnya? Sebenarnya apa yang membedakannya dengan kita? Apakah sukses itu dipilih dan diraih ataukah beliau memang dilahirkan untuk sukses?
Dalam era kekinian, pernahkah anda mendengar nama Muhammad Yunus dengan Grameen Bank? Beliau adalah pemenang Nobel Perdamaian 2006 atas usahanya yang tidak mengenal lelah mengentaskan kemiskinan di Bangladesh dengan mendirikan Grameen Bank, bank khusus untuk dan milik orang miskin.
Beliau awalnya hanyalah seorang professor di Fakultas Ekonomi Chittagong, yang sangat tersentuh hatinya tatkala melihat kenyataan hidup diluar. ketika Bangladesh terkena bencana kelaparan. Ia sangat terkejut menemui kenyataan bahwa keluarga miskin di sekitar kampusnya sebetulnya hanya butuh bantuan uang sangat sedikit untuk dapat mengubah hidup mereka. Ketika beliau memutuskan untuk membantu para ibu yang miskin tersebut dengan meminjaminya uang untuk modal kerja. Tak kurang dari 42 orang senasib berhasil dikumpulkan dengan jumlah pinjaman kurang dari US$27! oleh Muhammad Yunus. "Ya, Tuhan! Ya Tuhan! Seluruh derita semua keluarga itu hanya karena tidak ada uang dua puluh tujuh dollar!" serunya dalam hati. Malamnya ia tidak bisa tidur karena merasa muak dengan dirinya sendiri. Ia sangat shock menemui kenyataan betapa ia mengajarkan teori-teori indah tentang ekonomi dan bicara tentang uang ratusan juta dollar sementara di luar kampusnya ia menemui orang-orang yang begitu miskinnya karena terjerat oleh rentenir. Beliau kemudian memutuskan untuk mendirikan Grameen Bank, Bank for the Poor, untuk membantu para orang miskin tersebut.
Tanpa rasa ketakutan bahwa orang miskin yang diberi pinjaman tersebut akan mengemplang layaknya "bos-bos penggelap dana BLBI" grameen bank terus berkembang hingga Pada tahun 2006 , tiga puluh tahun setelah menapakkan langkah pertamanya di Jobra, Dhaka, Bangladesh, Grameen Bank telah menjadi bank independen dengan 1.181 cabang yang bekerja di 42.127 desa dengan staf sebanyak 11.777 orang. Grameen Bank kini telah melesat dan merambah ke berbagai sektor. Kini ada Grameen Phone dan Grameen Telecom, jaringan seluler nasional dengan 850.000 pelanggan dimana 24.000 adalah ponsel desa yang dioperasikan oleh ‘ibu-ibu ponsel'. Padahal tahun 1997 di seluruh Bangladesh, yang memiliki populasi sebear 120 juta, baru ada 97.000 SST sehingga memiliki ponsel adalah kemewahan luar biasa saat itu.
Sebenarnya apakah yang membedakan mereka- mereka yang sukses dengan kita? Apakah mereka memang memilih untuk sukses atau memang sudah dilahirkan dalam keadaan kaya dan sukses?
Manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang paling sempurna. Namun apakah kita semua menyadarinya dan dengan penuh kesadaran dan bertindak dengan tepat?. Jika kita diciptakan dengan begitu sempurnanya, kenapa ada yang sukses, ada yang gagal, ada yang miskin ada yang kaya dan ada pula yang menyerah ditengah jalan. Jadi sebenarnya apakah manusia diberi kebebasan memilih atau hanya menjalankan peran yang diberikan? Adakah kemungkinan diberi kesempatan mengubah peran tersebut di tengah jalan atau sekedar mengalir laksana air?
Mulailah bertanya pada diri sendiri ; Apakah kita merasa dipaksa oleh seseorang atau sesuatu untuk memilih pekerjaan yang saat ini kita geluti , apakah kita memilih pasangan hidup yang kita inginkan? dan berbagai pertanyaan serupa lainnya. Dari sini akan tampak jelas jawaban tentang apakah kita memang benar-benar bebas memilih atau sudah ditentukan?. Mari kita telaah kembali Firman Allah, "Artinya : Maka barangsiapa menghendaki, maka dia mengambil jalan menuju Rabb-Nya" [An-Naba : 39] Dan firman Allah. "Artinya : Sebagian dari kamu ada orang yang menghendaki dunia dan sebagian dari kamu ada orang yang menghendaki akhirat" [Ali-Imran : 152] Dan firman Allah. "Artinya : Barangsiapa menghendaki akhirat dan menempuh jalan kepadanya dan dia beriman, maka semua perbuatannya disyukuri (diterima)". [Al-Isra' : 19] Dengan kita berkehendak dan menentukan pilihan, maka sebenarnya kita telah ikut andil dalam proses perencanaan terhadap pencapaian pilihan tersebut oleh kekuatan yang lebih besar. Saat kita memilih dan berencana pada hakikatnya kita telah mengetuk salah satu pintu dari banyak pintu yang tersedia. Dan hanya Allahlah pemilik segala pintu, dan dengan kuasa-Nyalah pintu tersebut akan terbuka.
Kebetulan itu tidak ada di dunia ini, semuanya telah terencana dengan sempurna, hanya saja apakah kita mampu menangkap pilihan yang tepat atau tidak.
Sesungguhnya segala perbuatan dan tindakan yang kita lakukan dengan akal sehat merupakan hasil dari kebebasan memilih
Mulai saat ini yakinlah bahwa semua yang membutuhkan peranan akal/pikiran sehat adalah pilihan. Begitu juga dengan hidup, hidup seperti apa yang ingin kita ciptakan merupakan pilihan kita masing-masing. Tantangan terbesar bagi kita adalah bagaimana memilih peran, tujuan yang tepat dengan segala apa yang kita punya.
Jangan pernah lupa bahwa kita diberikan modal paling lengkap dibanding makhluk lainnya.Bayangkanla h seekor cacing dalam mengarungi hidup, tanpa tangan dan kaki dia tetap sanggup bertahan hidup. Tidak pernah kita mendengar ada cacing yang "menyerah" kepada kehidupan. Bahkan saat cacing kita tangkap untuk umpan memancing ikan, sampai titik darah penghabisan dia berusaha melarikan diri dan bertahan hidup.
Atau belajarlah dari induk burung. Dengan segala susah payah dia mencari makanan untuk anak-anaknya dalam sangkar. Jikapun dia belum mendapatkan makanan, dengan perut keroncongan dia tetap bersemangat berusaha mencari makanan untuk kelangsungan hidup anak-anaknya. Tidak pernah kita dengar sebuah burung "bunuh diri" dengan menjatuhkan diri ke tebing yang curam. Bayangkan.
Jika kita berpikir kita bisa, maka kita telah memilih untuk bisa mengerjakannya. Pada saat kita merencanakan sesuatu maka sebenarnya kita telah mengambil keputusan untuk berhasil meraihnya. Disaat kita menginginkan sesuatu sebenarnya kita telah memilihnya untuk kita miliki. Sadarilah mulai saat ini, sukses adalah pilihan dan hak setiap orang. Bahkan sukses adalah default setting atas penciptaan kita. Saya, Anda, atau siapa pun dia memiliki hak yang sama untuk meraih kesuksesan.
Bahkan setiap orang memiliki kesempatan dan peluang yang sama. Setiap orang tanpa terkecuali diberi waktu 24 jam dalam sehari untuk mewujudkan segala cita-cita dan harapannya. Selain waktu, Tuhan juga memberi bekal yang sangat komplit untuk meraih kesuksesan, kita diberi akal pikiran dimana dengannya kita berpikir dan menganalisa masalah serta belajar dari setiap kejadian.
Kita dibekali oleh hati dan perasaan untuk membedakan mana yang benar dan salah, kita diberkati dengan keluarga yang selalu mendukung dan mendoakan serta tentunya ridla dari penguasa alam semesta Allah SWT. Jika sudah demikian adanya, kenapa kita takut gagal. Kita seharusnya sukses dengan modal selengkap itu melebihi kesuksesan makhluk yang lain. Sukses tidak hanya tercapainya suatu target, lebih dari perkembangan menuju tingkat yang lebih baik dari hari sebelumnya. Anda pun bisa menjadi lebih sukses, lebih sejahtera, dan lebih bahagia karenanya.
Engkau berpikir tentang dirimu sebagai seonggok materi semata, padahal di dalam dirimu tersimpan kekuatan tak terbatas. (Imam Ali bin Abi Thalib)
(Diambil dari Muhammad’s Hidden Treasure : 8 Rahasia menuju sukses tanpa batas
MENYALAHKAN SEBENARNYA TIDAK PENTING"
> Aku baru masuk kuliah saat bertemu dengan Keluarga White.
>
> Mereka sangat berbeda dengan keluargaku, namun aku langsung merasa
> betah bersama mereka.
>
> Aku dan Jane White berteman di sekolah, dan keluarganya menyambutku-
> orang luar-seperti sepupu jauh.
>
> Dalam keluargaku, jika ada masalah, menyalahkan orang itu selalu penting.
>
> "Siapa yang melakukan ini?" ibuku membentak melihat dapur berantakan.
>
> "lni semua salahmu, Katharine," ayahku berkeras jika kucing berhasil
> keluar rumah atau mesin cuci piring rusak.
>
> Sejak kami kecil, aku dan saudara-saudaraku saling mengadu.
>
> Kami menyiapkan kursi untuk si Terdakwa di meja makan.
>
> Tapi Keluarga White tidak mencemaskan siapa berbuat apa. Mereka
> merapikan yang berantakan dan melanjutkan hidup mereka.
>
> lndahnya hal ini kusadari penuh pada musim panas ketika Jane meninggal.
>
> Keluarga White memiliki enam anak: tiga lelaki, tiga perempuan.
>
> Satu putranya meninggal saat masih kecil, mungkin karena itulah
> kelima yang tersisa menjadi dekat.
>
> Di bulan Juli, aku dan tiga putri White memutuskan berjalan-jalan
> naik mobil dari rumah mereka di Florida ke New York .
>
> Dua yang tertua, Sarah dan Jane, adalah mahasiswa, dan yang terkecil,
> Amy, baru menginjak enam belas tahun.
>
> Sebagai pemilik SIM baru yang bangga, Amy gembira ingin melatih
> keterampilan mengemudinya selama perjalanan itu.
>
> Dengan tawanya yang lucu, ia memamerkan SIM-nya kepada siapa saja
> yang ditemuinya.
>
> Kedua kakaknya ikut mengemudikan mobil pada bagian pertama
> perjalanan, tapi saat mereka tiba di daerah yang berpenduduk jarang,
> mereka membolehkan Amy mengemudi.
>
> Di suatu tempat di South Carolina , kami keluar dari jalan tol untuk
> makan. Setelah makan, Amy mengemudi lagi. Ia tiba di perempatan dengan
> tanda stop untuk mobil dari arah kami. Entah ia gugup atau tidak
> memperhatikan atau tidak melihat tandanya tak akan ada yang tahu. Amy
> terus menerjang perempatan tanpa berhenti. Pengemudi trailer
> semi-traktor besar itu tak mampu mengerem pada waktunya, dan menabrak kendaraan kami.
> Jane langsung meninggal.
>
> Aku selamat hanya dengan sedikit memar.
>
> H a l tersulit yang kulakukan adalah menelepon Keluarga White dan
> memberitakan kecelakaan itu dan bahwa Jane meninggal.
>
> Sesakit apa pun perasaanku kehilangan seorang sahabat, aku tahu bagi
> mereka jauh lebih pedih kehilangan anak.
>
> Saat suami-istri White tiba di rumah sakit, mereka mendapatkan dua
> putri mereka di sebuah kamar.
>
> Kepala dibalut perban; kaki Amy digips.
>
> Mereka memeluk kami semua dan menitikkan air mata duka dan bahagia
> saat melihat putri mereka.
>
> Mereka menghapus air mata kedua putrinya dan menggoda Amy hingga
> tertawa sementara ia belajar menggunakan kruknya.
>
> Kepada kedua putri mereka, dan terutama kepada Amy, berulang-ulang
> mereka hanya berkata, "Kami gembira kalian masih hidup."
>
> Aku tercengang.
>
> Tak ada tuduhan.
>
> Tak ada tudingan.
>
> Kemudian, aku menanyakan Keluarga White mengapa mereka tak pernah
> membicarakan fakta bahwa Amy yang mengemudi dan melanggar rambu-rambu
> lalu lintas.
>
> Bu White berkata, "Jane sudah tiada, dan kami sangat merindukannya.
> Tak ada yang dapat kami katakan atau perbuat yang dapat
> menghidupkannya kembali. Tapi hidup Amy masih panjang. Bagaimana ia
> bisa menjalani hidup yang nyaman dan bahagia jika ia merasa kami
> menyalahkannya atas kematian kakaknya?"
>
> Mereka benar. Amy lulus kuliah dan menikah beberapa tahun yang lalu.
>
> Ia bekerja sebagai guru sekolah anak luar biasa.
>
> Putrinya sendiri sudah dua, yang tertua bernama Jane.
>
> Aku belajar dari Keluarga White bahwa menyalahkan sebenarnya tidak
> penting.
>
> Bahkan, kadang-kadang, tak ada gunanya sama sekali.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar