Senin, 13 Oktober 2008

Sikap Kita Pada Keberhasilan Orang Lain




Perasaaan bahagia mengalir begitu saja tanpa aral diiringi ungkapan selamat dan pujian
yang keluar dari mulut ketika telinga ketulusan hati mendengar keberhasilan dan
kebaikan yang diperoleh orang lain entah kawan, sahabat, tetangga, rekan kerja,
bawahan, atasan, atau siapapun dan bahkan pada orang yang pernah menyakiti kita
sekalipun. Mestinya kondisi ini secara tidak langsung membuat semangat kita untuk
mempelajari rahasia keberhasilan tersebut darinya tak pernah surut dan semakin besar.

Di sisi lain, Ketidakmampuan kita untuk menerima keberhasilan tersebut akan membuat
kata yang terucap menjadi sindiran bahkan cemoohan yang menganggap keberhasilan
tersebut tidak layak diperoleh. Rasa curiga, iri dengki, keculasan hati, adalah bentuk
refleksi diri atas sikap cemburu dan kesangsian hati kita menerima keberhasilan orang lain.
Bahkan terkadang sikap cemburu kita membuat kita tidak mampu untuk berpikir jernih
dan melakukan tindakan-tindakan yang tidak terpuji dan jauh dari nalar manusia.

Ketulusan hati dengan sendirinya akan memancarkan sinar cerah keseluruh pori-pori
wajah, sebaliknya keculasan hati menutupi sinar cerah yang hendak keluar melalui pori-
pori. Jadi, meski dibungkus dengan senyuman terbaik manapun takkan sanggup
menepis hawa busuk yang menghiasinya. Sedangkan bagi ketulusan hati, tak perlu
bersusah payah meredam kebahagian hati karena kalimat apapun yang terucap dan
bahasa tubuh yang digerakan akan terlihat harmonis

Kedamaian hati akan mendiami jiwa yang bersih sedangkan keresahan hati akan
mendiami jiwa yang kotor. (MY)

Ungkapan 'tidak mungkin' adalah kata yang hanya bisa ditemukan dalam
kamus kehidupan orang bodoh (Napoleon Bonaparte)

Milito Stratosferico!

Siapa pemain yang paling menentukan di Serie A saat ini? Mungkin itu bisa diperdebatkan, tapi Diego Milito adalah kandidat kuatnya. Tidak tanggung-tanggung, semua poin yang didapatkan Genoa saat ini adalah sumbangan striker asal Argentina itu.

Dalam debutnya musim ini di giornata 2 (14/9), Milito memberikan assist untuk Giuseppe Sculli dan mencetak gol penalti. Dua aksi tersebut membawa I Grifoni mengalahkan Milan dua gol tanpa balas.

Di giornata 4 (24/9), dua gol Milito di babak kedua membawa Genoa menang 3-1 atas Roma. Kembali aksi pemain yang dipinjam dari Real Zaragoza selama satu musim ini memberikan tiga angka untuk Rossoblu.

Terakhir pada giornata 6 (5/10), lagi-lagi Milito menyumbangkan angka penuh untuk Genoa. Saat kedudukan 1-1 dalam laga melawan Napoli, Milito memberikan assist untuk Raffaele Palladino dan mencetak gol guna membawa Genoa memimpin 3-1. Rossoblu akhirnya menang 3-2.

Ketergantungan Genoa pada Milito juga tampak di ajang lain. Di babak keempat Coppa Italia (2/10), Rossoblu sudah di ambang kekalahan melawan Ravenna karena tertinggal 0-1 hingga menit ke-80. Begitu Milito masuk, ia membuat gol di menit ke-81 dan 93 untuk membawa I Grifoni menang 2-1 dan lolos ke perdelapanfinal!

"Milito stratosferico (sebuah ungkapan yang menggambarkan peran Milito di Genoa yang begitu tinggi, seperti stratosfer)," kata Presiden Genoa, Enrico Preziosi, seperti dikutip situs Calciomercato. Tidak heran Genoa sampai memberikan gelar Il Principe (Sang Pangeran) kepada Milito.

Kekurangan Milito hanya satu. Dia baru bisa menjadi penentu kemenangan Genoa di Luigi Ferraris. Seperti klubnya, Milito belum bergigi di luar kandang. Bermain di luar Luigi Ferraris, Genoa selalu kalah, sementara Milito juga baru mencetak satu gol. Di kandang sendiri Milito sudah menyumbang enam gol dalam empat pertandingan.

"Kami berusaha memperbaiki performa pada partai away. Cepat atau lambat kami akan mencapai penampilan yang sama seperti jika bermain di Luigi Ferraris," ujar Milito seperti dikutip Genoacfc.it. (wid)

Tidak ada komentar: