PEMIMPIN YANG SEHARUSNYA
Frances Hesselbein
Sebuah majalah bisnis bulanan meminta sejumlah pemimpin puncak perusahaan
untuk "melihat melampaui horison atas berita utama hari ini", "mengamati
masa depan", dan "menjelaskan tugas yang paling berat yang akan dihadapi CEO
di masa depan". Saya pun diminta untuk melakukan hal yang sama. Dalam
tanggapan saya, saya menulis, "Tiga tantangan utama yang akan dihadapi
pemimpin puncak tidak banyak kaitannya dengan mengelola harta berwujud milik
perusahaan; semua yang dilakukannya berkaitan dengan pemantauan kualitas:
kepemimpinan, tenaga kerja dan hubungan. Setelah majalah itu terbit, seorang
pemimpin perusahaan menulis surat kepada saya dan mengatakan, "Tanggapan
anda sangat berarti bagi saya. Saya menganggap bahwa ketiga tantangan yang
anda gambarkan adalah seperti kaki kursi. Sayangnya saya melihat pemimpin
hanya menempatkan perhatian pada satu, atau mungkin dua dari kaki itu."
Beberapa tahun terakhir ini, perbandingan umum, tonggak penunjuk jalan dan
batu peringatan akan segera berubah secepat waktu, tetapi satu hal yang
tetap di pusat pusaran adalah sang pemimpin. Pemimpin masa depan bukanlah
pemimpin yang telah belajar bagaimana mengerjakan sesuatu berdasarkan buku
manual. Pemimpin masa kini dan masa depan akan diarahkan pada yang
seharusnya, yaitu bagaimana mengembangkan mutu, karakter, pola pikir, nilai,
prinsip, dan keberanian.
Pemimpin yang seharusnya tahu bahwa orang adalah harta terbesar organisasi.
Sebagai pemimpin ia harus menunjukkan kekuatan filosofi ini dalam istilah,
perilaku, dan hubungan. Para pemimpin seperti ini sudah lama membuang
hieraki, dan banyak melibatkan otak dan tangan membangun jenis struktur
baru. Rancangan baru tersebut mengeluarkan orang-orang dari dalam kotak
hierarki lama dan menggerakkan mereka ke dalam sistem manajemen yang lebih
memutar, fleksibel, dan lancar, yang mencuatkan pembebasan semangat dan
upaya manusia.
Pemimpin yang seharusnya mengembangkan kepemimpinan yang terpencar dan
beragam - membagi kepemimpinan pada sudut terjauh dari lingkaran untuk
mengungkapkan kekuatan tanggung jawab bersama. Pemimpin membangun tenaga
kerja, dewan, dan staf yang mencerminkan banyaknya ragam masyarakat dan
lingkungan sehingga para pelanggan dan mereka yang terkait akan menyadari
sendiri saat mereka melihat organisasi yang sangat beraneka ragam di masa
depan.
Pemimpin yang seharusnya akan mempertahankan visi masa depan organisasi dan
setengah memaksa mengobarkan semangat yang dibutuhkan untuk mebangun
perusahaan. Pemimpin memobilisasi orang-orang di sekitar misi organisasi,
memantapkan suatu kekuatan dalam masa yang tidak menentu di masa depan.
Koordinasi sekitar misi ini menggerakkan suatu kekuatan yang
ditransformasikan menjadi satu ke tempat kerja, di mana karyawan dan tim
dapat menyatakan diri mereka sendiri dalam pekerjaan dan menemukan
signifikasi melampaui tugas saat mereka mengelola misi. Melalui suatu fokus
yang tetap pada misi, pemimpin seharusnya memberi kepada pemimpin perusahaan
yang tersebar dan beraneka ragam seuatu kesadaran arah yang jelas dan
peluang untuk menemukan makna dalam pekerjaan mereka.
Pememimpin seharusnya tahu bahwa mendengarkan pelanggan dan belajar apa yang
ia beri nilai akan merupakan komponen penting, bahkan lebih penting di masa
depan ketimbang masa kini. Persaingan global dan lokal semakin cepat, dan
kebutuhan untuk memfokuskan pada apa yang dibutuhkan pelanggan akan makin
kuat.
Makna sosial terpenting dari pemimpin masa depan adalah cara mereka
menghayati totalitas kepemimpinan, tidak sekedar memasukkan "organisasi
saya" tetapi juga menjangkau ke luar dinding organisasi. Pemimpin yang baik
apakah ia pria atau wanita, bekerja di sektor swasta, pemerintah, atau
sosial, menyadari arti penting mereka yang membangun perusahaan, nilai dari
tempat kerja yang mengembangkan orang-orang untuk berprestasi adalah penting
untuk kelanjutan misi, serta perlunya suatu masyarakat yang sehat untuk
untuk tercapainya sukses organisasi. Pemimpin yang bijaksana akan merangkul
semua yang terlibat dalanm lingkaran yang mengitari perusahaan, organisasi,
orang, kepemimpinan dan masyarakat.
Tantangan yang berasal dari luar organisasi memerlukan banyak perhatian,
komitmen, dan semangat sebagai tugas yang paling penting di dalam
organisasi. Pemimpin masa depan akan mengatakan "Hal ini tidak dapat
dibiarkan" saat nmereka melihat sekolah, kesehatan anak-anak - yang
merupakan tenaga kerja di masa depan - persiapan untuk hidup dan kerja yang
tidak mencukup dalam banyak keluarga, dan orang-orang yang kehilangan
kepercayaan terhadap lembaga mereka. Pemimpin baru akan membangun masyarakat
yang sehat dengan semangat yang sama dengan semangat saat mereka membangun
perusahaan yang sehat, produktif, dengan menyadari bahwa organisasi dengan
kinerja tinggi tidak dapat hidup jika perusahaan tersebut mengecewakan
orang-orangnya dan hidup dalam suatu masyarakat yang sakit.
Dewasa ini kepedulian tentang langkanya kesetiaan karyawan kepada perusahaan
dan berkurangnya kepercayaan perusahaan kepada karyawan merupakan pesan yang
jelas bagi pemimpin masa depan. Kerasnya dunia bisnis mungkin mengakibatkan
hancur dan punahnya filosofi mereka, seperti juga semangat dari orang-orang
mereka. Pada akhirnya, jika organisasi sampai mengurangi tenaga kerja
mereka, akankah pemimpin di masa depan akan angkat kaki atau akankah ada
pemimpin baru yang mampu memandu visi, prinsip, dan nilai yang membangun
kepercayaan dan meningkatkan semangat dan kreativitas karyawannya?
Pengamat yang cermat tidak hanya akan meramalkan masa-masa menguntungkan,
tetapi juga tentang masa kekacauan yang ada di hadapan pemimpin, peluang
yang menakjubkan yang terbentang bagi mereka yang akan memimpin perusahaan
dan negara ini ke dalam suatu jenis masyarakat baru - suatu masyarakat yang
memiliki anak-anak sehat, keluarga sejahtera, dan pekerjaan yang bisa
memberikan harga diri kepada setiap orang. Dalam arena inilah pemimpin
dengan pola pikir dan visi baru mempererat hubungan yang melintasi ketiga
sektor untuk membangun kemitraan dan masyarakat. Hal ini memerlukan suatu
kelompok manusia yang berbeda, yang terdiri atas pemimpin yang berani
melihat kehidupan dan masyarakat secara menyeluruh, yang memandang kerja
sebagai peluang menyenangkan untuk mewujudkan apa pun yang ada di dalamnya.
Pemimpin tersebut juga mampu memberi semangat dan sinar kehidupan serta
mempunyai keberanian memimpin di depan mengenai isu, prinsip, visi, misi,
dan yang menjadi bintang untuk mengendalikannya. Pemimpin masa depan hanya
dapat berspekulasi pada sesuatu hal yang terwujud yang akan mendefiniskan
tantangan yang dihadapi di masa depan. Tetapi kualitas tak berwujud dari
kepemimpinan yang diperkukan sama tetapnya seperti bintang kejora di langit.
Kualitas kepemimpinan yang tak berwujud ini dinyakatakan dalam karakter,
kekuatan yang ada di dalamnya, dan tentang bagaimana seharusnya pemimpin
melewati masa depan.
(diadaptasi dari "Pemimpin Yang Seharusnya", Frances Hesselbein,
"The Leader of The Future", The Drucker Foundation")
---------
BETAPA TIDAK MUDAHNYA MENJADI
SEORANG PEMIMPIN
Amatilah di sekeling kita entah di pekerjaan maupun lingkungan sosial atau bahkan
negara sekalipun. Bisa jadi kita akan menjumpai seseorang atau beberapa
orang yang memikul beban di pundaknya. Tidak hanya beban mereka sendiri,
melainkan juga beban yang milik orang lain. Mungkin saja beban kitapun juga.
Beban itu rasanya teramat berat. Namun seringkali mereka seakan berdiri tanpa
teman dan menanggung tanggung jawab itu sendirian. Beban itu akan membuat
semakin berat karena banyak orang atau kita menganggap bahwa mereka
sepantasnya melakukan itu sendiri. Mereka selalu dituntut untuk memberikan
perilaku dan karya terbaiknya. Keteladanan mesti ditebarkan ke seluruh
insan yang mengikutinya. Apakah kita tahu siapa mereka ?
Mereka adalah pemimpin-pemimpin yang kita pilih bersama. Kita meletakkan harapan
pada mereka. Kita minta mereka untuk bekerja dan menunjukkan jalan. Sementara
kita mengikuti dari belakang. Semestinya kitapun turut menyingsingkan lengan baju,
bahu membahu menggemburkan bumi dan menebar benih kemakmuran dan kesejahteraan.
Hanyalah mereka yang tak tahu diri hanya bisa berteriak bahwa jalan itu salah, tanpa mau
bergerak membantu membersihkan hamparan belukar dan kerikil penghambat. Tak bisa
dipungkiri, tak mudah memang menjadi seorang pemimpin. Tentu tak mengherankan hanya
segelintir saja yang bersedia berdiri di depan. Sedangkan para pecundang lari bersembunyi
di barisan terbelakang tetapi berlari paling kencang ketika masa panen tiba tanpa memiliki
setetespun rasa malu.
Biarlah pemimpin ditentukan oleh hati nurani pemilih, karena hati nurani tidak pernah ingkar
akan kebenaran. Dengan begitu, pemimpin dapat bekerja dengan penuh ketulusan dalam
mengemban amanat dan harapan masyarakatnya. Pemimpin yang benar adalah pemimpin yang tahu bahwa tugas adalah amanat yang akan dimintakan pertanggung jawabnya kelak.
Sebuah kisah inspirasional dari negri China
13 tahun yang lalu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar