Selasa, 14 Oktober 2008

HOW WILL I KNOW IF I MET THE PERSON I SHOULD MARRY




The choice of a marriage partner should not be based on "I get a warm,
wonderful feeling whenever we're together and I want to have that warm
wonderful feeling forever, so let's go get married". Feelings, as we have
discussed, have no logic on their own. They need to be acknowledged, of
course, but they need considerable assistance from your brain.

Marriage means choosing the person you will spend the rest of your life
with.This person will live with you, eat meals with you, sleep with
you,
and go on vacation with you. More important yet, this person will share
your
children. You need to choose wisely. The decision should not be made
based
on feelings alone. You need to ask yourself some tough questions. The
decisions have to be made on solid considerations.

Will this person be a good partner? Is she mature enough to put her own
selfish desires aside to look out for what is best for the family? Is he
prepared to be a good provider? What is his track record? Is he
responsible
enough to get a good job and keep it?

Will this person be a good parent? Can you stand the thought of your
children turning out exactly like this person? They will, you know.
Children
spend a lot of time with their parents and consequently pick up many or
most
of their parents' character traits. You had better like your spouse's
traits
a lot because you will be seeing them again in your children.

If something were to happen to you, would you completely trust this
person,
alone, with the ask of raising and forming your children? This is not a
pleasant thought, but it is an important consideration. Not everyone dies
at
a ripe old age with great grandchildren gathered around the bed.
Sometimes a
parent dies and leaves young children! In the care of the other parent.
If
you feel that you would need to be around to correct or lessen this
person's
influence on your children,
Then you are considering the wrong person.

Does this person share your faith in God? God does not give us children
so
that we can mold them into the coolest, most popular people in school.
Our
job is to get them to heaven. To do that, we need to raise them believing
in
God. It is tough to do that if only one parent believes.

Saying "this is right and this is wrong, and I want you to ignore Mommy
until you are thirty-five" does not work. Small children ask about eight
skillion questions in a single day. The answers to those questions go a
long
way toward forming the kind of adults they will become. Who will be
answering those? Questions for your children?

Does this person you are marrying have sexual self-control? Single
people
sometimes have this idea that marriage is just some kind of lifelong sex
festival and that as long as they have each other, they will never be
tempted by other people. Wrong! There are many times in every marriage
when
one partner or the other is sexually unavailable - illness, the last
months
of pregnancy, travel. There are also times when spouses, just get on each
others' nerves.

At times like this, other people can seem very appealing. That can be
dangerous, because there are plenty of very attractive people out there
who
are willing to make them available to married men and women. Do you want
someone who has never said "no" to sex? If he is not good at saying "no"
at
eighteen, it won't be different at forty. Do you want to worry about
whether
or not your spouse is being faithful?

These are very important questions, and if you are not comfortable with
all
of the answers, you should definitely not marry this person.

None if this is to say that feelings play no role at all in a marriage
decision. You don't have to, "Well, I suppose that you would make a good
spouse and parent, so even though I don't particularly like you I guess
I'll
marry you'. You need to be happy and excited about the prospect of
spending
your life with someone. Your brain however, must acknowledge that this
person as a good catch.
Don't listen to your heart alone or your head alone. Wait until your
heart
and head agree.

Beberapa hari ini kita mendengar dan menyaksikan berita yang ditayangkan tentang demo karyawan perusahaan sepatu NIKE...saya tidak ingin membahas tentang apa sebenarnya yang terjadi dengan manajemen perusahaan ini.Tapi yang cukup menarik untuk kita hayati adalah selogan sepatu NIKE itu sendiri...JUST DO IT !!!

Saya sangat yakin kita semua memiliki sebuah mimpi besar,apalagi setelah anda mengikuti seminar-seminar motivasi atau membaca buku-buku motivasi.Semangat membara dalam diri sehingga anda jika ditawarkan atau ditantang oleh trainer untuk melakukan hal-hal yang anda inginkan akan segera anda lakukan..

Akan tetapi sungguh ironis,kenapa dalam realitanya itu jarang terjadi atau tidak pernah terjadi.Beberapa waktu yang lalu saya mempunyai keinginan untuk melakukan sebuah busness.Berbagai macam buku busness dan artikel-artikel busness motivasi saya baca.Namun sayang tahun lalu tidak satu pun terealisasi, karena itu hanya ada dalam Mind saya....saya tidak pernah take action.

Terlalu banyak pertimbangan dan reason sehingga rencana-rencana yang telah kita susun tidak terjadi,kalau anda mahasiswa akan terbayang bagaimana dengan kuliah,anda takut kuiah akan terbengkalai, kalau anda sedang bekerja disebuah perusahaan or dimanapun,timbul sebuah sebuah keraguan dalam diri anda sehingga anda mengatakan saya tidak mungkin melakukan ini...

Saudaraku...

Yakinlah kenyataan yang akan anda hadapi tidak sesulit dan sebesar yang kita takutkan.Padahal kita sendiri yang membesar-besar kan / mendramatisir ketakutan itu sendiri.tidak perlu takut untuk melangkah,melalukan langkah awal memang sungguh berat tapi setelah anda melangkahinya anda akan bahagia dan anda akan mengukir sejarah baru dalam hidup anda....

Jika hari ini anda masih bisa melihat indah nya mentari terbit diufuk timur,Paru-paru anda masih bisa menghirup udara segar, dan sebelum tenaga dan semangat yang masih biru dalam diri anda berubah menjadi kusam.lakukanlah segera semua impian-impian yang pernah anda ukir,buka kembali buku impian anda,katakan kepada istri,suami, anak,orang tua,shahabat, atasan,bawahan, partner kerja,dan kepada siapa pun bahwa anda akan melakukannya segera tahun ini,bulan ini,minggu ini,hari ini dan saat ini juga...jangan anda tunda lagi.

Karena menunda tidak akan pernah menjadi kan impian anda menjadi kenyataan,dan yang pasti menunda akan membuat anda semakin takut untuk melakukannya sehingga sang waktu akan menelan semua impian anda...



So DO IT NOW or NEVER FOREVER

Para Penerus Shilton di Piala Dunia

Banyak kiper hebat penerus Peter Shilton di Saint George’s Cross, mulai dari yang berstatus kiper ketiga hingga yang benar-benar bernomor punggung 1. Untuk memilah mereka dengan bijaksana, berikut ini adalah para penjaga gawang Inggris yang sempat masuk skuad Piala Dunia pasca-Shilton.

David SEAMAN (1988-2002; 75 kali tampil)
Sosok karismatis ini masuk pada usia yang pas ke timnas Inggris senior, yaitu pada umur 25 tahun. Reputasinya di timnas turut terkerek kuatnya barisan bek Arsenal, yang dibelanya sejak 1990. Meski kerap dijuluki The Butter Finger karena beberapa kali membiarkan bola-bola mudah menembus gawang, ia tetap pilihan terbaik pada masanya.

Nigel MARTYN (1992-2002; 23 kali tampil)
Aura kiper yang terkenal vokal ini amat kuat membuat nyali penyerang lawan ciut kala dirinya membela Crystal Palace. Debutnya dalam timnas adalah saat tampil di Moskow pada 1992. Banyak pundit menganggapnya lebih baik ketimbang David Seaman, namun prestasi klub yang dibela Martyn memang masih di bawah Arsenal, yang dibela sang nomor 1.

Tim FLOWERS (1993-1998; 11 kali tampil)
Andai tidak pensiun dari sepakbola pada musim 2002/03, ia bakal terus terpakai di timnas. Sosok yang ikut ke Euro 96 dan France 98 ini tidak terlalu tinggi (188 cm) untuk ukuran kiper tapi punya bekal teknik bagus dan amat tenang serta dipercaya para bek di eranya. Kekurangannya adalah kurang cakap dalam mengatur pagar hidup saat free kick.

David JAMES (1997-…; 42 kali tampil)
Sebanyak dua kesalahan fatal dilakukannya seusai Euro 2004. Sven-Goran Eriksson masih mempercayai James di awal kualifikasi Piala Dunia 2006, tapi ia lagi-lagi melakukan kesalahan elementer dalam menangkap bola. Seiring kepindahannya ke Portsmouth dari Manchester City di 2006, polesan Harry Redknapp di level klub membuatnya bangkit.

Paul ROBINSON (2003-…; 41 kali tampil)
Penampilannya di bawah mistar Three Lions pada Germany 2006 terbilang lumayan. Sayangnya, karena kerap melakukan blunder di kualifikasi Euro 2008 dan bersama Tottenham di Premier League, ia pun akhirnya kehilangan peran sebagai kiper utama timnas. Konon rasa percaya dirinya menurun karena terganggu masalah pribadi di luar lapangan.

Scott CARSON (2007-…; 2 kali tampil)
Ia kini bermain di West Brom dan sempat dipercaya Sven Goran Eriksson untuk ikut dalam skuad Inggris ke Germany 2006. Jam terbang tertinggi sosok berumur 23 tahun itu adalah saat memperkuat Inggris U-21 sebanyak 29 kali. Meski secara teknis bagus, ia dianggap terlalu pendiam untuk menjadi komandan di lini belakang. (toen)

Arsene Wenger
Almunia untuk Inggris

Di pengujung 2007, Arsene Wenger mengejutkan publik Inggris. Tak lama setelah menyarankan FA agar memakai jasa pelatih lokal untuk menangani The Three Lions, dengan cara halus ia menyinggung sisi lemah skuad Inggris yang akhirnya dipercayakan kepada Fabio Capello.

Arsene Wenger, mengetahui sisi lemah tim Inggris. (Foto: AFP)

"Saya tak tahu kenapa Spanyol tak kunjung memanggil Almunia. Jadi, kenapa tidak Inggris yang memanfaatkan situasi itu dan mendaftarkannya," begitu ujar Wenger pada Guardian, yang kemudian menjadi pembicaraan hangat.

Karena Manuel Almunia (30) bergabung bersama Arsenal sejak Juli 2005, pria asli Spanyol ini berhak mendapatkan kewarganegaraan Inggris per Juli 2008 karena memenuhi syarat lama tinggal di Inggris.

"Manfaatkan situasi ini," ujar Wenger, yang sadar Almunia sulit mendapatkan peluang menggeser Iker Casillas dan Pepe Reina sebagai kiper utama Spanyol.

Reaksi Almunia ketika itu? "Spanyol tidak pernah memanggil saya. Bila ada yang menginginkan kontribusi saya, tentu akan dipikirkan situasinya. Yang jelas, saya tidak akan menutup pintu terhadap orang lain," jelas Almunia seperti disampaikannya pada El Mundo.

Penilaian Wenger terhadap anak asuhnya di Arsenal itu cukup menjadi penegas di sisi apa kelemahan kiper-kiper Inggris. Katanya, Almunia punya kepercayaan diri yang kuat dan tenang.

Sementara itu, oleh sejumlah pengamat, Paul Robinson, David James, dan Scott Carson dinilai terkadang menonjolkan sifat kekanak-kanakan mereka dan melakukan kesalahan yang sulit dimaafkan. Inilah posisi terlemah The Three Lions.

Ironisnya bagi kiper-kiper lokal itu, bukan hanya Almunia sosok non-Inggris yang disebut-sebut. Kiper cadangan Chelsea, Carlo Cudicini, juga dianggap sebagai salah satu solusi bagi The Three Lions. Sejumlah pendukung Inggris seperti dihadapkan pada jalan buntu sehingga mencari solusi kiper "buangan" negara lain. (wesh)

Tidak ada komentar: