Kamis, 16 Oktober 2008

Sepenggal Cerita Tentang Perilaku Positif



Dahulu kala ada 2 orang kakak beradik. Ketika ayahnya meninggal sebelumnya
berpesan dua hal: - Pertama :Jangan pernah
menagih hutang kepada orang yang berhutang kepadamu, - Kedua: Jika mereka
pergi dari rumah ke toko jangan sampai mukanya
terkena sinar matahari.
Waktu berjalan terus. Dan kenyataan terjadi, bahwa beberapa tahun setelah
ayahnya meninggal anak yang sulung bertambah kaya
sedang yang bungsu menjadi semakin miskin. Ibunya yang masih hidup
menanyakan hal itu kepada mereka. Jawab anak yang
bungsu: "Ini karena saya mengikuti pesan ayah. Ayah berpesan bahwa saya
tidak boleh menagih hutang kepada orang yang
berhutang kepadaku, akibatnya modalku susut karena orang yang berhutang
kepadaku tidak membayar sementara aku tidak boleh
menagih". "Juga Ayah berpesan supaya kalau saya pergi atau pulang dari rumah
ke toko dan sebaliknya tidak boleh terkena sinar
matahari. Akibatnya saya harus naik becak atau andong, padahal sebetulnya
saya bisa berjalan kaki saja, tetapi karena pesan ayah
itu, akibatnya pengeluaranku bertambah banyak".
Kepada anak yang sulung yang bertambah kaya, ibupun bertanya hal yang sama.
Jawab anak sulung: "Ini semua adalah karena
saya mentaati pesan ayah. Karena Ayah berpesan supaya saya tidak menagih
kepada orang yang berhutang kepada saya, maka
saya tidak pernah menghutangkan sehingga dengan demikian modal tidak susut".
"Juga Ayah berpesan agar supaya jika saya
berangkat ke toko atau pulang dari toko tidak boleh terkena sinar matahari,
maka saya berangkat ke toko sebelum matahari terbit
dan pulang sesudah matahari terbenam. Karenanya toko saya buka sebelum toko
lain buka, dan tutup jauh sesudah toko yang lain
tutup." "Sehingga karena kebiasaan itu, orang menjadi tahu dan tokoku
menjadi laris ,karena mempunyai jam kerja lebih lama".
Kisah diatas menunjukkan bagaimana sebuah kalimat di tanggapi dengan
presepsi yang berbeda. Jika kita melihat
dengan positive attitude maka segala kesulitan sebenarnya adalah sebuah
perjalanan membuat kita sukses tetapi kita
bisa juga terhanyut dengan adanya kesulitan karena rutinitas kita .. pilihan
ada di tangan anda. 'Berusahalah melakukan
hal biasa dengan cara yang luar biasa.
Catatan
Bila kita menelaah lebih jauh, cerita singkat diatas cukup menggambarkan
bagaimana cara kita memproses informasi yang terima
ke dalam pikiran sampai membentuk persepsi dan menjadi perilaku. Jelas, dari
setiap persepsi atau paradigma dan perilaku akan
memberikan hasil yang berbeda.
Perilaku adalah buah dari Paradigma, pandangan, persepsi itulah kata
bermakna sama yang sering kita jumpai dalam keseharian.
Setiap hari kita tentu memiliki banyak paradigma/pandangan terhadap sesuatu
maupun orang dalam dunia ini. Tergambar jelas dari
bagaimana sebuah respon kita berikan. Begitu banyaknya sikap dan perilaku
yang ditampilan mengkondisikan kehidupan duniawi yang
syarat dengan kompleksitas. Contoh sederhana ketika kita mendapatkan
informasi dari teman tentang seseorang, perilaku atasan kepada
bawahan di kantor, penampilan orang lain, kebiasaan yang dilakukan orang
lain, dan masih banyak lagi stimulus orang lain yang seringkali
merefleksikan sikap dan perilaku kita terhadap kondisi tersebut. Baik atau
buruknya sebuah respon yang kita berikan bergantung bagaimana
persepsi yang berada di otak kepala.
Pahamilah paradigma dan karakter adalah dua sisi yang saling mengikat satu
sama lain. Apa yang kita lihat sangat berkaitan dengan
siapa kita. Menjadi berarti melihat dalam dimensi kemanusiaan. Dan kita
tidak bisa mengubah dapat mengubah cara pandang kita tanpa
sekaligus mengubah keberadaan kita, dan sebaliknya.
Paradigma kita adalah sumber dari mana sikap dan perilaku kita mengalir.
Paradigma sama seperti kacamata, dia mempengaruhi cara kita
melihat segala sesuatu dalam hidup kita. Bila kita melihat sesuatu melalui
paradigma prinsip yang benar, apa yang kita lihat dalam hidup
akan berbeda secara dramatis dengan apa yang kita lihat melalui paradigma
dengan pusat yang lain.
Sementara kita mengembangkan paradigma yang memberdaya kita untuk melihat
melalui lensa kepentingan ketimbang kegentingannya,
kita akan meningkatkan kemampuan kita untuk mengorganisasi dan melaksanakan
setiap minggu dari hidup kita di sekitar prioritas kita
yang lain, untuk menjalani apa yang kita katakan. Kita tidak akan bergantung
pada orang lain atau benda apa pun untuk manajemen
yang efektif atas hidup kita.
Perubahan paradigma mengubah kita ke arah yang positif atau negatif, entah
bersifat spontan atau bertahap, perubahan paradigma
menggerakan dari satu cara melihat dunia ke cara yang lain. Dan perubahan
paradigma tersebut menghasilkan perubahan yang kuat.
Paradigma kita, benar atau salah, adalah sumber dari sikap dari perilaku
kita, dan akhirnya sumber dari segala hubungan kita dengan
orang lain.
Tak salah memang perilaku yang ditampilkan secara kasat mata
mengidentifikasi dengan paradigma kita yang kita miliki terhadap sesuatu
atau siapapun, tentunya yang perlu diperiksa adalah komponen-komponen
saringan proses pikiran kita mulai dari menerima informasi
sampai dengan membuatnya menjadi perilaku, mana yang perlu kita perbaiki
apakah nilai-nilai kita, pengalaman-pengalam an kita,
meta program yang kita punya, saringan
distorsi-penghapusa n-pen-generalisa si-an atau entah saringan saja yang
mempengaruhi kita
dalam pengambilan keputusan atas reaksi atau perilaku apa yang kita lakukan.
Bisa jadi salah satu dari merekalah yang mungkin saja
mendomisasi keputusan kita. Sebuah PILIHAN, bukan ! (Mohamad Yunus)

"Most fears cannot withstand the test of careful scrutiny and analysis. When we expose our fears to the light of thoughtful examination they usually just evaporate."

Jack Canfield
Speaker and Author

WOW!

Last spring I was walking in a park. A short distance ahead of me was a mom and her three-year-old daughter. The little girl was holding on to a string that was attached to a helium balloon.

All of a sudden, a sharp gust of wind took the balloon from the little girl. I braced myself for some screaming and crying.

But, no! As the little girl turned to watch her balloon go skyward, she gleefully shouted out, "Wow!

I didn't realize it at that moment, but that little girl taught me something.

Later that day, I received a phone call from a person with news of an unexpected problem. I felt like responding with "Oh no, what should we do?" But remembering that little girl, I found myself saying, "Wow, that's interesting! How can I help you?"

One thing's for sure - life's always going to keep us off balance with its unexpected problems. That's a given. What's not preordained is our response. We can choose to be frustrated or fascinated.

No matter what the situation, a fascinated "Wow!" will always beat a frustrated "Oh, no."

So the next time you experience one of life's unexpected gusts, remember that little girl and make it a "Wow!" experience. The "Wow!" response always works.

Rob Gilbert
Editor of "Bits & Pieces"

Tidak ada komentar: