- Di Dunia ini, hanya ibu seorang yang baik
Ibu Kita Adalah Orang Yang Paling Mulia Di Dunia Ini
"Shi Sang Chi You Mama Hau"
Alkisah, ada sepasang kekasih yang saling mencintai. Sang pria berasal dari keluarga
kaya, dan merupakan orang yang terpandang di kota tersebut. Sedangkan sang wanita
adalah seorang yatim piatu, hidup serba kekurangan, tetapi cantik, lemah lembut, dan
baik hati. Kelebihan inilah yang membuat sang pria jatuh hati.
Sang wanita hamil di luar nikah. Sang pria lalu mengajaknya menikah, dengan
membawa sang wanita ke rumahnya. Seperti yang sudah mereka duga, orang tua sang
pria tidak menyukai wanita tsb. Sebagai orang yang terpandang di kota tsb, latar
belakang wanita tsb akan merusak reputasi keluarga. Sebaliknya, mereka bahkan telah
mencarikan jodoh yang sepadan untuk anaknya. Sang pria berusaha menyakinkan orang
tuanya, bahwa ia sudah menetapkan keputusannya, apapun resikonya bagi dia.
Sang wanita merasa tak berdaya, tetapi sang pria menyakinkan wanita tsb bahwa
tidak ada yang bisa memisahkan mereka. Sang pria terus berargumen dengan orang
tuanya, bahkan membantah perkataan orangtuanya, sesuatu yang belum pernah
dilakukannya selama hidupnya (di zaman dulu, umumnya seorang anak sangat tunduk
pada orang tuanya).
Sebulan telah berlalu, sang pria gagal untuk membujuk orang tuanya agar
menerima calon istrinya. Sang orang tua juga stress karena gagal membujuk anak
satu-satunya, agar berpisah dengan wanita tsb, yang menurut mereka akan sangat
merugikan masa depannya.
Sang pria akhirnya menetapkan pilihan untuk kawin lari. Ia memutuskan untuk
meninggalkan semuanya demi sang kekasih. Waktu keberangkatan pun ditetapkan, tetapi
rupanya rencana ini diketahui oleh orang tua sang pria. Maka ketika saatnya tiba, sang
ortu mengunci anaknya di dalam kamar dan dijaga ketat oleh para bawahan di rumahnya
yang besar.
Sebagai gantinya, kedua orang tua datang ke tempat yang telah ditentukan
sepasang kekasih tsb untuk melarikan diri. Sang wanita sangat terkejut dengan
kedatangan ayah dan ibu sang pria. Mereka kemudian memohon pengertian dari sang
wanita, agar meninggalkan anak mereka satu-satunya. Menurut mereka, dengan
perbedaan status sosial yang sangat besar, perkawinan mereka hanya akan menjadi
gunjingan seluruh penduduk kota , reputasi anaknya akan tercemar, orang2 tidak akan
menghormatinya lagi. Akibatnya, bisnis yang akan diwariskan kepada anak mereka akan
bangkrut secara perlahan2.
Mereka bahkan memberikan uang dalam jumlah banyak, dengan permohonan agar
wanita tsb meninggalkan kota ini, tidak bertemu dengan anaknya lagi, dan menggugurkan
kandungannya. Uang tsb dapat digunakan untuk membiayai hidupnya di tempat lain.
Sang wanita menangis tersedu-sedu. Dalam hati kecilnya, ia sadar bahwa
perbedaan status sosial yang sangat jauh, akan menimbulkan banyak kesulitan bagi
kekasihnya. Akhirnya, ia setuju untuk meninggalkan kota ini, tetapi menolak untuk
menerima uang tsb. Ia mencintai sang pria, bukan uangnya. Walaupun ia sepenuhnya
sadar, jalan hidupnya ke depan akan sangat sulit?.
Ibu sang pria kembali memohon kepada wanita tsb untuk meninggalkan sepucuk
surat kepada mereka, yang menyatakan bahwa ia memilih berpisah dengan sang pria. Ibu
sang pria kuatir anaknya akan terus mencari kekasihnya, dan tidak mau meneruskan
usaha orang tuanya. "Walaupun ia kelak bukan suamimu, bukankah Anda ingin
melihatnya sebagai seseorang yang berhasil? Ini adalah untuk kebaikan kalian berdua",
kata sang ibu.
Dengan berat hati, sang wanita menulis surat . Ia menjelaskan bahwa ia sudah
memutuskan untuk pergi meninggalkan sang pria. Ia sadar bahwa keberadaannya hanya
akan merugikan sang pria. Ia minta maaf karena telah melanggar janji setia mereka
berdua, bahwa mereka akan selalu bersama dalam menghadapi penolakan2 akibat
perbedaan status sosial mereka. Ia tidak kuat lagi menahan penderitaan ini, dan
memutuskan untuk berpisah. Tetesan air mata sang wanita tampak membasahi surat
tersebut.
Sang wanita yang malang tsb tampak tidak punya pilihan lain. Ia terjebak antara
moral dan cintanya. Sang wanita segera meninggalkan kota itu, sendirian. Ia menuju
sebuah desa yang lebih terpencil. Disana, ia bertekad untuk melahirkan dan
membesarkan anaknya.
------------ --------- --------- --------- --------- --------- --------- --------- --------- -----
Tiga tahun telah berlalu. Ternyata wanita tersebut telah menjadi seorang ibu.
Anaknya seorang laki2. Sang ibu bekerja keras siang dan malam, untuk membiayai
kehidupan mereka. Di pagi dan siang hari, ia bekerja di sebuah industri rumah tangga,
malamnya, ia menyuci pakaian2 tetangga dan menyulam sesuai dengan pesanan
pelanggan. Kebanyakan ia melakukan semua pekerjaan ini sambil menggendong anak di
punggungnya. Walaupun ia cukup berpendidikan, ia menyadari bahwa pekerjaan lain
tidak memungkinkan, karena ia harus berada di sisi anaknya setiap saat. Tetapi sang ibu
tidak pernah mengeluh dengan pekerjaannya?
Di usia tiga tahun, suatu saat, sang anak tiba2 sakit keras. Demamnya sangat
tinggi. Ia segera dibawa ke rumah sakit setempat. Anak tsb harus menginap di rumah
sakit selama beberapa hari. Biaya pengobatan telah menguras habis seluruh tabungan
dari hasil kerja kerasnya selama ini, dan itupun belum cukup. Ibu tsb akhirnya juga
meminjam ke sana-sini, kepada siapapun yang bermurah hati untuk memberikan
pinjaman.
Saat diperbolehkan pulang, sang dokter menyarankan untuk membuat sup ramuan,
untuk mempercepat kesembuhan putranya. Ramuan tsb terdiri dari obat2 herbal dan
daging sapi untuk dikukus bersama. Tetapi sang ibu hanya mampu membeli obat2 herbal
tsb, ia tidak punya uang sepeserpun lagi untuk membeli daging. Untuk meminjam lagi,
rasanya tak mungkin, karena ia telah berutang kepada semua orang yang ia kenal, dan
belum terbayar.
Ketika di rumah, sang ibu menangis. Ia tidak tahu harus berbuat apa, untuk
mendapatkan daging. Toko daging di desa tsb telah menolak permintaannya, untuk bayar
di akhir bulan saat gajian.
Dian tara tangisannya, ia tiba2 mendapatkan ide. Ia mencari alkohol yang ada di
rumahnya, sebilah pisau dapur, dan sepotong kain. Setelah pisau dapur dibersihkan
dengan alkohol, sang ibu nekad mengambil sekerat daging dari pahanya. Agar tidak
membangunkan anaknya yang sedang tidur, ia mengikat mulutnya dengan sepotong kain.
Darah berhamburan. Sang ibu tengah berjuang mengambil dagingnya sendiri, sambil
berusaha tidak mengeluarkan suara kesakitan yang teramat sangat?..
Hujan lebatpun turun. Lebatnya hujan menyebabkan rintihan kesakitan sang ibu
tidak terdengar oleh para tetangga, terutama oleh anaknya sendiri. Tampaknya langit
juga tersentuh dengan pengorbanan yang sedang dilakukan oleh sang ibu???.
------------ --------- --------- --------- --------- --------- --------- --------- --------- --------- ----
Enam tahun telah berlalu, anaknya tumbuh menjadi seorang anak yang tampan,
cerdas, dan berbudi pekerti. Ia juga sangat sayang ibunya. Di hari minggu, mereka sering
pergi ke taman di desa tersebut, bermain bersama, dan bersama2 menyanyikan lagu "Shi
Sang Chi You Mama Hau" (terjemahannya "Di Dunia ini, hanya ibu seorang yang baik").
Sang anak juga sudah sekolah. Sang ibu sekarang bekerja sebagai penjaga toko,
karena ia sudah bisa meninggalkan anaknya di siang hari. Hari2 mereka lewatkan dengan
kebersamaan, penuh kebahagiaan. Sang anak terkadang memaksa ibunya, agar ia bisa
membantu ibunya menyuci di malam hari. Ia tahu ibunya masih menyuci di malam hari,
karena perlu tambahan biaya untuk sekolahnya. Ia memang seorang anak yang cerdas.
Ia juga tahu, bulan depan adalah hari ulang tahun ibunya. Ia berniat membelikan
sebuah jam tangan, yang sangat didambakan ibunya selama ini. Ibunya pernah
mencobanya di sebuah toko, tetapi segera menolak setelah pemilik toko menyebutkan
harganya. Jam tangan itu sederhana, tidak terlalu mewah, tetapi bagi mereka, itu terlalu
mahal. Masih banyak keperluan lain yang perlu dibiayai.
Sang anak segera pergi ke toko tsb, yang tidak jauh dari rumahnya. Ia meminta
kepada kakek pemilik toko agar menyimpan jam tangan tsb, karena ia akan membelinya
bulan depan. "Apakah kamu punya uang?" tanya sang pemilik toko. "Tidak sekarang, nanti
saya akan punya", kata sang anak dengan serius.
Ternyata, bulan depan sang anak benar2 muncul untuk membeli jam tangan tsb.
Sang kakek juga terkejut, kiranya sang anak hanya main2. Ketika menyerahkan uangnya,
sang kakek bertanya "Dari mana kamu mendapatkan uang itu? Bukan mencuri kan ?".
"Saya tidak mencuri, kakek. Hari ini adalah hari ulang tahun ibuku. Saya biasanya naik
becak pulang pergi ke sekolah. Selama sebulan ini, saya berjalan kaki saat pulang dari
sekolah ke rumah, uang jajan dan uang becaknya saya simpan untuk beli jam ini. Kakiku
sakit, tapi ini semua untuk ibuku. O ya, jangan beritahu ibuku tentang hal ini. Ia akan
marah" kata sang anak. Sang pemilik toko tampak kagum pada anak tsb.
Seperti biasanya, sang ibu pulang dari kerja di sore hari. Sang anak segera
memberikan ucapan selamat pada ibu, dan menyerahkan jam tangan tsb. Sang ibu
terkejut bercampur haru, ia bangga dengan anaknya. Jam tangan ini memang adalah
impiannya. Tetapi sang ibu tiba2 tersadar, dari mana uang untuk membeli jam tsb. Sang
anak tutup mulut, tidak mau menjawab.
"Apakah kamu mencuri, Nak?" Sang anak diam seribu bahasa, ia tidak ingin ibu
mengetahui bagaimana ia mengumpulkan uang tersebut. Setelah ditanya berkali2 tanpa
jawaban, sang ibu menyimpulkan bahwa anaknya telah mencuri. "Walaupun kita miskin,
kita tidak boleh mencuri. Bukankah ibu sudah mengajari kamu tentang hal ini?" kata
sang ibu.
Lalu ibu mengambil rotan dan mulai memukul anaknya. Biarpun ibu sayang pada
anaknya, ia harus mendidik anaknya sejak kecil. Sang anak menangis, sedangkan air
mata sang ibu mengalir keluar. Hatinya begitu perih, karena ia sedang memukul belahan
hatinya. Tetapi ia harus melakukannya, demi kebaikan anaknya.
Suara tangisan sang anak terdengar keluar. Para tetangga menuju ke rumah tsb
heran, dan kemudian prihatin setelah mengetahui kejadiannya. "Ia sebenarnya anak yang
baik", kata salah satu tetangganya. Kebetulan sekali, sang pemilik toko sedang
berkunjung ke rumah salah satu tetangganya yang merupakan familinya.
Ketika ia keluar melihat ke rumah itu, ia segera mengenal anak itu. Ketika
mengetahui persoalannya, ia segera menghampiri ibu itu untuk menjelaskan. Tetapi
tiba2 sang anak berlari ke arah pemilik toko, memohon agar jangan menceritakan yang
sebenarnya pada ibunya.
"Nak, ketahuilah, anak yang baik tidak boleh berbohong, dan tidak boleh
menyembunyikan sesuatu dari ibunya". Sang anak mengikuti nasehat kakek itu. Maka
kakek itu mulai menceritakan bagaimana sang anak tiba2 muncul di tokonya sebulan
yang lalu, memintanya untuk menyimpan jam tangan tsb, dan sebulan kemudian akan
membelinya. Anak itu muncul siang tadi di tokonya, katanya hari ini adalah hari ulang
tahun ibunya. Ia juga menceritakan bagaimana sang anak berjalan kaki dari sekolahnya
pulang ke
rumah dan tidak jajan di sekolah selama sebulan ini, untuk mengumpulkan uang
membeli jam tangan kesukaan ibunya.
Tampak sang kakek meneteskan air mata saat selesai menjelaskan hal tsb, begitu
pula dengan tetangganya. Sang ibu segera memeluk anak kesayangannya, keduanya
menangis dengan tersedu-sedu? ."Maafkan saya, Nak."
"Tidak Bu, saya yang bersalah"??? ..
------------ --------- --------- --------- --------- --------- --------- --------- --------- --------- -------
Sementara itu, ternyata ayah dari sang anak sudah menikah, tetapi istrinya
mandul. Mereka tidak punya anak. Sang ortu sangat sedih akan hal ini, karena tidak akan
ada yang mewarisi usaha mereka kelak.
Ketika sang ibu dan anaknya berjalan2 ke kota , dalam sebuah kesempatan,
mereka bertemu dengan sang ayah dan istrinya. Sang ayah baru menyadari bahwa
sebenarnya ia sudah punya anak dari darah dagingnya sendiri. Ia mengajak mereka
berkunjung ke rumahnya, bersedia menanggung semua biaya hidup mereka, tetapi sang
ibu menolak. Kami bisa hidup dengan baik tanpa bantuanmu.
Berita ini segera diketahui oleh orang tua sang pria. Mereka begitu ingin melihat
cucunya, tetapi sang ibu tidak mau mengizinkan.
------------ --------- --------- --------- --------- --------- --------- --------- --------- --------- --------- --
Di pertengahan tahun, penyakit sang anak kembali kambuh. Dokter mengatakan bahwa
penyakit sang anak butuh operasi dan perawatan yang konsisten. Kalau kambuh lagi, akan
membahayakan jiwanya.
Keuangan sang ibu sudah agak membaik, dibandingkan sebelumnya. Tetapi biaya medis
tidaklah murah, ia tidak sanggup membiayainya. Sang ibu kembali berpikir keras. Tetapi ia tidak
menemukan solusi yang tepat. Satu2nya jalan keluar adalah menyerahkan anaknya kepada sang
ayah, karena sang ayahlah yang mampu membiayai perawatannya.
Maka di hari Minggu ini, sang ibu kembali mengajak anaknya berkeliling kota , bermain2 di
taman kesukaan mereka. Mereka gembira sekali, menyanyikan lagu "Shi Sang Chi You
Mama Hau", lagu kesayangan mereka. Untuk sejenak, sang ibu melupakan semua
penderitaannya, ia hanyut dalam kegembiraan bersama sang anak.
Sepulang ke rumah, ibu menjelaskan keadaannya pada sang anak. Sang anak
menolak untuk tinggal bersama ayahnya, karena ia hanya ingin dengan ibu. "Tetapi ibu
tidak mampu membiayai perawatan kamu, Nak" kata ibu. "Tidak apa2 Bu, saya tidak
perlu dirawat. Saya sudah sehat, bila bisa bersama2 dengan ibu. Bila sudah besar nanti,
saya akan cari banyak uang untuk biaya perawatan saya dan untuk ibu. Nanti, ibu tidak
perlu bekerja lagi, Bu", kata sang anak. Tetapi ibu memaksa akan berkunjung ke rumah
sang ayah keesokan harinya. Penyakitnya memang bisa kambuh setiap saat.
Disana ia diperkenalkan dengan kakek dan neneknya. Keduanya sangat senang
melihat anak imut tersebut. Ketika ibunya hendak pulang, sang anak meronta2 ingin ikut
pulang dengan ibunya. Walaupun diberikan mainan kesukaan sang anak, yang tidak
pernah ia peroleh saat bersama ibunya, sang anak menolak. "Saya ingin Ibu, saya tidak
mau mainan itu", teriak sang anak dengan nada yang polos. Dengan hati sedih dan
menangis, sang ibu berkata "Nak, kamu harus dengar nasehat ibu. Tinggallah di sini.
Ayah, kakek dan nenek akan bermain bersamamu." "Tidak, aku tidak mau mereka. Saya
hanya mau ibu, saya sayang ibu, bukankah ibu juga sayang saya? Ibu sekarang tidak mau
saya lagi", sang anak mulai menangis.
Bujukan demi bujukan ibunya untuk tinggal di rumah besar tsb tidak didengarkan
anak kecil tsb. Sang anak menangis tersedu2 "Kalau ibu sayang padaku, bawalah saya
pergi, Bu". Sampai pada akhirnya, ibunya memaksa dengan mengatakan "Benar, ibu tidak
sayang kamu lagi. Tinggallah disini", ibunya segera lari keluar meninggalkan rumah tsb.
Tampak anaknya meronta2 dengan ledakan tangis yang memilukan.
Di rumah, sang ibu kembali meratapi nasibnya. Tangisannya begitu menyayat hati,
ia telah berpisah dengan anaknya. Ia tidak diperbolehkan menjenguk anaknya, tetapi
mereka berjanji akan merawat anaknya dengan baik. Dian tara isak tangisnya, ia tidak
menemukan arti hidup ini lagi. Ia telah kehilangan satu2nya alasan untuk hidup, anaknya
tercinta.
Kemudian ibu yang malang itu mengambil pisau dapur untuk memotong urat
nadinya. Tetapi saat akan dilakukan, ia sadar bahwa anaknya mungkin tidak akan
diperlakukan dengan baik. Tidak, ia harus hidup untuk mengetahui bahwa anaknya
diperlakukan dengan baik. Segera, niat bunuh diri itu dibatalkan, demi anaknya juga??..
------------ --------- --------- --------- --------- --------- --------- --------- --------- -----
Setahun berlalu. Sang ibu telah pindah ke tempat lain, mendapatkan kerja yang
lebih baik lagi. Sang anak telah sehat, walaupun tetap menjalani perawatan medis secara
rutin setiap bulan.
Seperti biasa, sang anak ingat akan hari ulang tahun ibunya. Uang pun dapat ia
peroleh dengan mudah, tanpa perlu bersusah payah mengumpulkannya. Maka, pada hari
tsb, sepulang dari sekolah, ia tidak pulang ke rumah, ia segera naik bus menuju ke desa
tempat tinggal ibunya, yang memakan waktu beberapa jam. Sang anak telah
mempersiapkan setangkai bunga, sepucuk surat yang menyatakan ia setiap hari
merindukan ibu, sebuah kartu ucapan selamat ulang tahun, dan nilai ujian yang sangat
bagus. Ia akan memberikan semuanya untuk ibu.
Sang anak berlari riang gembira melewati gang-gang kecil menuju rumahnya.
Tetapi ketika sampai di rumah, ia mendapati rumah ini telah kosong. Tetangga
mengatakan ibunya telah pindah, dan tidak ada yang tahu kemana ibunya pergi. Sang anak
tidak tahu harus berbuat apa, ia duduk di depan rumah tsb, menangis "Ibu benar2 tidak
menginginkan saya lagi."
Sementara itu, keluarga sang ayah begitu cemas, ketika sang anak sudah terlambat
pulang ke rumah selama lebih dari 3 jam. Guru sekolah mengatakan semuanya sudah
pulang. Semua tempat sudah dicari, tetapi tidak ada kabar. Mereka panik. Sang ayah
menelpon ibunya, yang juga sangat terkejut. Polisi pun dihubungi untuk melaporkan
anak hilang.
Ketika sang ibu sedang berpikir keras, tiba2 ia teringat sesuatu. Hari ini adalah hari
ulang tahunnya. Ia terlalu sibuk sampai melupakannya. Anaknya mungkin pulang ke
rumah. Maka sang ayah dan sang ibu segera naik mobil menuju rumah tsb. Sayangnya,
mereka hanya menemukan kartu ulang tahun, setangkai bunga, nilai ujian yang bagus,
dan sepucuk surat anaknya. Sang ibu tidak mampu menahan tangisannya, saat membaca
tulisan2 imut anaknya dalam surat itu.
Hari mulai gelap. Mereka sibuk mencari di sekitar desa tsb, tanpa mendapatkan
petunjuk apapun. Sang ibu semakin resah. Kemudian sang ibu membakar dupa, berlutut
di hadapan altar Dewi Kuan Im, sambil menangis ia memohon agar bisa menemukan
anaknya.
Seperti mendapat petunjuk, sang ibu tiba2 ingat bahwa ia dan anaknya pernah pergi ke
sebuah kuil Kuan Im di desa tsb. Ibunya pernah berkata, bahwa bila kamu memerlukan
pertolongan, mohonlah kepada Dewi Kuan Im yang welas asih. Dewi Kuan Im pasti akan
menolongmu, jika niat kamu baik. Ibunya memprediksikan bahwa anaknya mungkin
pergi ke kuil tsb untuk memohon agar bisa bertemu dengan dirinya.
Benar saja, ternyata sang anak berada di sana . Tetapi ia pingsan, demamnya tinggi
sekali. Sang ayah segera menggendong anaknya untuk dilarikan ke rumah sakit. Saat
menuruni tangga kuil, sang ibu terjatuh dari tangga, dan berguling2 jatuh ke bawah????..
------------ --------- --------- --------- --------- --------- --------- --------- --------- --------- ----
Sepuluh tahun sudah berlalu. Kini sang anak sudah memasuki bangku kuliah. Ia
sering beradu mulut dengan ayah, mengenai persoalan ibunya. Sejak jatuh dari tangga,
ibunya tidak pernah ditemukan. Sang anak telah banyak menghabiskan uang untuk
mencari ibunya kemana2, tetapi hasilnya nihil.
Siang itu, seperti biasa sehabis kuliah, sang anak berjalan bersama dengan tman
wanitanya. Mereka tampak serasi. Saat melaju dengan mobil, di persimpangan sebuah
jalan, ia melihat seorang wanita tua yang sedang mengemis. Ibu tsb terlihat kumuh, dan
tampak memakai tongkat. Ia tidak pernah melihat wanita itu sebelumnya. Wajahnya
kumal, dan ia tampak berkomat-kamit.
Di dorong rasa ingin tahu, ia menghentikan mobilnya, dan turun bersama pacar
untuk menghampiri pengemis tua itu. Ternyata sang pengemis tua sambil mengacungkan
kaleng kosong untuk minta sedekah, ia berucap dengan lemah "Dimanakah anakku?
Apakah kalian melihat anakku?"
Sang anak merasa mengenal wanita tua itu. Tanpa disadari, ia segera
menyanyikan lagu "Shi Sang Ci You Mama Hau" dengan suara perlahan, tak disangka
sang pengemis tua ikut menyanyikannya dengan suara lemah. Mereka berdua menyanyi
bersama. Ia segera mengenal suara ibunya yang selalu menyanyikan lagu tsb saat ia
kecil, sang anak segera memeluk pengemis tua
itu dan berteriak dengan haru "Ibu? Ini saya ibu".
Sang pengemis tua itu terkejut, ia meraba2 muka sang anak, lalu bertanya,
"Apakah kamu ??..(nama anak itu)?" "Benar bu, saya adalah anak ibu?". Keduanya pun
berpelukan dengan erat, air mata keduanya berbaur membasahi bumi???.
Karena jatuh dari tangga, sang ibu yang terbentur kepalanya menjadi hilang
ingatan, tetapi ia setiap hari selama sepuluh tahun terus mencari anaknya, tanpa peduli
dengan keadaaan dirinya. Sebagian orang menganggapnya sebagai orang gila?.
------------ --------- --------- --------- --------- --------- --------- --------- --------
Dalam kondisi kritis, Ibu kita akan melakukan apa saja demi kita. Ibu bahkan rela
mengorbankan nyawanya?..
Simaklah penggalan doa keputusasaan berikut ini, di saat Ibu masih muda, ataupun disaat
Ibu sudah tua :
1. Anakku masih kecil, masa depannya masih panjang. Oh Tuhan, ambillah aku sebagai
gantinya.
2. Aku sudah tua, Oh Tuhan, ambillah aku sebagai gantinya.
Diantara orang2 disekeliling Anda, yang Anda kenal, Saudara/I kandung Anda, diantara
lebih dari 6 Milyar manusia, siapakah yang rela mengorbankan nyawanya untuk Anda,
kapan pun, dimana pun, dengan cara apapun ?
Tidak diragukan lagi
"Ibu kita adalah Orang Yang Paling Mulia di dunia ini"
****************
Amerika Latin Jadi Panutan Pemilih Muda
Pemilih muda pada pemilu dan pilpres 2009 nanti akan banyak diinspirasi kemenangan tokoh-tokoh muda di negara Amerika Latin yang berani melakukan terobosan baru, selain masalah demokrasi.
"Saat ini kaum muda banyak di inspirasi kemenangan tokoh muda Amerika Latin seperti kemenangan Lula Da Silva di Brasil maupun Fernando Lugo di Paraguay yang berani memberikan terobosan baru di negerinya," kata pengamat sosial politik Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Arie Sujito Msi, Sabtu.
Menurut dia, hadirnya sosok muda yang berani melakukan berbagai terobosan dalam pemilu dan pilpres 2009 nanti akan menjadi lirikan para pemilih muda yang mulai kehilangan kepercayaan dengan elit politik saat ini.
"Tetapi figur muda di sini tidak sekedar mereka yang baru tampil di kancah politik, tetapi figur yang memang memiliki keberanian dan terobosan baru dan tidak cukup hanya mengusung tema dan bicara masalah demokrasi saja," katanya.
Ia mengatakan, jika figur muda yang muncul nanti tetap tidak punya terobosan baru maka kemungkinan golongan putih (golput) akan meningkat.
"Pemilih muda tidak sekedar butuh figur baru, tetapi mereka butuh pembaharu, sehingga jika harapan mereka tidak terwakili oleh figur baru tersebut maka angka golput akan meningkat," katanya.
Lebih lanjut ia mengatakan, saat ini masih sulit meraba sejauh mana kekuatan dari para figur karena konfigurasi masih akan berubah-ubah hingga menjelang pelaksanaan pemilu nanti.
"Prediksikan akan nampak sekitar tiga bulan menjelang pemilu, karena saat itu konfigurasi lebih terlihat dan mobilisasi melalui partai politik melalui pendekatan-pendekat an antar figur mulai berjalan," katanya.
Ia menambahkan, konfigurasi baru tersebut akan menampakkan bentuk parlemen dari masing-masing figur yang berpasangan sehingga ini juga menjadi catatan pemilih muda dalam menentukan calon pemimpinnya.
"Bayangan dari parlemen ini akan menentukan calon alternatif bagi pemilih muda, apakah mereka dapat memenuhi tuntutan dari para pemilih muda ini atau tidak. Ini yang akan menentukan tingkat partisipasi kaum muda dalam pemilu dan pilpres 2009," katanya. (*)
Ayah Tercepat
Pada suatu siang hari yang panas, ada empat orang anak SD sedang
berjalan kaki pulang menuju rumahnya.Dalam perjalanan mereka pun
bercerita membanggakan ayahnya. Ceritanya begini:
Tony : Eh..., loe tau gak, papa gw kerjanya super cepat.
Anto : emangnya papa loe kerja apaan?
Tony : Papa gw seorang pemanah.Ketika dia melepaskan panah dari
busurnya, trus dia berlari ke tempat sasarannya.Panah itu baru tiba 5
detik setelah papa gw sampai di sana.
Budi : Wuih... hebat juga papa loe.tapi masih kalah sama bokap gw.
Bokap gw, 5 menit lebih cepat.
Tony : Emangnya bokap loe kerja apaan?
Budi : Bokap gw pemburu.... Waktu bokap gw menembakkan senapannya,
trus bokap gw lari ke arah tembakannya. 5 menit sebelum peluru sampai
sasaran, bokap gw udah duluan.
Anto : Luar biasa...., tapi belum apa2 dibanding ayah gw.Ayah gw, 5
jam lebih cepat.
Budi : Emangnya ayah loe kerjanya apa?
Anto : Ayah gw PNS. Khan jam pulang kerjanya jam 3 sore, tapi jam 10
pagi, ayah gw dah balik lg k rmh.
Ujang yang dari tadi diam menanggapi dengan antusias.
Ujang : Ah, kalian semua masih kalah sama abah gw. Abah gw lebih cepat 5 bulan.
Tony : Lho, kok bisa?
Ujang : iya, begini critanya, abah sama emak gw khan nikahnya bulan
januari, tapi bulan april gw udah lahir.
Sebuah kisah inspirasional dari negri China
13 tahun yang lalu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar