Jumat, 26 September 2008

Sikap Kita Pada Perbedaan




Bila kita berbicara tentang sebuah kata perbedaan rasanya takkan ada habis waktu.
Perbedaan seringkali membuat kita mudah terjebak pada pergesekan, perselisihan,
ketidaksalingpahaman, hingga permusuhan dan baku hantam di meja perundingan
pun seakan begitu mudah terjadi. Tak heran sebagian dari kita lebih menyukai untuk
memeras seluruh energi, pikiran, dan waktu dalam diskusi-diskusi dan pembicaraan
untuk sebuah perbedaan yang sederhana saja hanya demi sebuah kepuasan hati yang
tak perlu. Entah itu di lingkungan internal organisasi antara atasan bawahan, antar
departemen, di lingkungan sosial, di lingkungan profesi, dan sebagainya.

Aha .. semestinya memang kita jangan berharap untuk mencapai sebuah kesepakatan
dengan semua orang. Pahamilah oleh kita bahwa ketenangan hati tidaklah pasti tercipta
karena semua orang mengganggukan kepala sebagai petanda setuju dengan apa yang
kita sampaikan. Di sisi lainpun saat semua orang yang mendukung kita sekalipun tidak
akan selalu menciptakan suatu keharmonisan yang kita damba, bukan!

Nampaknya kita perlu menyadari bahwa setiap manusia pasti berbeda baik dengan ribuan
alasan dan pendapat yang dimilikinya meski hidup dalam kondisi alam yang sama. Termasuk
dalam isi kepala kita pun begitu banyak pikiran campur aduk menjadi satu tanpa harus merasa
berdesakan satu sama lain. Masing-masing pikiran mengisi ruang-ruangnya yang ada dalam
otak kepala kita. Itulah sebabnya setiap orang mempunyai dunia dan keunikannya masing-
masing. Mungkin saja menurut seseorang yang kurang waras kitalah yang dianggap sebagai
tidak waras, menurut teman saudara istri atau suami bahkan bawahan kita sekalipun kitalah
yang kadang dianggap tidak mengerti dengan pemahamannya. Dalam dunia pewayangan NLP
kita kenal dengan presuposition "the map is not the teritorry" atau "there is a positive
intention in every behaviour" yang membuat sering terjebak oleh judgment yang tak semestinya
yaitu menilai niatnya bukan perilakunya - hanya karena orang lain tidak sependapat dengan
pendapat kita.

Mulailah kita mencoba untuk belajar memahami, menerima dan menghargai segala bentuk
perbedaan. Dan seharusnya pula kita menghormati ketidak setujuan orang lain atas
pendapat kita. Ketidakmampuan kita menerima perbedaan mengakibatkan perilaku
kita terhadap orang yang berbeda menjadi sangat berbeda. Bahkan yang lebih buruk kita
menyeret orang lain untuk ikut serta dalam ketidak terimaan kita atas perbedaan orang lain.
Pemaksaan kehendak bukanlah cara terpuji untuk mencapai kesepakatan. Keharmonisan
diperoleh saat ketika kita bisa saling berjabatan tangan tanda sepakat untuk tidak sepakat.
Seperti Covey bilang "win win or no deal" dan ciptakan "synergizing - we see the world
as we are'

Kedamaian hati dicapai di kala kita tidak saling memaksakan kehendak menuju arah yang
satu. Karena bumi bulat, kemana pun mata angin terarah, kelak tiba di tempat semula. Jadi,
janganlah perbedaan membuat keharmonisan yang telah terbina menjadi lebur bercerai berai
diterpa angin. Marilah memahami sebuah perbedaan dengan mencoba menyelami sejenak
perbedaan dunia orang lain, dengan begitu akan memudahkan rasa simpati kita memandang
sebuah perbedaan orang lain. Kita boleh saja untuk menerima meski belum tentu kita
menyetujuinya, tak mengapa karena kita tetap menghargainya dan demi kebaikan bersama.
Itulah perbedaaan karena memang ia bukan untuk dilenyapkan melainkan untuk dirayakan bukan.

Pertanyaan 'Bodoh' Bos Perusahaan Seputar TI
Annisa M. Zakir - detikinet

Ilustrasi (ist.)

Jakarta - Seyogyanya bos perusahaan mengerti setidaknya sedikit tentang teknologi informasi (TI). Namun memang harus dimaklumi, tak semua bisa dipukul rata.

Sebanyak 1400 Chief Information Officer (CIO) perusahaan menanyakan pertanyaan-pertanyaan di helpdesk kepada tim technical support, yang sulit dikerjakan atau bahkan sulit dijawab.

Pertanyaan-pertanyaan tersebut berhasil dihimpun oleh Robert Half Technology, perusahaan penyedia tenaga TI profesional yang menanyakan kepada 1400 CIO dari berbagai perusahaan yang tersebar di Amerika Serikat (AS).

Tak disangka, banyak sekali pertanyaan yang 'ajaib'. Misalnya:

- "Bisakah Anda mereset internet ini?
- "Apakah ada software untuk melacak UFO?"
- "Bisakah Anda mengatur huruf di keyboard ini secara berurut?"
- "Bisakah Anda menginstal kabel tv ke komputer saya?"
- Mengapa mouse wireless saya tidak tersambung ke komputer?
- "Komputer saya meminta saya memasukkan kunci untuk melanjutkan (press any key to continue). Dimana kuncinya?"

Kemudian, ada ketidaktahuan tentang perbedaan fungsi CD Rom dengan cup holder (tempat meletakkan gelas). "Bagaimana cara pemegang gelas di komputer saya supaya keluar lagi?"

Menurut Executive Director Robert Half Technology, Katherine Spencer Lee, query tersebut merupakan sebuah tes mengenai kemampuan seseorang terhadap TI dan permintaan mereka ke technical support perusahaan.

"Permintaan tak biasa ini adalah tugas personil technical support untuk memperlihatkan kesabaran, empati dan memperlihatkan sedikit rasa humor," tutur Katherine seperti dikutip detikINET dari AFP, Jumat (26/9/2008). ( amz / dwn )

Tidak ada komentar: