Kamis, 23 Oktober 2008

Tetap Percaya Diri Setelah PHK




Johanes Papu, MSi. dari Team e-psikologi

Panik, marah, bingung, minder, putus asa, dan masih banyak lagi dampak-dampak psikologis yang terjadi akibat PHK. Ruang konseling di website ini pun dipenuhi oleh banyak permasalahan yang berkisar tentang berbagai perasaan yang bergejolak dalam diri si ‘korban” PHK. Banyak diantara mereka yang merasa sudah sangat putus asa karena sudah berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun tidak kunjung memperoleh pekerjaan. Begitu banyak surat lamaran dikirim dan berkali-kali sudah mengikuti test atau wawancara tetapi belum juga diterima bekerja. Ada juga yang mengaku sudah memperoleh pekerjaan tetapi masih merasa kurang yakin apakah dirinya akan bisa bertahan di tempat kerja yang baru tersebut.

Kondisi di atas mungkin sudah tidak asing lagi di telinga kita sejak terjadinya krisis ekonomi yang tidak kunjung membaik di negeri ini. Kondisi yang tidak menguntungkan itu telah memaksa terjadinya PHK, baik perorangan maupun massal, sebagai akibat terjadinya merger, perampingan demi efisiensi perusahaan, atau karena perusahaan terpaksa ditutup.

Luka Psikologis

Meskipun banyak diantara para karyawan yang terkena PHK mendapatkan uang pesangon yang cukup besar namun hal tersebut seringkali tidak dapat mengobati “luka psikologis” yang mereka alami. Situasi yang terasa nyaman ketika masih bekerja, seolah lenyap seketika ketika terjadi PHK. Dari seorang yang begitu “berkuasa” dan memiliki banyak anak buah di perusahaan tiba-tiba menjadi seseorang yang tidak memiliki “kuasa” dan anak buah lagi. Dari hari-hari yang diisi dengan kegiatan yang begitu terprogram, tiba-tiba menjadi tidak ada kegiatan lain selain mencari lowongan kerja baru. Situasi ini tidak urung menimbulkan berbagai “luka psikologis” seperti meragukan existensi (keberadaan) diri, terjadi kehampaan hidup, tidak percaya diri, meragukan kekuatan atau kemampuan yang dimiliki selama ini, mudah tersinggung dan seringkali terjadi hubungan yang kurang harmonis dengan anggota keluarga. Jika keadaan ini terjadi berlarut-larut maka dapat dipastikan bahwa si orang yang terkena PHK akan mengalami krisis kepercayaan diri dan kehilangan motivasi hidup yang berujung pada sulitnya memperoleh pekerjaan baru dan timbulnya berbagai macam masalah di kemudian hari. Pertanyaan yang muncul kemudian adalah bagaimana mengembalikan kepercayaan diri orang tersebut sehingga tetap memiliki pandangan hidup yang optimis sehingga ia mampu mendapatkan pekerjaan kembali?

Beberapa Saran

Apapun alasan anda berhenti bekerja, mengundurkan diri atas inisiatif sendiri atau pun di PHK, anda harus dapat mengendalikan dan menyesuaikan diri dengan kondisi tersebut, mengontrol dorongan-dorongan dan perasaan yang bergejolak dalam diri anda dan tetap berusaha keras untuk mendapat pekerjaan baru. Untuk mengembalikan karir anda, anda dapat melakukan beberapa langkah praktis seperti membuat resume baru yang lebih inovatif dari sebelumnya, memperluas networking, secara proaktif mencari berbagai sumber yang dapat menjadi jembatan untuk memperoleh pekerjaan baru, dan tidak lupa melakukan kegiatan spiritual memohon petunjuk dari Yang Maha Esa.

Bagi anda yang kebetulan mengalami PHK dan belum berhasil mendapatkan pekerjaan, saran-saran berikut ini mungkin dapat membantu anda untuk tetap percaya diri dan tidak mudah putus asa dalam mencari pekerjaan:

1. Kenali diri anda dengan seksama sebelum mempromosikan diri. Cobalah bertanya pada diri sendiri:

* Apa sebenarnya bakat saya?
* Jenis pekerjaan seperti apa yang cocok dengan pribadi saya?
* Apa keahlian dan ketrampilan yang saya miliki untuk menunjang pekerjaan saya nanti?

Dengan menjawab beberapa pertanyaan diatas maka anda akan lebih terfokus dalam mencari jenis pekerjaan dan akan semakin tinggi rasa percaya diri dalam menghadapi wawancara kerja.


2. Antisipasi emosi-emosi dan perasaan yang berkecamuk dalam diri anda. Kaget, panik, marah, kesal, sedih, hampa, tidak bisa tidur, pusing, depresi, sakit perut, dan beberapa symptom lainnya adalah suatu hal yang normal dialami seseorang ketika baru terkena PHK. Emosi-emosi dan perasaan tersebut akan berangsur-angsur hilang manakala anda sibuk melakukan tindakan yang positif dalam “memburu” pekerjaan baru.

3. Fokus pada hal-hal positif mengenai diri anda. Bangun rasa percaya diri dan sikap optimis anda dengan membaca atau mengingat kembali komentar-komentar positif yang pernah diberikan oleh orang lain ke anda. Ingat kembali hal-hal positif yang pernah dikatakan oleh teman kerja, atasan, atau pelanggan anda. Lihat kembali penghargaan atau prestasi yang pernah anda terima, baik dari perusahaan maupun prestasi sekolah dulu. Lakukan hal-hal ini sesering mungkin selama masa-masa anda mencari pekerjaan.

4. Persiapkan diri secara matang dalam menghadapi wawancara kerja. Wawancara kerja pada umumnya memuat berbagai pertanyaan dari si pewawancara sebagai berikut:


* Mengapa anda berhenti dari pekerjaan yang lama?
* Mengapa anda melamar pekerjaan ini?
* Apa saja tugas-tugas anda pada pekerjaan yang lalu?
* Apa sebenarnya yang anda harapkan dari perusahaan kami?
* Bagaimana suasana kerja yang ideal untuk pekerjaan ini menurut anda?
* Apa kelebihan anda?
* Apa kekurangan anda?
* Bagaimana anda menggambarkan diri anda?
* Apa yang anda harapkan dalam 5 (lima) tahun mendatang?

5. Persiapkan diri anda secara seksama untuk menjawab pertanyaan-pertanya an tersebut. Usahakan untuk mencari jawaban yang paling singkat tetapi langsung pada masalah (to the point). Bila diperlukan anda dapat melakukan “simulasi’ dengan teman anda untuk belajar merespon dengan tepat.


6. Jaga sikap positif anda. Sikap positif sangat vital dalam pencarian pekerjaan. Sekali anda membiarkan diri terlarut dalam kekecewaan, putus asa, dan pesimis maka akan sangat sulit bagi anda untuk melihat segala sesuatu secara jernih dan obyektif. Mungkin dalam hal ini kata-kata seperti “segala sesuatu yang terjadi pasti ada hikmahnya’ sangat penting anda ingat. Bagaimanapun jeleknya suatu kejadian pasti ada hal-hal positif yang menyertainya. Bukankah kata orang bijak “kejadian adalah seperti koin yang memiliki dua sisi yang berbeda’. Jadi sangat tergantung seseorang melihat dari sisi yang mana.

7. Olahraga. Peribahasa yang mengatakan bahwa dalam badan yang sehat terdapat jiwa yang sehat mungkin sudah dipercaya oleh semua orang. Berbagai studi yang dilakukan menunjukkan bahwa orang-orang yang sering berolahraga memiliki energi fisik yang lebih banyak dan emosi yang relatif lebih sehat. Oleh karena itu ada baiknya anda melakukan olahraga yang menurut anda paling cocok untuk membuat badan anda menjadi segar. Jika dilakukan secara teratur olahraga dapat memperbaiki penampilan fisik, mempertajam kemampuan mental, mengurangi stress, mengurangi gangguan tidur, dan pada akhirnya dapat membuat seseorang mampu berfungsi secara efektif.

8. Tekankan pada hal-hal positif dalam diri dan perbaiki kelemahan anda. Lakukan apa yang sering disebut oleh para psikolog sebagai “Selective Perception”. Artinya berkonsentrasilah pada hal-hal positif dalam diri anda dan abaikan hal-hal negatif yang dapat merusak ketika anda berbicara dengan orang (recruiter) yang akan mempekerjakan anda. Mulailah dengan mengidentifikasi berbagai kelebihan yang anda miliki sebelum mulai wawancara. Buatlah catatan kecil tentang apa saja yang pernah anda lakukan dan berhasil di pekerjaan anda sebelumnya. Contoh: Saya berhasil menekan biaya produksi di divisi saya lebih dari 25% pada tahun ….; Saya berhasil membuat program IT yang menjadi standard perusahaan kami; Saya berhasil merancang program pelatihan dan pengembangan untuk seluruh divisi dalam perusahaan; Saya dapat berteman dengan siapa saja tanpa kesulitan, Saya selalu dipercaya oleh atasan, dll. Dengan melakukan hal ini maka akan sangat mudah bagi anda untuk menjawab pertanyaan tentang apa kelebihan anda yang dapat diandalkan jika nanti diterima bekerja.

Dari beberapa alternatif di atas mungkin ada yang anda rasa tidak cocok dengan diri anda. Selain itu mungkin masih banyak cara-cara lain yang jitu dalam menyikapi PHK. Semua itu terserah kepada anda, karena andalah yang paling tahu apa yang terbaik yang harus anda lakukan. Selamat mencoba, semoga bermanfaat untuk anda. (jp)

Awal Kesuksesan El Real
Los Galacticos Pertama

Salah satu alasan mengapa Real Madrid bisa menjadi tim tersukses di Piala/Liga Champion dengan koleksi sembilan gelar adalah keberhasilan mereka menjadi juara pada lima edisi pertama antara musim kompetisi 1955/56 sampai 1959/60.

Banyak yang bilang saat itu tingkat persaingan sepakbola di Eropa belum seketat sekarang. Madrid bisa menjadi juara lima kali berturut-turut karena ketika itu tidak ada tim yang sanggup mengimbangi kekuatan mereka.

Pernyataan itu benar, tapi tidak tepat 100%. Madrid memang tak punya lawan, tapi hanya karena mereka mempunyai skuad yang luar biasa. Para pesaing El Real juga klub-klub kuat, tapi mereka tidak sebaik Si Putih.

Adalah Santiago Bernabeu Yeste, Presiden Madrid pada 1945-1978 yang membuat Los Merengues begitu kuat. Sejak 1953, ia menggelar strategi merekrut pemain-pemain top dunia dan membangun tim pertama di dunia yang materinya terbentuk dari pemain-pemain multinasional.

Bisa dibilang Bernabeu membentuk Los Galacticos generasi pertama, yang kelak diulangi Florentino Perez pada awal era 2000-an. Bernabeu merekrut Alfredo Di Stefano, Ferenc Puskas, Francisco Gento, Hector Rial, Raymond Kopa, Jose Santamaria, Miguel Munoz, Amancio Amaro, Carlos Alonso Santillana, hingga Juan Gomez Juanito.

Di antara bintang-bintang ini, Di Stefano pantas mendapat kredit tersendiri. Dia termasuk pemain baru pertama Bernabeu dan selalu bermain dalam kesuksesan Los Blancos menjadi juara pada lima edisi pertama Piala Champion.

“Kehebatan Di Stefano adalah dengan keberadaannya, Anda seperti memiliki dua pemain di setiap posisi,” puji salah satu pemain yang pernah bermain bersama Di Stefano, Munoz. Di Stefano adalah salah satu alasan mengapa Madrid menjadi sebuah legenda di Piala/Liga Champion. (wid)

Tidak ada komentar: