seorang sahabat pernah bertanya, Apa yang membedakan orang yang bijak dengan orang biasa, sekilas saya mencoba merenung, mungkin jawaban adalah pengetahuan, tetapi sahabat itu mengtakan itu benar tapi bukan faktor utama, lalu saya menjawab lagi, kemapuan untuk memecahkan dan melihat masalah jawab saya waktu itu. dan sahabat saya menerangkan kembali, hampir mendekati faktor kunci utama, lalu saya menyerah dan meminta sahabat itu menjelaskan apa perbedaan orang bijak dan orang biasa, dan satu jawaban yang tidak terduga dan ternyata sangat mudah, jawabannya adalah Emosi.
Kenapa Emosi, tanya saya lanjut kepada sahabat tersebut kenapa emosi, iya orang yang bijaksana adalah orang yang bisa mengontrol emosi dengan tepat, tidak selalu orang bijaksana memiliki pengetahuan yang lebih, tetapi dengan kemampuan emosi untuk mendengarkan dengan seksama, dia bisa mendapat jawaban dari pertanyaan yang ditanyakan kepadanya, dan sahabat saya pun menambahkan kunci dari kesuksesan atau pun kegagalan adalah emosi begitulah pendapat sahabat ketika terjadi diskusi singkat saat istirahat di kantor.
Lalu setelah nya saya sempat berfikir dan termenung, memikirkan diskusi singkat tersebut. mencoba merenung semua dan terdapat suatu kesimpula bahwa seluruh aspek dalam hidup ini berhubungan dengan emosi, baik ketika kita lagi senang, sedih, gembira, atau pun marah, disemua sisi ini emosi manusia sangat menunjang. Sudah otomatis perilaku manusia dihasilkan oleh kekuatan emosional. Seringkali pertentangan antar pribadi dihasilkan karena penonjolan emosi. Pertemuan antar pribadi seringkali disebabkan emosi seperti belaskasih, sayang, perasaan tertarik. Jadi jika kita bisa menguasai emosi, 50% kesuksesan hidup sudah kita raih, percaya atau tidak coba deh buktikan sendiri.
Mempertimbangkan beberapa hal yang saya tulis pada paragraph diatas tersebut maka sangatlah penting bagi kita untuk merespon emosi secara tepat. Dengan kata lain, cara seseorang mengatasi masalah secara emosional akan dapat memperkaya wawasan kehidupannya, namun dapat juga menyusahkan hidupnya sendiri. nah orang yang berhasil atau sukses dapat merespon emosi dengan tepat, dan akan membuahkan sesuatu reaksi yang memang diinginkanya bukan.
Menelusur wikipedia mencari arti Emosi yaitu adaptasi evolusi, karena meningkatkan kemampuan organisme untuk mrngalami dan mengevaluasi lingkungannya dan kemudian menambah kemungkinan hidup dan bereproduksi, dengan mempersiapkan rencana sederhana untuk berbagai tingkah yang diperlukan, seperti mendekati atau menjauhi obyek yang (tidak) bisa dicerna, bersaing bersama organisme lain atau lari jika organisme itu terlalu kuat (kemarahan vs. ketakutan), dan membentuk atau kehilangan ikatan kooperatif berdasarkan pada altruisme berbalasan (kebanggaan vs. kesedihan) dengan organisme lain. Kata "emosi" diturunkan dari kata bahasa Perancis, émotion, dari émouvoir, 'kegembiraan' dari bahasa Latin emovere, dari e- (varian eks-) 'luar' dan movere 'bergerak'. "Motivasi" juga diturunkan dari movere
Apa sih gunanya emosi? Emosi sebenarnya merupakan sinyal komunikasi yang berasal dari pikiran bawah sadar. Setiap emosi mempunyai makna dan tujuan yang sangat spesifik yang sangat bermanfaat bagi diri kita. Namun sayang, tidak banyak orang yang tahu, mau repot-repot untuk mencari tahu, atau benar-benar mengerti makna yang terkandung dalam setiap emosi. yang terjadi saat ini coba deh lihat di jalan raya, di kantor, di keluarga, setiap orang tidak dapat mengkontrol emosinya. Orang yang tidak bisa mengkontrol emosi akan mudah gelap mata, dan Berfikir Irasional, karena secara langsung Emosi bisa mempengaruhi logika, bahkan di sebagaian orang, mugkin terutama wanita dalam bertindak mereka lebih mengutamakan emosi.
Jadi saat kita ingin sukses, kita pasti tidak akan luput dalam berinteraksi dengan sesama orang untuk mencapai tujuan kita, nah dalam berinteraksi ini kita harus bisa mengontrol atau menempatkan emosi yang tapat yang dalam berinteraksi, misal ketika kita berbicara dengan orang yang tersenyum, kita harus ikut tersenyum sebagai reaksi yang tepat, dan kita akan mendapat hasil yang baik, kita akan mendapat hasil yang berlawanan ketika seseorang tersenyum dan kita memberi reaksi marah, yang terjadi komunikasi kita dengan orang tersebut akan terjadi salah arah, atau tidak akan terjadi komunikasi yang baik.
Sebenarnya Ada banyak kata yang mewakili emosi. Misalnya sedih, stres, putus asa, kecewa, marah, senang, bahagia, frustrasi, gembira, gelisah, depresi, terluka, iri/dengki, kesepian, rasa bosan, takut, jengkel, khawatir, cemas, rasa bersalah, tersinggung, dendam, sakit hati, rasa tidak mampu, benci, perasaan tidak nyaman, bahagia, tersanjung, cinta, dll, dalam berinteraksi kita harus bisa menemukan lawan yang tepat dari emosi lawan bicara kita untuk mendapat komunikasi yang baik.
Dalam agama islam yang saya anut, kami orang muslim diminta untuk bersabar ("Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat kecuali bagi orang-orang yang khusyu', (yaitu) orang-orang yang meyakini bahwa mereka akan menemui Tuhannya dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya". (Al-Baqarah: 45-46)), dalam hal ini tuhan kami mengajarkan untuk bisa kami mengontrol emosi kami. serta dalam tehnik psikilogi banyak tehnik yang ditawarkan untuk bisa mengontrol emosi ada NLP, SEFT (Spiritual Emotional Freedom Technique), atau EFT (Emotional Freedom Technique) yang dalam mempelajarinya kita memerlukan biaya yang sangat mahal.
Sebenarnya sederhana, dan tidak perlu biaya mahal, kita hanya perlu tenang, berfikiran positif, fokus, Selalu mengamalkan Ajaran Agama, hal tersebut bisa membuat kita mengontrol Emosi, jika semua orang bisa mengontrol emosi, hidup ini akan nyaman dan indah, serta tujuan kita akan mudah tercapai, dengan ini saya mengajak teman-teman untuk bisa mengontrol emosi dengan terus berfikir positif, tenang,dan tawakal. Semoga tulisan singkat ini bisa bermanfaat bagi rekan semuanya.
-------------
Life's Too Short to Be Disappointed
Last week we looked at some of the most addictive chemicals on the planet - emotions. This week we're going to explore one of the main ways people accidentally rob their lives of happiness, adventure, freedom, success & a myriad of other things they desire. In this article, I'm going to let you in on a discovery that changed my life, & may change yours.
Last year, I decided that I wanted to have a massage every week for the rest of my life. I've got an amazing masseuse (Anna) who comes round to my house each week & pummels me for an hour. And from time to time, I get treatments from other people who are recommended to me. Recently, I was receiving Kahuna massage (a traditional Hawaiian healing process) from Kathryn (also amazing). I'd had it once before, & it was incredibly powerful, but this time I noticed that the masseuse wasn't working my muscles as hard as before. Normally, I would mention this, but I decided to just go with it, when all of a sudden, I heard a voice.
The voice was mine - I heard myself rehearsing a conversation in my head, between me & Kathryn, where I was telling her that the massage hadn't been as good as the last one, & hadn't been as powerful as I'd hoped.
I was planning to be disappointed!
The funny thing was, I recognised this process as one I'd been using constantly for as long as I could remember, but this was the first time I'd become consciously aware of it.
Instantly, I knew what the impact of this would be. By mentally rehearsing the disappointment, I was ensuring I would be disappointed. You can think of the mind as having two aspects - a thinker & a prover. The thinker can think whatever it likes, while the prover sorts & filters all incoming data to prove the thinker to be correct. Over time, your reality comes into line with what you've been expecting.
As I thought about the number of other areas in my life where I'd been doing this (expecting disappointment) , I was simultaneously downhearted & excited.
Downhearted because of all the times I'd robbed myself of positive outcomes by planning for disappointment.
Excited because I'd discovered a powerful process to use to increase my success in every area of my life.
You see, from an NLP perspective, every behaviour has a positive intention & is a resource that's useful in some context. What I'd discovered was a powerful process I could already do elegantly, automatically & unconsciously that had some key steps:
1) Think that something may not turn out well.
2) Imagine myself in the future having a conversation with someone explaining how & why it hasn't turned out well.
3) Adjust my behaviours & expectations accordingly.
My sense is that the positive intention of this was actually to avoid feeling disappointed, but in the process, I was actually creating the circumstances that would lead to disappointment. Crazy huh!
So why was I excited? Because I knew instantly that this process would work just as well whatever data I put in it.
Right away, I imagined having a conversation with Kathryn, telling her how brilliantly the session had gone, & explaining that it had been one of the most powerful transformational experiences of my life.
Guess what? IT WAS!
Ever since then, I've been alert to my "future-paced conversations" and noticing if they're managing disappointment. When I notice it, I replace it with "well-appointment" - my term for planning to be happy, satisfied & feel good.
Of course, it won't be long before this is an entirely automatic process. Hooray! The funny thing is, I've often heard Richard Bandler (co-developer of NLP) say that disappointment requires adequate planning. I always thought that meant that was an invitation to release all expectations (& maybe it was). But I've discovered how I was planning to BE disappointed. Ooops!
1) Have you been "preparing yourself" for disappointment, maybe as a way to avoid feeling bad if things don't turn out the way you want?
2) Get into a relaxed state, & tune into how you've been doing it. Have you been making mental images? Having conversations in your mind? Feeling certain feelings? Start exploring how you have been doing this.
3) Find out what happens when you go for "well-appointment" instead. Imagine positive outcomes. Imagine happy conversations. Feel good!
4) Imagine yourself thinking in this new way in the days, weeks & months to come.
Hint: If you don't think this will work for you, stop for a moment. That thought (this isn't going to work for me) may just have been your first step in the disappointment process. Just for fun, find out what happens when you expect it to work well for you!
By the way, I've launched a free 20 minute training video & 16-page special report at www.nlpbeliefchange .com where I reveal some of my most powerful tools for getting what you want & developing your skills (as well as powerful language patterns I've never shared before). We've already had over 200 comments on the blog (& we only launched it last week!) so go and check out www.nlpbeliefchange .com to discover just what's got everyone so excited.
Sebuah kisah inspirasional dari negri China
13 tahun yang lalu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar