Ditulis oleh didinkaem
Musim hujan, musim muntaber. Waspada jelas perlu, tapi sebetulnya penyakit menular ini mudah saja dicegah dan ditanggulangi. Muntaber (muntah berak) sebenarnya merupakan bagian dari diare. Penderita diare ada yang mengalami gejala buang air besar saja, tetapi ada juga yang disertai muntah. Pada kasus penderita diare yang mengalami muntah-muntah, orang awam mengartikannya sebagai muntaber.
Jika ditilik definisinya, diare adalah gejala buang air besar dengan konsistensi feses (tinja) lembek, atau cair, bahkan dapat berupa air saja. Frekuensinya bisa terjadi lebih dari dua kali sehari dan berlangsung dalam jangka waktu lama tapi kurang dari 14 hari. Seperti diketahui, pada kondisi normal, orang biasanya buang besar sekali atau dua kali dalam sehari dengan konsistensi feses padat atau keras.
PENYEBABNYA MACAM-MACAM
Menurut Dr. Haikin Rachmat, MSc., penyebab diare dapat diklasifikasikan menjadi enam golongan:
1. Infeksi yang disebabkan bakteri, virus atau parasit.
2. Adanya gangguan penyerapan makanan atau disebut malabsorbsi.
3. Alergi.
4. Keracunan bahan kimia atau racun yang terkandung dalam makanan.
5. Imunodefisiensi yaitu kekebalan tubuh yang menurun.
6. Sebab-sebab lain.
"Yang sering ditemukan di lapangan adalah diare yang disebabkan infeksi dan keracunan. Setelah melalui pemeriksaan laboratorium, sumber penularannya berasal dari makanan atau minuman yang tercemar virus," ujar direktur Pemberantasan Penyakit Menular Langsung (PPML), Ditjen Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan (P2MPL) Depkes.
Konkretnya, kasus diare berkaitan dengan masalah lingkungan dan perilaku. Perubahan dari musim kemarau ke musim penghujan yang menimbulkan banjir, kurangnya sarana air bersih, dan kondisi lingkungan yang kurang bersih menyebabkan meningkatnya kasus diare. Fakta yang ada menunjukkan sebagian besar pasien ternyata tinggal di kawasan kurang bersih dan tidak sehat.
Saat persediaan air bersih sangat terbatas, orang lantas menggunakan air sungai yang jelas-jelas kotor oleh limbah. Bahkan menjadi tempat buang air besar. Jelas airnya tak bisa digunakan. "Tapi itulah yang terjadi. Air sungai yang kotor dan tercemar malah digunakan untuk keperluan sehari-hari. " Jangan heran kalau kemudian penderita diare sangat banyak karena menggunakan
air yang sudah tercemar oleh kuman maupun zat kimia yang meracuni tubuh. "Penularan penyakit diare misalnya karena orang buang air besar di kali, lalu air tersebut digunakan untuk kumur-kumur, minum dan sebagainya." Masalah perilaku juga bisa menyebabkan seseorang mengalami diare. Misalnya, mengonsumsi makanan atau minuman yang tidak bersih, sudah tercemar, dan mengandung bibit penyakit. Jika daya tahan tubuh ternyata lemah, alhasil terjadilah diare.
PERTOLONGAN PERTAMA
Upaya pertolongan pertama b agi penderita diare adalah dengan memberikan minum lebih banyak atau juga memberikan oralit, air tajin, air sup, atau kuah sayur. Berikan juga makanan dengan gizi yang cukup agar stamina tubuh berangsur kuat. "Sebenarnya penderita diare dalam 6-8 jam saja bisa pulih atau sembuh jika segera ditangani. Memberikan secara segera cairan atau minum yang banyak serta memberikan oralit sudah cukup memulihkan kondisi pasien."
Perhatikan jika gejala diare tampak parah; wajah penderita tampak cekung, kulit keriput, muncul kejang, dan kesadaran menurun. "Kalau sudah begitu harus segera dibawa ke tempat pelayanan terdekat, baik itu puskesmas maupun rumah sakit."
Penderita yang sudah dikategorikan mengalami diare berat tentunya harus menjalani perawatan intensif, seperti diinfus untuk mengatasi dehidrasinya dan menghindari hal-hal yang tak diinginkan. Diare juga sebenarnya gejala yang muncul karena adanya penyakit lain. Misalnya, seseorang yang mengalami penyakit pneumonia dan gangguan selaput otak juga bisa mengalami gejala diare. "Jadi harus pula diwaspadai kemungkinan penyakit lain yang tak semata-mata murni karena diare."
AKIBAT DIARE
Diare yang berlangsung terus selama berhari-hari dapat membuat tubuh penderita mengalami kekurangan cairan alias dehidrasi. Jika dehidrasi yang dialami tergolong berat, misalnya karena diarenya disertai muntah-muntah, risiko kematian dapat mengancam. "Orang bisa meninggal dalam beberapa jam setelah diare dan muntah yang terus-menerus. Dehidrasi akut terjadi akibat penderita diare terlambat ditangani."
SEKEJAP BISA MENJADI WABAH
Pemerintah menetapkan status wabah diare yang melanda Kabupaten Solok, Sumatera Barat, sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) karena jumlah penderitanya melonjak tinggi. Dalam waktu hanya sekitar tiga minggu, di Solok terjadi peningkatan jumlah kasus diare yang cukup tajam. Pada 8 November lalu jumlah penderitanya baru 4 orang. Namun hingga 29 November melonjak mencapai 296 kasus. Lima di antaranya meninggal dunia. Nah, di beberapa wilayah yang
disebut tadi, penderita memang mengalami gejala-gejala diare; buang air besar secara terus-menerus, mulas-mulas bahkan ada yang disertai dengan muntah. Ironisnya, penderita banyak yang berasal dari kalangan anak-anak. Menurut Haikin, berdasarkan hasil investigasi Depkes, wabah diare di Solok masuk kategori KLB karena menyerang penduduk dalam kurun waktu yang relative pendek tetapi jumlah penderitanya meningkat tajam yang disebabkan oleh sumber penularan tertentu. "Sekarang jumlah kasusnya sudah menurun. Bahkan hari ini (1 Desember, Red.) sudah tak ditemukan lagi kasus baru," papar Haikin.
Selain di Solok, beberapa wilayah lain di Indonesia juga mengalami wabah serupa. Sebut saja Jawa Timur, Sulawesi Utara, dan Sulawesi Selatan. "Di wilayah tersebut memang terjadi peningkatan jumlah penderita, tapi tidak sampai digolongkan KLB karena jumlah kasus masih dalam tingkatan biasa. Artinya, dilihat dari grafik masih dalam batas-batas normal."
MENCEGAH DIARE (MUNTABER)
Sediakan sarana sanitasi dasar yang sehat di lingkungan tempat tinggal, seperti air bersih dan jamban/WC yang representatif. Pembuatan jamban harus disesuaikan dengan persyaratan sanitasi. Misalnya, jarak antara jamban kita (juga jamban tetangga) dengan sumur atau sumber air paling sedikit berjarak 10 meter agar air tidak terkontaminasi. Dengan begitu, kita bisa menggunakan air bersih untuk keperluan sehari-hari, entah untuk memasak, mandi, dan sebagainya.
Rahasia Senyum Ronnie
Apa ciri khas Ronaldinho saat berada di lapangan hijau? Selain teknik istimewa, penyerang AC Milan ini sering tersenyum. Hal terakhir mengingatkan tifosi pada sosok Marcos Cafu, eks bek kanan Milan, yang seperti Ronnie, juga berasal dari Brasil.
Ronaldinho, selalu melihat sisi positif. (Foto: AFP)
Semua pemain asal Brasil selalu tersenyum di lapangan? Tidak. Contohnya Adriano Leite. Bomber Internazionale ini hampir selalu memperlihatkan wajah serius.
Apa yang membuat eks pemain Barcelona itu banyak senyum?
Ketika ditanya La Gazzetta dello Sport kenapa selalu tersenyum dan hal apa yang akan membuat Ronnie marah, pemain berusia 28 tahun ini menjawab: “Ada banyak hal yang dapat membuat saya marah. Tapi, saya tak pernah menganggapnya. Rahasianya adalah selalu melihat sisi positif dari setiap hal dan menghindari polemik.”
Rumah di Varese
Beberapa pekan lalu, Ronaldinho membuat keputusan penting. Eks pemain terbaik dunia ini meminta pelatih Brasil, Dunga, untuk tak memanggilnya dalam pertandingan kualifikasi Piala Dunia 2010 pada pekan ini.
Ronnie ingin tetap berlatih di Milan supaya dapat mencapai kondisi penampilan 100% saat Serie A berputar lagi. Kecuali saat mencetak gol kemenangan 1-0 Milan atas Inter, sampai sejauh ini penampilan Dinho jauh dari kata memuaskan.
Jadi, saat pekan ini Serie A istirahat, Milanisti akan melihat Ronnie berlatih keras di Milanello, markas Milan. “Dia berlatih sangat keras dan saya pikir dia meminta tetap tinggal di sini alih-alih pergi ke Brasil karena dia ingin memberi sesuatu yang ekstra,” kata Emerson, gelandang Milan asal Brasil.
Ronnie dijamin akan rajin berada di Milanello. Sebabnya sejak 6 Oktober lalu ia sudah tinggal di rumahnya di Varese, kota kecil yang terletak 50 km dari Milano. Tak ada alasan buat Dinho untuk absen latihan karena Milanello dekat dengan Varese. (man)
Sebuah kisah inspirasional dari negri China
13 tahun yang lalu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar