Kamis, 16 Oktober 2008

A True Leader



Martin L. Johnson, Chicken Soup for the Soul at Work

A few years ago, Pioneer Hi-Bred International, where I was employed, purchased Norand Corporation.
Pioneer's sales representatives in the field used Norand hand-held terminals to upload daily sales
information and download new price and sales incentive information. Pioneer bought so many of these
hand-held terminals, the economics made the purchase of Norand look interesting. Owning Norand also
allowed Pioneer to explore high-technology markets outside agriculture.

But after a few years, the emerging laptop PC technology made the hand-held units obsolete. Pioneer
sold Norand at a loss. Pioneer always took a given percent of the annual profits to divide equally among
all employees, so our profit-sharing checks were lower than if Pioneer had not purchased Norand.
Additionally, my Pioneer stock was lower than it had been before the purchase of Norand. I was not
pleased.

The CEO of Pioneer, Tom Urban, made annual formal visits to each of the Pioneer divisions to talk about
the state of the business and to listen to employees' concerns. When he walked into the meeting room for
his first visit after the sale of Norand, he acknowledged the group, removed his jacket and neatly folded it
across the back of the chair. He loosened his tie, undid his collar and rolled up his sleeves. The next
thing he said was the last thing I ever expected to hear a CEO say.

He said, "I made a mistake buying Norand and I am sorry. I am sorry your profit-sharing was lower because
of the purchase, and I am sorry your stock was hurt by the purchase. I will continue to take risks, but
I am a bit smarter now, and I will work harder for you." The room was quiet for a moment before he asked
for questions.

A great man and leader stood before us that day. As I sat listening to him, I knew I could trust him, and
that he deserved every bit of loyalty I could give to him and to Pioneer. I also knew I could take risks in
my own job. In the brief moment of silence before the questions started, I recall thinking that I would
follow him into any battle.

Beneran gak sih info Gaji anggota DPR ini.. klo iya ck..ck..ck... gimana nasib rakyat gak tambah sengsara ... duh... mereka enak2 tidur Sleeping sementara rakyat qta berebut subsidi yang besarnya gak seberapa Crying 2 gaji qta kagak naik2 ko mereka naik terus ya…




Tunjangan Anggota DPR per Bulan
Muhammad Nur Hayid - detikcom Jakarta - Inilah daftar tunjangan yang diterima anggota DPR per bulan. Data ini dikeluarkan oleh bagian anggaran tertanggal 22 februari 2005.

Fasilitas anggota DPR RI, 2004-2009:

A. Gaji pokok dan tunjangan
1. Rp 4.200.000/bulan
2. tunjangan
a. Jabatan Rp 9.700.000/ bulan
b. Uang paket Rp 2000.000/bulan
c. Beras Rp 30.090/jiwa/bulan
d. Keluarga:
suami/istri (10% X Gaji pokok Rp 420.000/bln)
anak (25 X Gaji pokok Rp 84.000/jiwa/bulan)
e. Khusus pph, pasal 21 Rp 2.699.813

B.penerimaan lain-lain
1. Tunjangan kehormatan Rp 3.720.000/bulan
2. Komunikasi intensif Rp 4.140.000/bulan
3. Bantuan langganan listrik dan telepon Rp 4.000.000
4. Pansus Rp 2.000.000/undang-undang per paket
5. Asisten anggota (1 orang Rp 2.250.000 /bulan)
6. Fasilitas kredit mobil Rp 70.000.000/orang/per periode

C.Biaya perjalanan
1. Piket pulang pergi sesuai daerah tujuan masing-masing
2. Uang harian:
a. Daerah tingkat I Rp 500.000 /hari
b. Derah tingkat II Rp 400.000/hari
3. Uang representasi:
a. Daerah Tingkat I Rp 400.000
b. Daerah Tingkat II Rp 300.000
(keterangan: lamanya perjalanan sesuai program kerja, dan sebanyak-banyaknya 7 hari untuk kunjungan kerja per orangan, dan 5 hari untuk kunjungan kerja tim komisi/gabungan komisi)

D. Rumah jabatan
1. Anggaran pemeliharaan
- RJA Kalibata, Jakarta Selatan Rp 3.000.000/rumah/tahun
- RJA Ulujami, Jakarta Barat Rp 5.000.000/rumah/tahun
2. Perlengkapan rumah lengkap

E. Perawatan kesehatan uang duka dan biaya pemakaman
1. Biaya pengobatan (oleh PT Askes)
- Anggota DPR, suami/anak kandung/istri dan atau anak angkat dari anggota
yang bersangkutan.
- Jangkauan pelayanan nasional:
> Di provider diseluruh Indonesia yang ditunjuk termasuk provider ekslusif untuk rawat jalan dan rawat inap.

2. Uang duka : -wafat (3 bulan X gaji)
-tewas (6 bulan x gaji)
3. Biaya pemakaman Rp 1.050.000/orang

F. Pensiunan
1. Uang pensiun (60% x gaji poko) Rp 2.520.000/bulan
2. Tunjangan beras Rp 30.090/jiwa/bulan (ism)

Pembatasan Utang
Seperti Salary Cap

Lord Triesman mengatakan cara memperkecil risiko utang tersebut adalah dengan melunasinya atau mengatur ulang (re-financing). Cara kedua tersebut adalah dengan memilah-milah utang ke dalam paket yang lebih kecil.

Namun, jalan terakhir itu terbentur kesulitan menemukan siapa yang berutang, bagaimana bentuk paket utang itu, dan seberapa kuat keuangan pihak penanggung utang. “Mereka tak cukup transparan,” ucap Chairman FA ini.

Keprihatinan Triesman tak pelak mengarah ke sosok-sosok pemilik klub. Hal senada diberikan Dave Whelan. Chairman Wigan itu malah lebih spesifik menyorot pemilik asing.

Ia bahkan mengemukakan kemungkinan akan ada klub yang ditinggalkan begitu saja oleh alien owner mereka dengan setumpuk utang gemuk. Di Premier League, sembilan klub berada dalam genggaman pebisnis dari luar Inggris.

“Saat itu terjadi bakal sangat memalukan dan merepotkan klub dengan warisan utang 100 hingga 150 juta pound,” ucap Whelan, pria yang membeli The Latics pada 1995, di BBC.

Regulasi

Whelan mengedepankan ide lama untuk mencegah klub top flight Inggris mengalami kebangkrutan. Cara itu adalah dengan menerapkan semacam salary cap.

“UEFA akan mengatakan banyak hal tentang utang dan saya sepakat. Apa yang seharusnya kita lakukan adalah membatasi utang sebuah klub,” ucapnya.

“Katakanlah besarannya hanya 25 sampai 30 persen pendapatan. Klub tidak diperbolehkan membuat lebih banyak utang lagi dalam neraca. Jika ada, maka klub itu melanggar peraturan dan akan ada pengurangan poin di klasemen,” ucap Whelan, yang mengklaim utang Wigan ada di kisaran 22 juta.

“Saya rasa regulasi ini akan mengatur klub dan mencegah hal-hal mengerikan ketika klub berada dalam ancaman kebangkrutan,” ucap pemilik stadion The JJB yang menduga kecemburuan liga negara Eropa lain pada Premier League bertambah besar ketika dua tim EPL bertemu di final Liga Champion musim lalu.

Tidak ada komentar: