Kamis, 09 Oktober 2008

Stop ! Global Warming



Tahun 2040 : 2.000 pulau tenggelam Mungkin Anda menduga, udara yang akhir-akhir ini makin panas, bukanlah suatu masalah yang perlu kita risaukan."Mana mungkin sih tindakan satu-dua makhluk hidup di jagat semesta bisa mengganggu kondisi planet bumi yang mahabesar ini?" barangkali begitulahAnda berpikir.Baru- baru ini, Inter-governmental Panel on Cimate
Change (IPCC)memublikasika n hasil pengamatan ilmuwan dari berbagai negara. Isinyasangat mengejutkan. Selama tahun 1990-2005, ternyata telah terjadipeningkatan suhu merata di seluruh bagian bumi, antara 0,15 - 0,3 o C.

Jika peningkatan suhu itu terus berlanjut, diperkirakan pada tahun 2040 (33 tahun dari sekarang) lapisan es di kutub-kutub bumi akan habismeleleh. Dan jika bumi masih terus memanas, pada tahun 2050 akan terjadikekurangan air tawar, sehingga kelaparan pun akan meluas di seanterojagat. Udara akan sangat panas, jutaan orang berebut air dan makanan.Napas tersengal oleh asap dan debu. Rumah-rumah di pesisir terendam airlaut. Luapan air laut makin lama makin luas, sehingga akhirnya menelanseluruh pulau. Harta benda akan lenyap, begitu pula nyawa manusia.Di Indonesia, gejala serupa sudah terjadi.

Sepanjang tahun 1980-2002,suhu minimum kota Polonia (Sumatera Utara) meningkat 0,17 o C per tahun.Sementara, Denpasar mengalami peningkatan suhu maksimum hingga 0,87 o Cper tahun. Tanda yang kasatmata adalah menghilangnya salju yang dulumenyelimuti satu-satunya tempat bersalju di Indonesia , yaitu GunungJayawijaya di Papua.Hasil studi yang dilakukan ilmuwan di Pusat Pengembangan KawasanPesisir dan Laut, Institut Teknologi Bandung (2007), pun tak kalahmengerikan. Ternyata, permukaan air laut Teluk Jakarta meningkatsetinggi 0,8 cm. Jika suhu bumi terus meningkat, maka diperkirakan, padatahun 2050 daera-daerah di Jakarta (seperti : Kosambi, Penjaringan, danCilincing) dan Bekasi (seperti : Muaragembong, Babelan, dan Tarumajaya)akan terendam semuanya.

Dengan adanya gejala ini, sebagai warga negara kepulauan, sudahseharusnya kita khawatir. Pasalnya, pemanasan global mengancamkedaulatan negara. Es yang meleleh di kutub-kutub mengalir ke laut lepasdan menyebabkan permukaan laut bumi - termasuk laut di seputarIndonesia - terus meningkat. Pulau-pulau kecil terluar kita bisalenyap dari peta bumi, sehingga garis kedaulatan negara bisa menyusut.Dan diperkirakan dalam 30 tahun mendatang sekitar 2.000 pulau diIndonesia akan tenggelam. Bukan hanya itu, jutaan orang yang tinggal dipesisir pulau kecil pun akan kehilangan tempat tinggal. Begitu pulaasset-asset usaha wisata pantai.peneliti senior dari Center for International Forestry Research (CIFOR), menjelaskan, pemanasan global adalah kejadian terperangkapnyaradi asi gelombang panjang matahari (disebut juga gelombang panas /inframerah) yang dipancarkan bumi oleh gas-gas rumah kaca (efek rumahkaca adalah istilah untuk panas yang terperangkap di dalam atmosfer bumidan tidak bisa menyebar). Gas-gas ini secara alami terdapat di udara(atmosfer) . Penipisan lapisan ozon juga memperpanas suhu bumi. Karena,makin tipis lapisan lapisan teratas atmosfer, makin leluasa radiasi gelombang pendek matahari (termasuk ultraviolet) memasuki bumi. Padagilirannya, radiasi gelombang pendek ini juga berubah menjadi gelombangpanas, sehingga kian meningkatkan konsentrasi gas rumah kaca tadi.Karbondioksida (CO2) adalah gas terbanyak (75%) penyumbang emisi gasrumah kaca. Setiap kali kita menggunakan bahan bakar fosil (minyak,bensin, gas alam, batubara) untuk keperluan rumah tangga, mobil, pabrik,ataupun membakar hutan, otomatis kita melepaskan CO2 ke udara.

Gas lainyang juga masuk peringkat atas adalah metan (CH4,18%), ozone (O3,12%),dan clorofluorocarbon (CFC,14%). Gas metan banyak dihasilkan dari prosespembusukan materi organic seperti yang banyak terjadi di peternakansapi. Gas metan juga dihasilkan dari penggunaan BBM untuk kendaraan.Sementara itu, emisi gas CFC banyak timbul dari sistem kerja kulkas dan
AC model lama. Bersama gas-gas lain, uap air ikut meningkatkan suhu rumah kaca.Gejala sangat kentara dari pemanasan global adalah berubahnya iklim.Contohnya, hujan deras masih sering datang, meski kini kita sudahmemasuki bulan yang seharusnya sudah terhitung musim kemarau.

Menurutperkiraan, dalam 30 tahun terakhir, pergantian musim kemarau ke musim hujan terus bergeser, dan kini jaraknya berselisih nyaris sebulan darinormal. Banyak orang menganggap, banjir besar bulan Februari lalu yangmerendam lebih dari separuh DKI Jakarta adalah akibat dari pemanasanglobal saja. Padahal 35% rusaknya hutan kota dan hutan di Puncak adalahpenyebab makin panasnya udara Jakarta . Itu sebabnya, kerusakan hutan diIndonesia bukan hanya menjadi masalah warga Indonesia , melainkan jugawarga dunia. Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup Indonesia(Walhi) , mengatakan, Indonesia pantas malu karena telah menjadi Negaraterbesar ke-3 di dunia sebagai penyumbang gas rumah kaca dari
kebakaranhutan dan pembakaran lahan gambut (yang diubah menjadi permukiman atauhutan industri). Jika kita tidak bisa menyelamatkan mulai dari sekarang,5 tahun lagi hutan di Sumatera akan habis, 10 tahun lagi hutanKalimantan yang habis, 15 tahun lagi hutan di seluruh Indonesia taktersisa. Di saat itu, anak-anak kita tak lagi bisa menghirup udara bersih.Jika kita tidak secepatnya berhenti boros energi, bumi akan sepanas planet Mars. Tak akan ada satupun makhluk hidup yang bisa bertahan,termasuk anak-anak kita nanti.Cara-cara praktis dan sederhana 'mendinginkan' bumi :

1. Matikan listrik.(jika tidak digunakan, jangan tinggalkan alat elektronik dalamkeadaan standby. Cabut charger telp. genggam dari stop kontak.Meski listrik tak mengeluarkan emisi karbon, pembangkit listrikPLN menggunakan bahan baker fosil penyumbang besar emisi).

2. Ganti bohlam lampu (ke jenis CFL, sesuai daya listrik. Meski harganya agak mahal, lampu ini lebih hemat listrik dan awet).

3. Bersihkan lampu (debu bisa mengurangi tingkat penerangan hingga5%).

4. Jika terpaksa memakai AC (tutup pintu dan jendela selama ACmenyala. Atur suhu sejuk secukupnya, sekitar 21-24 o C).

5. Gunakan timer (untuk AC, microwave, oven, magic jar, dll).

6. Alihkan panas limbah mesin AC untuk mengoperasikan water-heater.

7. Tanam pohon di lingkungan sekitar Anda.

8. Jemur pakaian di luar . Angin dan panas matahari lebih baikketimbang memakai mesin (dryer) yang banyak mengeluarkan emisi karbon.

9. Gunakan kendaraan umum (untuk mengurangi polusi udara).

10. Hemat penggunaan kertas (bahan bakunya berasal dari kayu).

11. Say no to plastic. Hampir semua sampah plastic menghasilkan gas berbahaya ketika dibakar. Atau Anda juga dapat membantu mengumpulkannya untuk didaur ulang kembali.

12. Sebarkan berita ini kepada orang-orang di sekitar Anda, agar merekaturut berperan serta dalam menyelamatkan bumi.


----------

My eyes have seen into the soul of broken hearts.
Looked into the depths of anger.
They have seen the hate that has put us apart.
Seen the passion within the heart of strangers.
My eyes have seen into the fragile aches of a misled child.
Soothed the pain of their lost soles.
Searched in their minds for reasons of denile.
Seen the paths they have set for their goals.
My eyes have searched across the oceans.
Seeking answers for them to know.
Dazed into their mixed emotions.
Searching for a place that is not so cold.
My eyes have felt the tears they try to hide.
Looked into the facades they must live behind.
Seen through thier blurred visions that has made them blind.
Wittnessed the the pain embedded in their minds.
In these eyes there is hope,
a place for them to come home.
Love and compassion where they aren't alone.
A path for them to walk, somewhere to belong.
A covenant that will teach them no wrong.

"I have never been a millionaire. But I have enjoyed a crackling fire, a glorious sunset, a walk with a friend and a hug from a child. There are plenty of life's tiny delights for all of us."


Jack Anthony
Author

Tidak ada komentar: