Selasa, 14 Oktober 2008

Do The Best, Dont Be The Best






Setiap orang ingin sukses. Itu pasti. Apakah rahasia kesuksesan itu?
Apa yang membuat orang sukses? Apakah talenta, bakat, pendidikan
tinggi atau koneksi. Sebuah penelitian yang dilakukan terhadap lulusan
Harvard yang telah lulus 20 tahun lalu, mengungkapkan bahwa 3% dari
lulusan Harvard yang menulis sasarannya dengan sangat jelas mencapai
kebebasan finansial yang jauh lebih baik dari 97% lainnya. Penelitian
ini mengungkapkan bahwa kemungkinan orang sukses jauh lebih besar,
ketika orang tersebut menuliskan sasaran (goal) dengan sangat jelas.

Orang-orang dengan talenta, bakat dan pendidikan biasa-biasa saja bisa
berhasil jauh lebih baik, jika orang itu mau menuliskan sasaran dengan
sangat jelas, fokus terhadap sasaran itu dan berusaha terus untuk
mencapainya. Sudahkah Anda menulis sasaran yang Anda ingin capai? Jika
belum, ada baiknya Anda menuliskan sasaran Anda. Bila sudah, apakah
Anda terus berusaha memberikan yang terbaik untuk mencapai sasaran
itu? Atau Anda berhenti dan menyerah di tengah jalan walau sasaran
yang Anda inginkan belum tercapai. Anda mungkin berhenti di tengah
jalan karena kehilangan motivasi atau karena sudah merasakan sedikit
keberhasilan dan puas dengan pencapaian itu.

Ada sebuah cerita menarik. Satu tim yang terdiri dari sepuluh orang
ingin melakukan pendakian gunung. Tujuannya adalah untuk persahabatan
dan membangun teamwork. Untuk mencapai puncak gunung itu kira-kira
dibutuhkan 8 jam berjalan kaki. Sebelum mulai pendakian, setiap
anggota saling memberi semangat dan motivasi. Saking bersemangatnya,
mereka sudah tidak sabar lagi ingin mendaki lereng-lereng gunung,
mengambil foto dan membayangkan mereka merayakan kemenangan ketika
mereka sudah sampai ke puncak gunung tersebut.

Mereka terus mendaki dan saling memberi semangat. Kira-kira setengah
perjalanan dari pendakian itu, ada sebuah rumah makan kecil yang cukup
menarik. Mereka berdiskusi kecil, apakah mereka berhenti disitu untuk
makan siang sebentar atau melanjutkan perjalanan sampai ke puncak
pegunungan. Setelah berdiskusi cukup lama, akhirnya mereka memutuskan
untuk berhenti beberapa menit untuk makan siang, minum kopi dan
beristirahat sejenak. Dengan latar belakang pegunungan, para pendaki
itu sangat menikmati pemandangan yang sangat indah dan menyenangkan.

Setelah mereka kenyang dan merasa nyaman, hanya lima orang dari mereka
ingin melanjutkan perjalanan sampai ke puncak. Separuh dari mereka
sudah merasa nyaman dan tidak mau melanjutkan perjalanan. Bukan karena
pendakian itu sulit. Bukan karena mereka tidak mampu. Bukan karena
mereka sudah lelah. Tetapi karena separuh dari mereka merasa sudah
cukup baik dimana mereka berada. Mereka kehilangan semangat untuk
mendaki sampai ke puncak seperti tujuan awal mereka. Mereka kehilangan
motivasi untuk melihat dan menikmati pemandangan- pemandangan baru,
pemandangan- pemandangan yang belum pernah mereka lihat. Mereka sudah
merasakan sedikit keberhasilan, dan mereka merasa ini cukup baik.
Keinginan mereka untuk memberikan yang terbaik terhalangi dengan
pencapaian yang mereka anggap cukup baik.

Sering kali kita seperti mereka. Awalnya, ketika kita baru saja
merumuskan sasaran yang ingin kita capai (biasanya diawal tahun), kita
begitu termotivasi, antusias dan bersemangat untuk mencapainya. Tetapi
setelah mencicipi sedikit keberhasilan, kita menjadi malas. kita
menjadi begitu cepat berpuas diri. Kita merasa sudah begitu nyaman
dengan dimana kita berada.

Dimana Anda berada sekarang mungkin bukanlah tempat yang buruk, itu
tempat yang nyaman, tetapi Anda tahu persis bahwa itu bukanlah tempat
dimana Anda seharusnya berada. Seorang kawan pernah berkata kepada
saya, "Dulu saya kelebihan berat badan 20 Kg, tetapi sekarang berat
badan saya telah berkurang 10 Kg, saya sudah merasa cukup baik." Saya
berkata kepada kawan itu, "Pencapaianmu memang luar biasa, itu patut
dibanggakan dan disyukuri, namun jangan berhenti sampai disitu. Kamu
sudah melakukan yang baik, tetapi itu bukan yang terbaik yang kamu
bisa lakukan. Saya yakin kamu bisa menurukan berat badan sampai 20 Kg."

Mungkin dalam keluarga dan pekerjaan, Anda sudah merasakan sedikit
keberhasilan. Syukurilah keberhasilan itu. Berterima kasihlah atas
pencapaian itu. Tetapi jangan berhenti sampai di situ. Terus bergerak.
Terus dekati sasaran Anda, sampai sasaran Anda tercapai.

Melakukan yang terbaik bukan berarti menjadi sempurna. Melakukan yang
terbaik adalah ketika Anda melakukan setiap hal dengan segenap
kemampuan yang Anda miliki. Mencoba menjadi sempurna adalah jalan
menuju kekecewaan. Tidak ada seorangpun di dunia ini dapat melakukan
segala sesuatu sempurna 100%. Dari pada menjadi sempurna, lebih baik
Anda melakukan segala sesuatu yang terbaik yang Anda bisa lakukan.

Yang saya maksudkan disini bukan juga menjadi yang terbaik, tetapi
melakukan yang terbaik. Menjadi yang terbaik dengan mengalahkan orang
lain adalah sebuah perjalanan yang sangat melelahkan dengan format
win-lose. Melakukan yang terbaik yang saya maksud adalah sebuah
tindakan yang proaktif dan dinamis. Anda harus selalu bertanya dalam
apapun yang Anda lakukan, apakah Anda sudah memberikan yang terbaik.
Sangat mungkin sekali ketika Anda terus melakukan yang terbaik, Anda
akan menjadi yang terbaik. Di dalam keluarga, apakah Anda sudah
memberikan yang terbaik kepada suami, istri, orang tua, saudara, dan
anak Anda. Di kantor, sudahkah Anda memberikan yang terbaik kepada
atasan, bawahan dan rekan-rekan kerja. Seperti kata seorang penulis
Amerika terkenal, Helen Keller, ketika Anda selalu melakukan yang
terbaik yang Anda mampu lakukan, maka akan ada keajaiban yang akan
datang dalam hidup Anda. Do the best, don't be the best.

Tips meningkatkan produktivitas Anda:

1. Tuliskan sasaran Anda dengan sangat jelas.

2. Sasaran Anda harus spesifik, terukur, realistik dan kapan ingin
dicapai.

3. Syukuri dimanapun Anda berada sekarang, tetapi jangan berhenti
dan cepat puas bila Anda belum mencapai sasaran.

4. Terus menerus lakukan yang terbaik yang bisa Anda lakukan.

5. Melakukan yang terbaik bukanlah berarti menjadi terbaik dengan
mengalahkan orang lain. Melakukan yang terbaik adalah sebuah
tindakan yang proaktif dan dinamis.

6. Melakukan yang terbaik adalah melakukan setiap hal dengan
segenap kemampuan yang Anda miliki.

Kasus Skorsing Polandia
Terselamatkan Proposal Listkiewicz

Polandia selamat dari ancaman dua kali kalah tanpa bertanding dengan skor 0-3 saat melawan Republik Ceska (11/10) dan Slovakia (15/10). Federasi Polandia, PZPN, batal diskors FIFA dan UEFA setelah sebuah formulasi jalan tengah diajukan pada Senin (6/10).

Kekisruhan di tubuh Polski Zwiazek Pilki Noznej itu muncul setelah pemerintah Polandia pekan lalu mencabut presiden terpilih lembaga tersebut, Michal Listkiewicz, dan menggantinya dengan komisioner sementara, Robert Zawlocki.

Hal ini jelas bertentangan dengan statuta yang digariskan FIFA soal independensi asosiasi sepakbola nasional. Setelah pihak Polandia menarik turun Zawlocki, Selasa (7/10), baru kubu FIFA dan UEFA melunak.

Kini, upaya untuk menghentikan skandal korupsi di PZPN dilakukan pemerintah Polandia dengan jalan mempelajari proposal reformasi yang diajukan Listkiewicz.

“Lewat kompromi ini, kami telah menerima pernyataan FIFA serta UEFA bahwa semua pihak punya kesempatan sama untuk membenahi persepakbolaan Polandia,” jelas Menteri Olahraga Polandia, Miroslaw Drzewiecki, pada televisi TVN24.

Meski sudah tercapai kesepakatan baru, UEFA sendiri menyatakan bahwa status Polandia sebagai salah satu tuan rumah Euro 2012 tidak secara otomatis juga kembali hidup.

Bulan lalu, induk organisasi sepakbola Eropa tersebut memang telah memberi lampu hijau bahwa posisi Polandia-Ukraina sebagai dua tuan rumah Piala Eropa empat tahun mendatang tidak tergoyahkan. Namun, perkembangan terbaru di PZPN telah membuat jubir UEFA, William Gaillard, menolak mengklarifikasi status Polandia.

Negara tersebut juga sempat mendapatkan ancaman akan dicoret dari Euro 2008 setelah PZPN menjalani skors pada Januari 2007 karena terbongkarnya sejumlah pengaturan skor di liga domestik.

Kini, Polandia tengah berada di puncak Grup 3 kualifikasi PD 2010 dengan perolehan nilai empat dari dua laga. Mereka ada di atas Slovenia karena keunggulan selisih gol.

Juru bicara FIFA, Pekka Odriozola, pada Bloomberg mengatakan Polandia memang masih bisa berlaga di kualifikasi PD 2010 pekan ini dan pekan depan, namun status PZPN sesungguhnya akan kembali ditinjau pada pertemuan di level komite eksekutif FIFA pada 23-24 Oktober.

Ketidakpedulian Drzewiecki

Kekacauan dalam penyelesaian problem PZPN ini menurut sejumlah sumber di Polandia tidak seharusnya muncul andai Drzewiecki lebih peduli.

Sang menteri olahraga tersebut dinilai petinggi klub elite Lech Poznan, Arkadiusz Kasprzak, tidak peduli dengan sanksi FIFA lantaran dirinya bukan seorang penggemar sepakbola yang mengikuti urusan Euro 2012 dan keterlibatan timnas di pentas internasional.

Kasprzak pun optimistis kondisi teranyar akan mengantarkan negaranya menuju persiapan Euro 2012 yang lebih cepat. “Jujur saja, saya semula khawatir keputusan UEFA minggu lalu akan memengaruhi kesempatan Lech Poznan berlaga di putaran grup Piala UEFA. Untunglah kompromi bisa dilakukan,” tambahnya lagi di markas UEFA di Nyon, Selasa (7/10). (Darojatun)

Tidak ada komentar: