ATTITUDE
A - lways making today my best day
T - aking pride in a job well done
T - reating others with respect
I - solating my negative throughts
T - reating tasks as opportunities
U - tilizing my talents everyday
D - oing the job rigth the first time
E - xpecting positive outcomes daily
S - peaking well of others everyday
Jumat, 26 September 2008
Keindahan Dalam Kesulitan
Jika hendak memilih teman sejati atau pasangan hidup sesungguhnya, lihatlah dirinya ketika menghadapi masalah dan bagaimana cara dia menyelesaikan masalah tersebut. Sebab sosok pribadi yang sesungguhnya terlihat disaat bagaimana dia menyeselesaikan masalahnya.
Imam Gazali dalam Ihya `Ulumuddin mengatakan bahwa setiap kali target ditingkatkan maka jalannya menjadi sulit, kendalanya banyak dan dibutuhkan waktu lebih lama, kullama zada al mathlub sho`uba masalikuhu wa katsura `aqabatuhu wa thala zamanuhu. Jadi tingkat kesulitan berhubungan dengan tingkat target. Jika orang ingin sekedar senang dalam hidup, maka ia dapat mencari kesenangan instan, pergi ke tempat hiburan, berfoya-foya dan berpesta pora. Tetapi jika seseorang ingin meraih kebahagiaan, maka ia justru harus siap menderita menghadapi kesulitan, melupakan kesenangan jangka pendek.
Manusia didesain oleh Alloh SWT dengan sempurna, memiliki akal sebagai alat berfikir, hati sebagai alat memahami, nurani sebagai alat interospeksi, syahwat sebagai penggerak tingkah laku dan hawa nafsu sebagai tantangan. Kesemuanya itu dirancang untuk menghadapi medan kehidupan yang sulit. Dengan akal manusia bisa memecahkan masalah yang sulit, dengan hati manusia bisa menerima kenyataan yang pahit, dengan nurani manusia bisa mundur selangkah demi memperbaiki diri, dengan syahwat membuat manusia dinamis mencari dan dengan hawa nafsu manusia menjadi tertantang untuk mampu mengendalkan diri.
Manusia di satu sisi memang menyukai stabilitas dan kenyamanan hidup, tetapi di sisi lain manusia juga menyukai kesulitan. Manusia tidak selalu lari dari kesulitan, sebaliknya justru menantang kesulitan. Jika dalam kehidupan sehari-hari hidup selalu stabil dan nyaman tanpa menjumpai kesulitan, maka dibuatlah stimulasi agar orang menaklukkan kesulitan buatan. Mahasiswa berlomba naik tebing buatan (wall climbing), pembalap mobil mencari medan berlumpur, yang berperahu mengikuti arum jeram, setiap agustusan orang ramai-ramai memanjat pohon pinang yang dilumuri olie, yang sudah punya dua kaki justeru berlomba lari dalam karung.
Banyak sekali kesulitan yang sengaja dibuat untuk ditaklukkan, mengapa ? karena manusia memang memiliki tabiat tertantang. Kesulitan buatan pada umumnya hanya melahirkan kesenangan, yakni senang menjadi juara, tetapi belum tentu sampai kepada kebahagiaan. Kesusahan biasanya menambahi kesulitan, tetapi tidak semua kesulitan membuat susah. Ada keindahan dalam kesulitan yaitu disaat kita menyandarkan semua kesulitan kepada Sang Khaliq.
K E B O H O N G A N
Seringkali kita menyepelekan kebohongan atas tindakan yang kita perbuat. Seringkali kita tak menyadari bahwa kebohongan memiliki energi yang cukup besar yang dapat menghancurkan keberhasilan yang kita ciptakan selama dan bahkan dapat meruntuhkan lembaga, organisasi sampai sebuah negara.
Seringkali kita jumpai begitu banyak kebohongan dikemas dengan manis bak madu menetes dari pundi2 lebah kala diucapkan oleh mulut dan disampaikan melalui tulisan. Begitu mudahnya kita mengorbankan nilai-nila hakiki dengan menjunjung tinggi prinsip2 moral dengan dalih kepentingan bersama dan nilai sosial ingin membantu atau berbagi yang ditebarkan ke banyak orang, sementara begitu banyak orang tak menyadari dibalik semua kecantikan perilakunya terdapat keuntungan yang dikeruknya selama ini.
Begitu kuatnya sampai kebohongan seringkali dipakai oleh sebagian orang untuk tetap berada dalam singgasana, kenyamanan dan segala kenikmatan yang diperolehnya. Janganlah berpikir bahwa kebohongan hanya dipakai oleh anak sekolah yang tertangkap basah ketika mangkir.
Berbohong adalah kekuatan besar, karena untuk berbohong manusia harus berkekuatan besar pula. Diperlukan kecerdasan tinggi untuk menyusun ribuan argumentasi. Dibutuhkan kekerasan otot baja untuk mengubah fakta dan data nyata. Bahkan, manusia harus memicikkan hatinya agar sebuah kebohongan menampakkan wajah kebenaran.
Lihatlah, untuk sebuah kebohongan manusia harus mengerahkan waktu dan usaha - yang terbaik pula! Sedangkan untuk bersikap jujur, manusia hanya perlu berlaku apa adanya. Karena itu, jangan terkejut bila banyak orang melihat kebohongan lebih menawan daripada cahaya kejujuran. Di dalam belitan hawa nafsu, kejujuran nyaris tak pernah keluar dari permukaan. Sekali menggali lubang kebohongan akan mendorong untuk menutup lubang kebohongan lainnya.
Jangan terjebak dalam lingkaran untuk disukai meski harus berbohong ketimbang dipercaya karena jujur yang keduanya berbeda usia. Disukai hanya sementara waktu, dipercaya meski awalnya berjalan tidak mulus tetapi niscaya ia berbuah manis dan akan bertahan lama. Ibarat racun itulah kebohongan, jujur itulah madunya.
Percayalah, barang yang busuk walau dibungkus dengan kain sutera terbaik dari manapun tak akan mampu menutup hawa ketidaksedapannya. Dan kejujuran tetaplah jauh lebih mulia.... my
---------
>Why should we go to the church ? > >Cerita 1 > >Seorang Kristen menulis surat kepada Editor sebuah surat kabar dan mengeluhkan kepada para pembaca bahwa dia merasa sia - sia pergi ke gereja setiap minggu. >Tulisnya, "Saya sudah pergi ke gereja selama 30 tahun dan selama itu saya telah mendengar 3000 khotbah. Tapi selama hidup, saya tidak bisa mengingat satu khotbah pun. Jadi saya rasa saya telah memboroskan begitu banyak waktu - demikian pun para pastor itu telah memboroskan waktu mereka dengan khotbah - khotbah itu". > >Surat itu menimbulkan perdebatan yang hebat dalam kolom pembaca. Perdebatan itu berlangsung berminggu - minggu sampai akhirnya ada seseorang yang menulis demikian : "Saya sudah menikah selama 30 tahun. Selama ini istri saya telah memasak 32.000 jenis masakan. Selama hidup saya tidak bisa mengingat satu pun jenis masakan itu yang dilakukan istri saya. Tapi saya tahu bahwa masakan - masakan itu telah memberi >saya kekuatan yang saya perlukan untuk bekerja. Seandainya istri saya tidak memberikan makanan itu kepada saya, maka saya sudah lama meninggal". > >Sejak itu tak ada lagi komentar tentang khotbah. > >-------------------- >Cerita 2 > >Nenek Granny sedang menyambut cucu - cucunya pulang dari sekolah. >Mereka adalah anak - anak muda yang sangat cerdas dan sering >menggoda nenek mereka. >Kali ini, Tom mulai menggoda dia dengan berkata, "Nek, apakah nenek masih pergi ke gereja pada hari minggu ?" >"Tentu !" >"Apa yang nenek peroleh dari gereja ? Apakah nenek bisa memberitahu kami tentang Injil minggu lalu...?" >"Tidak, nenek sudah lupa. Nenek hanya ingat bahwa nenek >menyukainya". >"Lalu apa khotbah dari pastor ?" >"Nenek tidak ingat. Nenek sudah semakin tua dan ingatan nenek melemah. Nenek hanya ingat bahwa ia telah memberikan khotbah yang memberi kekuatan, Nenek menyukai khotbah itu". >Tom menggoda, "Apa untungnya pergi ke gereja jika nenek tidak >mendapatkan sesuatu dariNya ?" >Nenek itu terdiam oleh kata - kata itu dan ia duduk di sana termenung. >Dan anak - anak lain tampak menjadi malu. >Kemudian nenek itu berdiri dan keluar dari ruangan tempat mereka semua duduk, dan berkata, "Anak - anak, ayo ikut nenek ke dapur". > >Ketika mereka tiba di dapur, dia mengambil tas rajutan dan >memberikannya kepada Tom sambil berkata, "Bawalah ini ke mata air, dan >isilah dengan air, lalu bawa kemari !" >"Nenek, apa nenek tidak sedang melucu ? >Air di dalam tas rajutan...! Nek, apa ini bukan lelucon ?" tanya Tom. >"Tidak... lakukanlah seperti yang kuperintahkan. >Saya ingin memperlihatkan kepadamu sesuatu". > >Maka Tom berlari keluar dan dalam beberapa menit ia kembali dengan tas yang bertetes - tetesan air ... >"Lihat, nek," katanya. "Tidak ada air di dalamnya". >"Benar," katanya. >"Tapi lihatlah betapa bersihnya tas itu sekarang. >Anak - anak, tidak pernah kamu ke gereja tanpa mendapatkan sesuatu yang baik, meskipun kamu tidak mengetahuinya". >------------ -------- > >Cerita 3 > >KISAH NATAL > >Suatu ketika, ada seorang pria yang menganggap Natal sebagai sebuah takhayul belaka. >Dia bukanlah orang yang kikir. Dia adalah pria yang baik hati dan >tulus, setia kepada keluarganya dan bersih kelakuannya terhadap orang lain. >Tetapi ia tidak percaya pada kelahiran Kristus yang diceritakan setiap gereja di hari Natal. Dia sunguh - sungguh tidak percaya. >"Saya benar - benar minta maaf jika saya membuat kamu sedih," kata pria itu kepada istrinya yang rajin pergi ke gereja. >"Tapi saya tidak dapat mengerti mengapa Tuhan mau menjadi manusia. Itu adalah hal yang tidak masuk akal bagi saya". > >Pada malam Natal , istri dan anak - anaknya pergi menghadiri kebaktian tengah malam di gereja. >Pria itu menolak untuk menemani mereka. >"Saya tidak mau menjadi munafik," jawabnya. >"Saya lebih baik tinggal di rumah. Saya akan menunggumu sampai pulang". > >Tak lama setelah keluarganya berangkat, salju mulai turun. >Ia melihat keluar jendela dan melihat butiran - butiran salju itu berjatuhan. >Lalu ia kembali ke kursinya di samping perapian dan mulai membaca surat kabar. >Beberapa menit kemudian, ia dikejutkan oleh suara ketukan. >Bunyi itu terulang tiga kali. >Ia berpikir seseorang pasti sedang melemparkan bola salju ke arah >jendela rumahnya. >Ketika ia pergi ke pintu masuk untuk mengeceknya, ia menemukan >sekumpulan burung terbaring tak berdaya di salju yang dingin. >Mereka telah terjebak dalam badai salju dan mereka menabrak kaca jendela ketika hendak mencari tempat berteduh. > >Saya tidak dapat membiarkan makhluk kecil itu kedinginan di sini, >pikir pria itu. >Tapi bagaimana saya bisa menolong mereka ? >Kemudian ia teringat akan kandang tempat kuda poni anak - anaknya. >Kandang itu pasti dapat memberikan tempat berlindung yang hangat. >Dengan segera pria itu mengambil jaketnya dan pergi ke kandang kuda tersebut. >Ia membuka pintunya lebar - lebar dan menyalakan lampunya. Tapi burung - burung itu tidak masuk ke dalam. >Makanan pasti dapat menuntun mereka masuk, pikirnya. >Jadi ia berlari kembali ke rumahnya untuk mengambil remah - remah roti dan menebarkannya ke salju untuk membuat jejak ke arah kandang. >Tapi ia sungguh terkejut. >Burung - burung itu tidak menghiraukan remah roti tadi dan terus >melompat - lompat kedinginan di atas salju. > >Pria itu mencoba menggiring mereka seperti anjing menggiring domba, tapi justru burung - burung itu berpencaran kesana - kemari, malah menjauhi kandang yang hangat itu. >"Mereka menganggap saya sebagai makhluk yang aneh dan menakutkan," kata pria itu pada dirinya sendiri, "dan saya tidak dapat memikirkan cara lain untuk memberitahu bahwa mereka dapat mempercayai saya. >Kalau saja saya dapat menjadi seekor burung selama beberapa menit, mungkin saya dapat membawa mereka pada tempat yang aman". > >Pada saat itu juga, lonceng gereja berbunyi. >Pria itu berdiri tertegun selama beberapa waktu, mendengarkan bunyi lonceng itu menyambut Natal yang indah. >Kemudian dia terjatuh pada lututnya dan berkata, "Sekarang saya >mengerti," bisiknya dengan terisak. >"Sekarang saya mengerti mengapa KAU mau menjadi manusia". > > >Saudaraku, sering kita mengalami kejenuhan untuk pergi ke gereja >dan merasa tak ada gunanya, semoga cerita di atas ini bisa lebih >meneguhkan kita akan pentingnya ke gereja >
------------
> Istriku, > > > > Jika engkau bumi, akulah matahari > > > > Aku menyinari kamu > > > > Kamu mengharapkan aku > > > > Ingatlah bahtera yg Kita kayuh, begitu penuh riak gelombang > > > > Aku tetap menyinari bumi, hingga kadang bumi pun silau > > > > Lantas aku ingat satu hal > > > > Bahwa Tuhan mencipta bukan hanya bumi, Ada planet lain yg > > juga mengharap Aku > > sinari > > > > > > > > Jadi.. > > > > Relakanlah aku menyinari planet lain, menebar sinarku > > > > Menyampaikan faedah adanya aku, karna sudah kodra ti Dan > > Tuhan pun tak Marah > > ... > > > > > > *Balasan Puisi sang istri ...* > > > > > > > > Suamiku, > > > > Bila kau memang mentari, sang surya penebar cahaya > > Aku rela kau berikan sinarmu kepada segala planet yg pernah > > TUHAN ciptakan > > > > > > > > Karna mereka juga seperti aku butuh penyinaran Dan akupun > > juga > > > > Tak akan merasa kurang dengan pencahayaanmu > > > > AKAN TETAPIIIIIIII. ....... > > > > Bila kau hanya sejengkal lilin yg berkekuatan 5 watt, > > jangan bermimpi > > Menyinari planet lain!!! > > > > Karena kamar Kita yg kecil pun belum sanggup kau terangi > > > > Bercerminlah pd kaca di sudut kamar Kita, di tengah > > remang-remang > > > > Pencahayaanmu yg telah aku mengerti utk tetap menguak Mata > > Coba liat siapa dirimu... MENTARI atau lilin ? PLIS > > DEH......... ..??!!! > > > > JANGAN GILAAA DONGGGG..... .......
--------------
Berita Buruk
Suatu sore telepon berbunyi. "Hallo, Pak Buto? Ini saya, tuan, Idum, pembantu di villa bapak.."
"Oh iya. Ada apa Dum? Ada masalah?
"Anu..saya nelepon cuma mau ngasih tau, burung kakaktua bapak mati.."
"Kakaktua saya? Mati? Yang pernah menang di Lomba Tingkat Dunia itu??"
"Ya tuan..yang itu"
"Waduh sial juga ya...lumayan banyak juga tuh duit keluar buat ngelatih tu burung..matinya kenapa dum?"
"Gara2 makan daging busuk, tuan"
"Daging busuk?? Siapa yang ngasih dia daging busuk??!!"
"Ngga ada tuan..dia cuma makan daging kuda yang udah mati."
"Kuda mati? Kuda mati apa??"
"Kuda punya tuan."
"Kuda yang menang pacuan internasional itu?!!!"
"Iya tuan, Dia mati kecapen setelah narik gerobak tong air."
"Lu gila ya? gerobak air apaan???"
"Gerobak air buat madamin api, tuan"
"Ya ampuun..api apa lagi???"
"Api di rumah tuan! Ada lilin yang jatuh dan apinya kena tirai..trus merembet deh."
"Ja..jadi..maksud lu villa mewah gua itu ancur berantakan gara2 lilin?!!!"
"Begitulah, tuan."
"Tapi kan disitu banyak lampu!!! Tu lilin buat apaan???"
"Buat pemakaman, tuan."
"Demi Tuhan, pemakaman apa dumm??!!"
"Pemakaman istri tuan.. Suatu malam dia berjalan2 di dalam rumah yang gelap gulita, saya pikir maling, jadi saya hajar aja dia pake tongkat golf Nike tuan..."
Sunyi....... ......... .. ,
Sunyi cukup lama....
"Dum....lu bener2 dalam bahaya besar, kalo tu tongkat ampe patah....."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar