Saya rasa hampir setiap orang pernah berada disebuah fase dimana kepercayaan dirinya menurun. Penurunan yang berlebihan akan menimbulkan asumsi-asumsi negatif dalam dirinya sehingga bisa merusak jiwa dan berkecenderungan mempengaruhi fisiknya. Misalnya, tidak percaya diri lagi untuk menangani sebuah proyek padahal sebelumnya ia pernah menangani proyek yang lebih besar dengan sukses. Lambat laun tanpa dia sadari dia membatasi potensinya untuk berkembang dengan sugesti ”dia tidak mampu melakukan sesuatu.” Pemikiran-pemikiran negatif yang menumpuk tentu saja akan berdampak pada sistem aktivitas dan kondisi tubuh yang semula bisa lebih ekspresif dan penuh semangat menjadi serba takut ini dan itu sehingga energi yang dimanfaatkan akan terbuang percuma, begitupula dengan waktu beserta energi yang digunakan untuk berpikir macam-macam membuat tubuh bertendensi untuk stress.
Saya sempat mengalami fase membenci diri saya sendiri dan itu membuat racun itu semakin berkembang dengan pesat. Saya introspeksi diri dan mencoba review dari awal. Ternyata saya tidak seburuk apa yang pernah saya nilai tentang diri saya dan saya bersyukur atas hikmah dari Tuhan yang saya dapatkan. Hambatan itu merupakan bagian dari proses hidup yang semakin memacu saya untuk membuktikan bahwa saya bisa bangun ketika saya terjatuh dan saya yakin bahwa hal itu adalah batu besar untuk melompat lebih tinggi. Saya menyadari fase-fase itu dan orang-orang yang saya temui tidaklah salah. Saya percaya bahwa Tuhan telah menyiapkan mereka dan faktor-faktor itu sebagai media untuk melatih diri saya karena tak ada satu peristiwa yang terjadi tanpa kehendakNya.
Setelah saya menyelesaikan studi saya memiliki tantangan lagi. Tak pernah terpikir dalam benak saya akan berstatus job seeker dalam kurun waktu yang lama bagi saya meski dalam hari-hari itu saya tak rela bila jiwa dan raga saya berbuat seperti bayi yang bisa makan,, minum, tidur dan menangis. Mungkin persentase keidealisan saya lebih tinggi sedikit dibanding rata-rata. Hal itu membuat tingkat stress saya semakin cepat memuncak dan saya bersyukur pernah berhasil melewati itu semua. Saya berpikir, bila saya tidak mengalami kesulitan-kesulitan sebelumnya yang cukup melatih mental, mungkin dalam tantangan hidup kali ini saya akan kerap terjatuh.
Saya bersyukur memiliki Tuhan yang sangat baik pada saya dan orang-orang yang selalu meneguhkan dan mengajari saya untuk memandang dunia dari sudut yang lebih luas. TERLAMBAT MENCAPAI GARIS FINISH BUKAN BERARTI TAK MEMPEROLEH BENDERA KEMENANGAN YANG LAIN MESKI TAK SEMUANYA BISA TERLIHAT MATA DAN TERLAMBAT BELUM MERAIH TUJUAN BUKAN BERARTI HIDUP HARUS SIA-SIA. Proses kehilangan dan penemuan kembali peningkatan rasa percaya diri yang dialami tiap orang berbeda-beda. Mungkin saja anda semua mengalami proses kehilangan yang lebih dalam dan menemukan kembali semangat yang lebih besar dibanding saya.
Sudah banyak dijelaskan diberbagai tulisan motivasi bahwa jangan mengatakan tidak sebelum mencoba. Dalam buku berpikir dan berjiwa besar oleh David J Schwartz menyebutkan bahwa orang yang sukses bukanlah orang yang super. Orang yang sukses hanyalah orang biasa yang telah mengembangkan kepercayaan kepada diri sendiri dan apa yang mereka kerjakan
Penghambat kepercayaan diri berbagai macam bentuknya dan itu berasal dari berbagai arah seperti:
1. Diri sendiri
Ketika kita introspeksi diri mungkin pernah terbesit sebuah statement ”coba aku tidak memutuskan dan melakukan hal itu.” bila selama ini statement semacam itu diiringi oleh kalimat ”aku payah... benar-benar payah” atau kalimat negatif lainnya, maka sejak detik ini mari kita ganti dengan kalimat-kalimat yang membangun seperti, ”aku tahu, seharusnya aku tidak melakukan hal itu, namun yang lebih penting adalah bagaimana aku mengatasinya agar keadaan bisa lebih baik.” Bila kesalahan kita membuat kita semakin mundur maka percuma kesalahan yang kita buat bila kita tidak bisa belajar darinya.
Perlu kita ingat bahwa kesalahan dan keadaan yang buruk bisa menjadi cambuk yang lebih kuat agar kita bisa berlari lebih kencang. Harun yahya pernah berkata, ”Kenyataannya pahit di masa lalu yang kemudian menjadi semacam bekal untuk menghadapi keadaan sesulit apapun. Dari setiap kegagalan saya selalu dapat menarik pelajaran darinya, seperti ketika banyak orang yang mengatakan Film “Joshua’ gagal, namun menurut saya tidak. Karena ternyata ketika film itu ditayangkan di televisi pada malam tahun baru ratingnya 17, dan itu adalah rating tertinggi. lebih tinggi dari acara yang dikemas secara khusus dengan biaya yang tinggi pada malam yang sama. Adapula cerita mengenai Peter J Daniel. Sewaktu duduk dikelas empat, gurunya Ny. Philips tidak berhenti berkata “Peter, kamu sama sekali tidak bagus. Kamu adalah apel yang jelek dan kamu tidak akan pernah menjadi orang yang berarti.” Peter buta huruf sampai umur 26 tahun. Seorang teman terus begadang dengannya dan membacakan Think And Grow Rich. Sekarang, Peter memiliki kios-kios dan menerbitkan buku terbarunya “Mrs. Philip, You Were Wrong!!!” Bila peter tidak pernah mendapat cacian dari gurunya mungkin buku yang berjudul “Mrs. Philip, You Were Wrong!!!” tidak akan pernah ada.
Dalam suatu seminar, seorang motivator pernah berkata dengan maksud,” dua kali nilai saya tertinggi dibanding teman-teman saya, namun beberapa tahun berikutnya saya juara dua. Apa anda tahu mengapa saya juara II? tak lama kemudian saya baru tahu bahwa teman saya yang juara I lebih miskin dari saya.” Selain doa yang dipanjatkan, kerja keras memang berpengaruh terhadap hasil yang diharapkan. Dari statement beliau tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin kurang baik keadaan seseorang akan membuat dirinya semakin terpacu untuk maju dan maju sehingga kekurangannya bisa terpenuhi dengan doa dan kerja keras yang berbeda dengan yang lainnya. Tentu saja tidak semua orang memiliki mental dan kepribadian seperti ini.
2. Pernyataan di media
Media cukup berperan dalam proses transfer gizi moral pada masyarakat. Informasi yang negatif bisa meracuni penerima informasi. Bila kita memiliki filter yang baik, kita tidak akan mudah terhasut opini yang tidak baik untuk diri kita.
3. Lingkungan
Lingkungan berpengaruh terhadap perkembangan potensi kita. Bila kita berada dilingkungan dengan opini-opini yang merubah persepsi sehingga menurunkan semangat kita maka kita tidak akan cepat maju dan justru bisa membuat kita semakin jauh dengan harapan-harapan kita. Seperti halnya buah semangka yang dikembangkan dinegara jepang. Ketika buahnya masih kecil, buah tersebut dtempatkan dikotak sehingga berjalan dnegan waktu, buah tersebut akan berbentuk kotak dan tidak bundar atau lonjong seperti pada umumnya. Bila anda ingin optimis untuk maju dalam arah yang positif, maka sering berkumpulah dengan mereka yang bisa memberikan vitamin motivasi bagi anda.
Semoga setiap kita mengalami penurunan rasa percaya diri, kita segera bisa mengubahnya menjadi energi positif dengan menjadikan penyebabnya sebagai stimulator untuk melatih kita ke arah yang lebih baik dan semakin membuat kita memahami akan pandnagan-pandangan baru yang memperkaya kehidupan kita. Salam!!!
Dedicated for : Mereka yang selalu meneguhkan dan mengajari saya untuk memandang dunia dari sudut yang lebih luas.
"We lift ourselves by our thought. If you want to enlarge your life, you must first enlarge your thought of it and of yourself. Hold the ideal of yourself as you long to be, always everywhere."
Orison Swett Marden
1850-1924, Author and Founder of Success Magazine
Sebuah kisah inspirasional dari negri China
13 tahun yang lalu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar