Kamis, 25 September 2008

Selalu Tetap Berdoa




Ada suatu cerita

Suatu ketika, ada seorang anak yang sedang mengikuti sebuah lomba mobil
balap mainan. Suasana sungguh meriah siang itu, sebab ini adalah babak
final. Hanya tersisa 4 orang sekarang dan mereka memamerkan setiap
mobil mainan yang dimiliki. Semuanya buatan sendiri, sebab memang
begitulah
peraturannya.

Ada seorang anak bernama Mark. Mobilnya tak istimewa, namun ia termasuk
dalam 4 anak yang masuk final. Dibanding semua lawannya, mobil Mark-lah
yang paling tak sempurna. Beberapa anak menyangsikan kekuatan mobil itu untuk
berpacu melawan mobil lainnya. Yah, memang, mobil itu tak begitu
menarik.

Dengan kayu yang sederhana dan sedikit lampu kedip di atasnya, tentu tak
sebanding dengan hiasan mewah yang dimiliki mobil mainan lainnya. Namun,
Mark bangga dengan itu semua, sebab, mobil itu buatan tangannya sendiri.

Tibalah saat yang dinantikan. Final kejuaraan mobil balap mainan.
Setiap anak mulai bersiap di garis start, untuk mendorong mobil mereka
kencang-kencang. Di setiap jalur lintasan, telah siap 4 mobil, dengan 4
pembalap" kecilnya. Lintasan itu berbentuk lingkaran dengan 4 jalur
terpisah di antaranya. Namun, sesaat kemudian, Mark meminta waktu sebentar
sebelum lomba dimulai. Ia tampak berkomat-kamit seperti sedang berdoa.

Matanya terpejam, dengan tangan bertangkup memanjatkan doa. Lalu,
semenit kemudian, ia berkata, "Ya, aku siap!" Dor!!! Tanda telah dimulai.
Dengan satu hentakan kuat, mereka mulai mendorong mobilnya kuat-kuat.
Semua mobil tu pun meluncur dengan cepat. Setiap orang bersorak-sorai,
bersemangat, menjagokan mobilnya masing-masing.

"Ayo..ayo... cepat..cepat, maju..maju", begitu teriak mereka.
Ahha... sang pemenang harus ditentukan, tali lintasan finish pun telah
terlambai. Dan...
Mark-lah pemenangnya. Ya, semuanya senang, begitu juga Mark. Ia berucap,
dan berkomat-kamit lagi dalam hati. "Terima kasih."

Saat pembagian piala tiba. Mark maju ke depan dengan bangga. Sebelum
piala itu diserahkan, ketua panitia bertanya.
"Hai jagoan, kamu pasti tadi berdoa kepada Tuhan agar kamu menang,
bukan?"

Mark terdiam. "Bukan, Pak, bukan itu yang aku panjatkan," kata Mark.
Ia lalu melanjutkan, "Sepertinya, tak adil untuk meminta pada Tuhan
untuk menolongku mengalahkan orang lain, aku, hanya bermohon pada Tuhan,
supaya aku tak menangis, jika aku kalah."

Semua hadirin terdiam mendengar itu. Setelah beberapa saat, terdengarlah
gemuruh tepuk-tangan yang memenuhi ruangan.

Teman, anak-anak, tampaknya lebih punya kebijaksanaan dibanding kita
semua. Mark, tidaklah bermohon pada Tuhan untuk menang dalam setiap ujian.
Mark, tak memohon Tuhan untuk meluluskan dan mengatur setiap hasil yang
ingin diraihnya. Anak itu juga tak meminta Tuhan mengabulkan semua
harapannya. Ia tak berdoa untuk menang, dan menyakiti yang lainnya.

Namun, Mark, bermohon pada Tuhan, agar diberikan kekuatan saat
menghadapi itu semua. Ia berdoa, agar diberikan kemuliaan, dan mau menyadari
kekurangan dengan rasa bangga. Mungkin, telah banyak waktu yang kita lakukan untuk
berdoa pada Tuhan untuk mengabulkan setiap permintaan kita. Terlalu
sering juga kita meminta Tuhan untuk menjadikan kita nomor satu, menjadi yang
terbaik, menjadi pemenang dalam setiap ujian. Terlalu sering kita berdoa
pada Tuhan, untuk menghalau setiap halangan dan cobaan yang ada didepan
mata.

Padahal, bukankah yang kita butuh adalah bimbingan-Nya, tuntunan-Nya,
dan panduan-Nya? Kita, sering terlalu lemah untuk percaya bahwa kita kuat.
Kita sering lupa, dan kita sering merasa cengeng dengan kehidupan ini.
Tak adakah semangat perjuangan yang mau kita lalui? Saya yakin, Tuhan
memberikan kita ujian yang berat, bukan untuk membuat kita lemah, cengeng dan mudah
menyerah.

Jadi, teman, berdoalah agar kita selalu tegar dalam setiap ujian.
Berdoalah agar kita selalu dalam lindungan-Nya saat menghadapi itu ujian
tersebut.

-------------

KISAH NYATA MENETAPKAN IMPIAN

Rekan-rekan berikut ini kisah yang selalu saya baca yang telah menginspirasi saya untuk mencapai impian-impian saya. Semoga kisah ini bisa memberi inspirasi anda.

Saya mengambil intisari kisah inidari buku : Maximum Achievement karya Brian Tracy. Karena kisahnya bagus, saya ingin membagikannya untuk anda. Mudah2an para pakar di milis ini bisa memberi tanggapan dari sisi keilmuannya.


Mimpi Dua Anak Manusia
Seorang pemuda mengisahkan tentang betapa efektifnya system pencapaian tujuan dalam kehidupannya.

Dia dan pacarnya telah mengikuti Seminar Motivasi selama dua hari. Mereka bergairah tentang apa yang mereka pelajari dan ingin sekali menerapkannya dalam praktek, terutama Cara menetapkan Goal (tujuan). Setelah pulang dari seminar, mereka mengambil liburan pada hari berikutnya agar bisa melewatkan waktu sepanjang hari untuk merencanakan tujuan beberapa tahun berikutnya dalam kehidupan mereka. Mereka memerlukan waktu sepuluh jam penuh untuk menyelesaikan Goal mereka.

Mereka sudah berpacaran selama dua tahun dan telah membicarakan perkawinan, tetapi belum berani membuat keputusan atau komitmen. Mereka memutuskan satu tujuan yaitu menikah, dan mereka menetapkan satu batas waktu spesifik untuk pelaksanaan upacara perkawinan.


Tiga Tujuan Untuk Pernikahan
Mereka menetapkan tiga tujuan yang berhubungan dengan perkawinan. Tujuan pertama, mereka akan membeli dan melunasi rumah impian mereka sebelum menikah. Saat itu bulan Oktober dan mereka tetapkan tanggal perkawinan pada 4 Februari tahun depan.

Tujuan kedua adalah Menikah di Chrystal Cathedral di Garden Grove, California oleh Dr.. Robert Schuller.

Tujuan ketiga, menyelenggarakan resepsi perkawinan di atas kapal “Love Boat” di Long Beach, California.

Setelah menuliskan tiga tujuan ini secara terinci, seketika mereka mengambil tindakan. Mereka keluar beberapa sore berikutnya untuk melihat-lihat rumah. Akhirnya menemukan sebuah rumah tepat sebagaimana yang mereka inginkan. Harga permintaannya adalah $220.000, tetapi mereka mengetahui bahwa mereka bisa mendapatkannya dengan harga $180.000 kalau mereka bisa membayar tunai.

Impian yang dimulai tanpa uang simpanan
Masalahnya adalah mereka hampir-hampir tidak punya simpanan sama sekali. Mereka perlu menemukan atau memperoleh seluruh jumlah itu, maka mereka menetapkan tujuan baru, menghasilkan uang $180.000 dalam 90 hari.

Mereka menelepon kantor Dr. Robert Schuller di Crystal Cathedral untuk mengatur perkawinan mereka pada tanggal 4 Februari. Walaupun demikian mereka diberitahu bahwa Dr. Schuller tidak lagi melayani upacara perkawinan. Itu mustahil, tidak mungkin dipersoalkan lagi. Tetapi mereka bersikeras. Mereka bertanya apakah ada suatu cara yang bisa ditempuh supaya dia mengubah pendiriannya. Sekretaris menjelaskan bahwa Dr. Schuller jauh terlampau sibuk dan tidak ada yang bisa dilakukan.

Sekali lagi mereka bersikeras. Adakah suatu cara yang bisa ditempuh supaya mereka bisa menghimbau Dr. Schuller secara pribadi? Akhirnya, untuk menutup pembicaraan, sekretaris mengatakan pada mereka bahwa mereka bisa menulis surat kepadanya secara pribadi, tetapi mereka jangan terlalu berharap.

Seketika mereka duduk dan menulis surat kepada Dr. Schuller. Mereka menjelaskan betapa mereka sangat mempercayai “pemikiran kemungkinan,” betapa penting bagi mereka dinikahkan oleh Dr. Schuller, dan betapa besar perbedaan hal itu bagi kehidupan mereka. Mereka mengirimkan surat dan meneruskan ke tujuan kedua, Love Boat dan resepsi perkawinan.

Cara Menghadapi Rintangan
Sekali lagi mereka menghadapi rintangan. Ketika mereka menelepon agen pemesanan untuk Love Boat, mereka diberitahu bahwa kapal akan melaut pada hari tersebut, kembali pada pukul 4.00 petang dan berangkat lagi pukul 8.00 malam. Tidak mungkin bagi mereka untuk melangsungkan resepsi di kapal pada hari itu.

Tetapi mereka punya tekad kuat dan sangat optimistis. Mereka mempunyai sikap bahwa mereka tidak akan rugi apa-apa. Mereka menelepon seorang teman dalam bisnis perjalanan dan menanyakan apakah dia bisa melakukan beberapa usaha. Mereka mendapatkan jawaban yang sama melalui salurannya. Itu tidak mungkin.

Pengalaman mereka bukan hal yang luar biasa. Mereka telah menetapkan tiga tujuan besar bagi diri mereka dan harus menghadapi rintangan jalan pada setiap tujuan. Ingat, kalau tidak ada rintangan mungkin itu sama sekali bukan tujuan, itu hanya sebuah tugas.

Kapan saja anda menetapkan tujuan bagi diri anda yang berada di atas atau melampaui apapun yang pernah anda lakukan sebelumnya, anda seketika akan bertemu dengan rasa frustasi dan kesulitan yang belum pernah anda perhitungkan. Terutama anda akan mendengar seribu macam variasi untuk kata “Tidak”.

Tetapi sekali lagi jangan kuatir dan jangan berkecil hati. Hal negatif yang anda alami adalah bagian dari “ujian kegigihan dan ketabahan”. Ini hal yang selalu menyertai setiap tujuan. Ini akan menentukan betapa keras anda benar-benar menginginkannya, apapun tujuan anda. Dan kalau itu tidak layak diperjuangkan, mungkin itu memang tidak layak dimiliki.

Tidak mengenal Kata ‘Menyerah’
Pasangan ini tidak mau dihentikan. Mereka duduk dan menulis surat lain untuk agen Love Boat. Mereka menjelaskan situasinya dan mengulagi permohonan untuk memesan ruang utama bagi pelaksanaan resepsi pada petang hari tanggal empat Februari.

Rintangan mereka yang paling besar adalah mendapatkan cukup banyak uang untuk membeli rumah idaman mereka sebelum rumah itu dijual kepada orang lain. Tetapi dengan penuh keyakinan mereka menyerahkan uang panjar $1000 dengan tanggal penutupan transaksi dua bulan kemudian.

Usaha yang membuahkan hasil
Kemudian hal-hal yang ajaib mulai terjadi. Polis asuransi untuk sebuah perusahaan besar yang telah dikerjakannya selama enam bulan akhirnya keluar. Presiden direktur perusahaan ini menelponnya dan memberitahukan kepadanya bahwa polis telah disetujui oleh dewan direksi dan mereka ingin segalanya disiapkan dan dibayar pada akhir tahun. Setelah transaksi lengkap, komisi untuk polis ini lebih dari $90.000, komisi yang paling besar yang pernah diterimanya.

Tetapi itu tidak berakhir di situ saja. Satu minggu kemudian, presiden direktur tersebut meneleponnya dan mengatakan kepadanya bahwa dia telah menjelaskan tunjangan asuransi ini kepada seorang teman yang memiliki perusahaan dengan ukuran yang sama. Temannya bermaksud mengambil polis yang sama untuk perusahannya sendiri. Bisakah dia membantu? Tentu saja dia bisa! Dalam waktu dua minggu, dia telah menyelesaikan paket yang hampir sama untuk klien yang baru. Sesudah transaksi penjualan ditutup, komisi dari polis yang kedua adalah $90.000.

Impian telah menjadi Kenyataan
Itu baru permulaannya. Beberapa hari kemudian, mereka mendapat hubungan telepon dari sekretaris Dr. Schuller yang bicara dengan mereka dua minggu sebelumnya.

“Saya tidak tahu apa yang anda katakan dalam surat itu,” kata sekretaris, “tetapi Dr. Schuller keluar dari kantornya beberapa menit yang lalu dengan surat anda ditangannya dan berkata, ‘Saya akan melakukan upacara perkawinan ini.’ Kalau anda bisa berada di sini pada tanggal empat Februari, dia akan menikahkan anda pukul 2.00 siang.”

Kemudian kalau itu belum cukup, seminggu kemudian mereka mendapat hubungan telepon dari perusahaan perkapalan Love Boat. Mereka baru saja menyusun jadwal pelayaran Love Boat pada tahun baru. Kapal akan berlabuh pada tengah hari dan bukannya pukul 4.00 petang pada tanggal empat Februari dan bertolak lagi pk. 08.00 malam. Kalau mereka masih ingin melangsungkan resepsi di kapal Love Boat, itu bisa mereka laksanakan dari pukul 4.00 petang sampai pukul 6.00 petang.

Dia mengakhiri kisahnya dengan kata-kata berikut: “Saya merasa bahwa saya mencapai lebih banyak dalam enam bulan yang lalu dengan menggunakan sistem penetapan tujuan, dibandingkan dengan apa yang telah saya capai dalam lima tahun terakhir. Saya pikir saya telah memahami penetapan tujuan sebelumnya, tetapi saya tidak tahu betapa kuat prinsip ini sampai saya benar-benar kagum setelah tiga impian saya berhasil dicapai.

Tidak ada komentar: