ATTITUDE
A - lways making today my best day
T - aking pride in a job well done
T - reating others with respect
I - solating my negative throughts
T - reating tasks as opportunities
U - tilizing my talents everyday
D - oing the job rigth the first time
E - xpecting positive outcomes daily
S - peaking well of others everyday
Jumat, 26 September 2008
Stress di Kantor ? Coba Gerakan Ini
Mendadak bos Anda datang sambil membawa tumpukan berkas. "Tom, bikin proposal penawaran secepatnya. Ini semua bahannya. Pelajari dan nanti jam 9 malam, proposal itu sudah ada di meja saya!" katanya. Ini adalah perintah yang Anda harus kerjakan. Tak peduli tiba-tiba bos Anda jadi lebih mirip monyet, atau wanita yang baru Anda kenal membuang jauh-jauh kartu nama Anda karena ingkar janji makan malam, atau timbunan rasa penat yang mendadak muncul, toh proposal itu harus selesai tepat pada waktunya.
Apa yang kita hadapi di kantor, di rumah, di jalan, terkadang membuat Anda mendadak stres. Belahan dada sekretaris bos yang sejak pagi menjadi hiburan hari ini, mendadak menjadi menyebalkan. Semuanya menyebalkan: Mulai dari komputer, pulpen, kopi, dinding, sepatu, AC, dan sebagainya.
Sebelum stres itu membunuh Anda, Caninews memberikan 4 jurus pamungkas yang mungkin bisa mengurangi rasa penat yang tiba-tiba muncul (tentu saja Anda tak berpikir konyol bahwa kami bisa mengurangi pekerjaan Anda kan?). Bahkan, membuka sejenak halaman Caninews, dan melupakan sejenak himpitan yang datang tiba-tiba, bisa menjadi obat yang manjur. Tapi baiklah, inilah empat cara pembunuh stres Anda:
1) BUAT LEHER ANDA RELAKS. Angkat tangan kiri Anda dan lingkarkan di atas kepala sampai menyentuh kuping kanan. Tarik kepala Anda ke arah kiri menjauhi bahu kanan, lalu tahan. Lakukan untuk sisi lainnya.
2) TEKAN TANGAN ANDA. Satukan telapak tangan Anda , dan tekan jari Anda secara bersamaan sambil menarik nafas.
Kemudian buang nafas ketika mengendurkan tekanan pada jemari Anda. Lakukan ini sebanyak lima atau enam kali.
3) ATUR MAKAN. Jika Anda sedang dalam keadaan stres berat, sebaiknya makanlah makanan yang rendah lemak dan kaya protein seperti ikan. Sebab, percayalah, stres bisa membuat nafsu makan Anda bertambah.
4) BERDIRI SAAT MENERIMA TELEPON. Anda akan meregangkan otot Anda dan bernafas lebih dalam, sehingga mengalirkan darah yang kaya akan oksigen lebih banyak ke otak Anda.
Ketika Anda berpikir bahwa gerakan ini begitu sederhana, cobalah di saat Anda merasa stres. Anda akan terkejut sendiri melihat efektivitas gerakan ini. Kami telah buktikan sendiri -sehingga mendadak, sekretaris yang menyebalkan itu menjadi cantik kembali. Hip... hip... hurrraaaa!!! !
Stress di tempat kerja: Kenali dan Kelola
Stress bisa dipicu masalah kecil, seperti bunyi telpon yang terus berdering, peralatan kantor yang sebentar-sebentar rusak, dan sebagainya. Atau lantaran masalah besar, seperti terlalu banyak atau terlalu sedikit pekerjaan, tidak menyukai pekerjaan, kekhawatiran bakal dipecat, atau tidak bisa akur dengan atasan. Umumnya, masalah-masalah besar mudah menyulut stress, sehingga orang menjadi merasa tidak bahagia dan kehilangan produktifitas. Namun stress dalam tingkatan yang tidak terlalu berat justru dapat merangsang orang untuk menjadi kreatif dan banyak akal. Tapi bila beban stress sudah terlalu berat, bukan hanya berdampak pada psikis namun juga pada fisik yang cukup parah.
Oleh karena itu, kenalilah sumber utama yang dapat memicu stress.
- Kewenangan Banyak studi menunjukkan bahwa pekerja yang merasa mempunyai tanggungjawab yang besar, namun hanya mempunyai sedikit kewenangan dalam pengambilan keputusan, beresiko mengalami masalah pembuluh jantung, dan berbaggai penyakit yang terkait dengan stress.
- Kompetensi Apakah Anda peduli pada kemampuan Anda untuk selalu tampil prima? Apakah Anda merasa cukup tertantang? Anda merasa tidak aman dengan pekerjaan Anda? Perasaan tidak aman pada perkerjaan adalah pemicu utama stress pada banyak pekerja.
- Kejelasan Perasaan ketidakpastian pada tugas-tugas, berbagai perubahan, atau ketidakjelasan tujuan perusahaan dapat memicu munculnya stress.
- Komunikasi Tekanan di tempat kerja sering diakibatkan oleh buruknya komunikasi, yang dapat berujung stress. Ketidakmampuan mengekpresikan kepedulian, frustasi, atau emosi dapat memicu stress.
- Dukungan Ketiadaan dukungan rekan kerja, akan mempersulit upaya mengatasi masalah-masalah dalam pekerjaan sehingga menyebabkan stress.
- Signifikansi Bila Anda mengganggap bahwa pekerjaan yang Anda lakukan tidak berharga dan tidak merasa bangga karenanya, Anda akan merasakan tekanan stress.
- Tanggungjawab bertambah Tambahan tanggungjawab kerja akan menambah tekanan stress.
Nah agar tidak menjadi korban deraan stress, maka Anda perlu mengelola stress di tempat kerja. Anda perlu berbuat sesuatu untuk memperingan tekanan yang bisa memicu stress
- Temui atasan Anda Sedikitnya setahun sekali (lebih sering lebih baik), Anda perlu membicarakan kinerja Anda dengan atasan. Sambil mencaritahu kelemahan yang perlu dibenahi dan kekuatan yang perlu dikembangkan, Anda dapat mencari "bocoran" tentang arah kebijakan perusahaan. Selain itu, Anda pun dapat mengkonfirmasikan isu-isu yang mungkin menyebabkan ketidaknayamanan dalam bekerja. Dengan demikian Anda dapat mempersiapakan diri Anda, untuk menghadapi hari-hari mendatang, tanpa terkaget-kaget.
- Atur waktu sebaik-baiknya Tinggalkan pekerjaan Anda di kantor, jangan dibawa ke rumah. Bila Anda sering mengorbankan waktu bebas untuk menyelesaikan pekerjaan, tanda-tanda stress adalah ganjaran yang bakal Anda dapatkan. Bila majikan Anda menawarkan jadwal kerja yang fleksibel, manfaatkan kesempatan tersebut dengan menyesuaikan gaya kerja Anda. Misal, datang lebih pagi agar bisa menikmati waktu istirahat siang yang lebih panjang, atau pulang lebih cepat. Manfaatkan wakktu luang tersebut untuk berolahraga atau bersantai.
- Matikan alat komunikasi Ponsel dan internet memungkinkan setiap orang untuk dihubungi setiap saat. Namun jangan biarkan teknologi menghapus batas antara waktu Anda dan jam kerja Anda. Tinggalkan ponsel Anda, atau putuskan untuk tidak menerima telepon ketika Anda sedang beristirahat, atau bersantai bersama keluarga. Hindari memeriksa e-mail kerja ketika sedang di rumah.
- Tahu kapan harus keluar Bila Anda merasa sangat menderita lantaran didera stress pekerjaan, dan saran di atas tidak berhasil, mungkin sudah saatnya Anda berpikir untuk berganti pekerjaan. Namun Anda harus yakin bahwa masalahnya ada pada perkerjaan atau pada Anda. Sebaiknya, Anda meluangkan waktu untuk mencari pekerjaan sebelum benar-benar mengundurkan diri. Menjadi pengangguran juga dapat menyebabkan stress. Idealnya, Anda telah mendapat pekerjaan baru sebelum mengundurkan diri, meskipun terkadang sulit terlaksana. Oleh karena itu putuskan, mana yang lebih baik; menjadi pengangguran atau menderita karena pekerjaan.
----------
Hindari 6 Pembunuh Karir Anda
6 hal itu tidak hanya akan menjadi perintang melainkan bahkan juga akan membunuh karir Anda.
1. Bangga
Keberhasilan demi keberhasilan di tempat kerja membuat Anda merasa luar biasa sehingga cenderung mengecilkan fakta bahwa itu semua tak lepas dari dukungan atau pun asistensi orang-orang di sekitar Anda, dan khususnya mereka yang berada di bawah Anda. Anda pun menjadi seorang yang egosentris, dam lambat-laun --mungkin tanpa Anda sadari- mulai meremehkan dukungan orang lain. Kebanggaan pada diri yang berlebihan akan mematikan semangat tim yang hakikatnya dibangun dari bawah dan bisa mempercepat laju karir seseorang. Merasa diri adalah bagian dari kesatuan sebuah tim, akan memberi sukses yang berjangka panjang.
2. Iri Hati
Penghargaan kepada individu diberikan oleh perusahaan berdasarkan prestasi yang dicapai oleh yang bersangkutan. Tapi, Anda selalu mempertanyakan, "Apa dia pantas mendapatkannya?" dan lalu merasa, "Saya lebih pantas." Perasaan seperti itu bisa merusak dan menjauhkan Anda dari kemampuan untuk fokus pada tugas dan tanggung jawab yang ada di tangan Anda sendiri. Menjadi orang yang selalu mencemburui orang lain di tempat kerja bisa menyabotase harga diri Anda. Dan, harga diri adalah karakteristik penting dari setiap pekerja atau pun eksekutif yang sukses. Daripada iri hati, lebih baik saling bergandeng tangan bahu-membahu, dan itu bisa memotivasi kerja menuju sukses.
3. Marah
Kemarahan perlu dikontrol. Marah tidak memberi keuntungan apapun di tempat kerja. Tak seorang pun akan terbantu kalau Anda marah. Sebaliknya, marah hanya akan merusak reputasi dan citra Anda di mata teman, atasan maupun bawahan. Boleh saja Anda tidak setuju dengan orang lain, dan berusaha untuk melindungi kepentingan Anda akan sebuah pekerjaan atau proyek yang sedang Anda tangani. Dan bagus kalau Anda merasa passionate pada tugas Anda. Namun pelajarilah bagaimana menyalurkan emosi-emosi itu dalam aksi-aksi yang akan menguntungkan Anda di mata orang lain, khususnya tentu di mata atasan. Seorang yang mudah marah jarang sekali mendapatkan promosi kenaikan jabatan karena dinilai akan sulit menginspirasi atau memotivasi orang lain.
4. Berpikir pendek
Selalu ingin "lebih" dan "segera" adalah hasrat yang mendasari setiap usaha untuk mencapai tujuan-tujuan karir. Namun, menyalurkan hasrat itu secara ekstrim, misalnya dengan "menghalalkan segala cara" akan merugikan diri sendiri. Anda jadi kehilangan arah dan kehidupan Anda menjadi tidak seimbang. Jalan menuju sukses menghendaki pendekatan jangka panjang dalam semua aspek pekerjaan. Fokus pada kecepatan dan capaian-capaian jangka pendek hanya baik untuk sesaat, dan ketika dihadapkan pada hal-hal di tahap berikutnya, Anda tidak siap.
5. Mudah puas
Pada sisi lain, mudah puas dan kemalasan tidak memiliki tempat di dunia kerja. Setelah berhasil mencapai satu tahap lalu berhenti dan berharap capaian itu bisa mengantarkan ke sukses berikutnya dalam perjalanan karir adalah mustahil. Lebih-lebih dalam iklim kompetitif dewasa ini, hanya mereka yang terus berproses dan menindaklanjuti pertumbuhannya, dan senantiasai memperbarui kontribusinya yang akan sukses.
6. Ketidakseimbangan
Sejumlah orang bergerak naik terlalu cepat dalam jenjang jabatan perusahaan tapi kemudian berakhir dengan kegagalan. Segala yang berlebihan dan tidak wajar tidaklah bagus --khususnya jika Anda tidak siap dengan tantangannya. Penting untuk memastikan bahwa Anda tidak hanya siap secara profesional untuk mengambil tantangan yang lebih besar, tapi juga kehidupan personal juga mesti disiapkan untuk tuntutan-tuntutan baru tersebut. Mencapai sukses karir sebaiknya tidak mengesampingkan keseimbangan hidup, dan hasrat profesional yang "salah tempat" bisa menciptakan masalah di kemudian hari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar