Pengertian mengenai sukses cukup beragam. Ada bermacam pendapat mengenai apa arti sukses. Tetapi saya berpendapat bahwa sukses adalah proses pencapaian tujuan-tujuan hidup jangka pendek maupun jangka panjang. Dengan kata lain, pencapaian suatu prestasi bukan merupakan akhir dari segalanya. Itulah mengapa saya mengatakan bahwa sukses bukan selamanya.
Pendapat demikian bertolak pada banyaknya fakta yang menyebutkan orang-orang yang sudah berhasil merengkuh kejayaan atau posisi karir yang strategis, namun mereka hancur tidak lama kemudian. Di antara mereka ada yang dari kalangan politikus, artis, pebisnis, atlit, dan lain sebagainya. Kesuksesan mereka tidak berlaku selamanya sebab mereka tidak lagi sanggup menghadapi tekanan-tekanan atas tuntutan-tuntutan hidup sehari-hari.
Kehidupan ini terus berubah. Ibaratnya kehidupan ini adalah suatu olimpiade, tiada hari tanpa bertanding. Seiring dengan perkembangan waktu, tantangan hidup yang harus kita hadapi juga terus menerus berkembang. Karena itu kita harus siap secara mental dan emosional untuk menyesuaikan diri agar mampu bertahan ataupun menciptakan prestasi-prestasi baru yang lebih baik.
Dengan apa kita berusaha mencapai cita-cita, mempertahankan ataupun meningkatkan cita-cita tersebut? Kita harus melakukan beberapa hal, diantaranya adalah mencari potensi dari dalam diri yang paling kita butuhkan. Setiap orang mempunyai potensi yang berbeda-beda untuk dapat dioptimalkan fungsinya, entah dalam bentuk kecerdasan, keahlian, ataupun kemampuan-kemampuan lainnya. Saint Francis de Sales mengatakan, “Bersabarlah terhadap segala sesuatu, tetapi terutama bersabarlah kepada Anda sendiri. Jangan patah semangat karena ketidaksempurnaan Anda, tetapi mulailah untuk mengatasinya – setiap hari mulai dengan tantangan baru.”
Langkah berikutnya adalah mengasah potensi dari dalam diri kita tersebut dan mengerahkan seluruh energi dengan berusaha keras untuk mencapai target jangka pendek maupun jangka panjang. Untuk itu lakukanlah aktifitas-aktifitas yang dapat meningkatkan kemampuan. Jangan berhenti melakukan aktifitas-aktifitas tersebut, jadikanlah kebiasaan
Pada proses ini kita akan sangat membutuhkan sikap optimis. Sebab untuk mencapai suatu kemajuan atau perubahan besar, maka kita juga harus siap berpindah dari zona nyaman. Dalam hal ini, target atau impian yang ada dalam hati dan pikiran merupakan kekuatan yang sangat besar sebagai penopang optimisme kita.
Oleh sebab itu, setelah suatu target tercapai, maka segera perbarui target selanjutnya. Perbarui visi masa depan secara terus menerus. Suatu visi akan memotivasi kita untuk terus bertumbuh, berubah, dan berjuang mencapainya. Ketika suatu visi itu jelas dan selalu berkembang, berarti kita akan siap belajar dan mengarungi suatu pengalaman hidup yang menyenangkan. Sebaliknya, tanpa visi baru akan menyebabkan kita mengalami stagnasi dan akhirnya menjadikan kita mati.
Sementara itu, visi atau sesuatu yang berharga dalam hidup kita tidak akan dapat kita capai sendirian. Kita perlu melibatkan orang lain dalam langkah-langkah mewujudkan visi tersebut. Herman Melville menerangkan, “Kita tidak dapat hidup untuk diri kita sendiri. Beribu-ribu jaringan kita berhubungan dengan sesama manusia.”
Itu artinya, suatu keberhasilan tidak mungkin hanya bergantung pada diri kita sendiri maupun orang lain. Disamping kita berusaha keras dan meningkatkan kemampuan, maka kita juga harus dapat membangun hubungan dengan orang lain atau belajar dari mereka. Kita harus memiliki keseimbangan dalam bertindak.
Di lain pihak, bersikap bijaksana dalam menganggarkan keuangan merupakan hal penting untuk mencapai ataupun mempertahankan prestasi. Di antara orang-orang sukses yang kemudian hancur itu tidak jarang disebabkan kecerobohan mereka dalam membelanjakan uang. Mereka tidak memikirkan bagaimana mewujudkan target berikutnya dengan uang yang mereka miliki. Sehingga pada saat kondisi keuangan mereka memburuk, mereka tidak lagi mampu melakukan hal-hal berarti yang dapat mendekatkan mereka terhadap suatu target baru ataupun kehidupan yang lebih baik.
Hal yang paling kita butuhkan seterusnya adalah memperluas kapasitas atau kemampuan kita. Kita dapat belajar dari apapun, termasuk belajar dari proses selama bertumbuh. Proses selama kita bekerja dan kesalahan-kesalahan yang pernah kita lakukan merupakan bagian dari solusi supaya kita lebih matang dan waspada untuk berkembang kembali. Dengan kemampuan dan kebijaksanaan yang selalu lebih baik, kita menjadi lebih siap melaksanakan langkah-langkah menciptakan sukses selanjutnya, mempertahankan dan meningkatkan kesuksesan atau prestasi dalam hidup kita.
*Andrew Ho adalah motivator Asia dan penulis buku best seller Highway to Success.
Bapa Surgawi
Terima Kasih untuk semua anugerah-Mu
dalam kehidupanku
Terima kasih untuk kasih-Mu yang tanpa batas bagiku,
keluargaku dan orang orang di sekitarku.
Terima Kasih menjadikan aku sebagai
alasan Engkau memberkati lingkunganku,
pekerjaanku dan komunitasku.
Semua kutukan nenek moyangku, kedua orangtuaku ,
keluargaku dan aku sendiri,
aku patahkan dalam KUASAMU.
Segala sakit penyakit dalam tubuhku dan
keluargaku telah ENGKAU
sembuhkan oleh bilur bilur-Mu.
Tahirkan lidah, mulut dan bibirku
sehingga hanya kata kata berkat dan Firman-Mu saja yang bisa aku katakan
Tahirkan mataku sehingga hanya hal hal yang daripadaMu saja yang aku lihat,
untuk pertumbuhan imanku
Tahirkan telingaku sehingga hanya kebenaranMu yang
aku dengar dan perdengarkan
Berkatilah aku, pasangan hidupku,
anak-anakku, semua keluargaku,
rumahku, pekerjaanku serta
teman2ku. Jadikanlah kami perpanjangan hati
dan tanganMU.
Terima Kasih Bapa untuk semuanya
Dalam nama TUHAN YESUS aku
berdoa.
AMIN....
Kirimkan ke 10 orang pilihanmu, jangan
sampe putus ditanganmu. Lihat,keajaiban akan terjadi hari ini.
GBU
PS: karena anda telah berdoa dan mengajak orang2 berdoa
Utang Klub dan Krisis Global
Premier League Yakin Aman
Pekan lalu, Chairman FA, Lord Triesman, melontarkan kengeriannya akan efek negatif utang klub-klub Premier League, yang bernilai sekitar 3 miliar pound (Rp 39,4 trilyun). Ketakutan itu berlandaskan kondisi dunia yang tengah dibelit krisis finansial.
Prediksi Lord Triesman terasa beralasan melihat perkembangan cepat anjloknya finansial global. Jika bank investasi dengan profil tinggi di bursa Wall Street, Lehman Brothers, saja bisa kolaps, Triesman melihat nasib serupa bisa saja menimpa klub-klub Premiership.
Ke-20 klub Premier League adalah pihak yang berutang sejumlah itu. Empat besar mengambil porsi sepertiganya. Chelsea mengklaim utang mereka itu tak masuk hitungan karena kepemilikan unik mereka. Namun, oligarkis yang punya uang bagaikan tak berseri, Roman Abramovich, tertampar keras juga. Sang taipan ditengarai menderita kerugian miliaran pound akibat kejatuhan nilai saham di bursa Rusia.
Masih di London, fan West Ham terus berkasak-kusuk menanti efek masalah yang membelit Bjorgolfur Gudmundsson. Nasionalisasi aset kepunyaan pebisnis dari Islandia dalam bank yang dipunyainya, Landsbanki, adalah kelanjutan krisis keuangan di negeri asalnya ini.
Meski Vice Chairman The Hammers, Asgeir Fridgeirsson, memastikan bisnis di klub timur ibu kota itu tetap berjalan normal karena si pemilik punya banyak investasi di tempat lain, ketakutan fan Ham pun sama beralasannya dengan Triesman.
“Saya rasa semua orang rasional yang melihat kondisi kita saat ini tak menganggap klub-klub itu kebal dari kebangkrutan,” ucapnya.
Rasio 1:1
Richard Scudamore gesit menangkal kekhawatiran pria bernama lengkap David Maxim Triesman itu. Argumen Scudamore, utang dapat diatur. “Yang penting level utang proporsional dengan pendapatan,” ucap Scudamore.
Chief Executive Premier League ini mengungkapkan nilai terakhir utang anggota EPL berkisar 2,5-2,6 miliar pound. “Figur itu tak jauh dari pendapatan tahunan terakhir. Jadi, rasio kami berkisar 1:1,” lanjutnya.
“Klub-klub kami diawasi dengan ketat dan punya direktur dan pemilik yang akan menghitung tingkat risiko dari utang. Saya rasa mereka mengaturnya dengan penuh tanggung jawab,” ucap Scudamore lagi.
Ikatan jangka panjang dengan televisi dan sponsor juga masih dipercaya Scudamore sebagai cara jernih mendapat pemasukan demi mencegah badai krisis.
Well, kecocokan jawaban-jawaban EPL dengan realitas perlu dikaji lagi, terutama jika menghadapi situasi seperti berikut ini: tingkat bunga utang melonjak, kredit tak lagi mudah, pendapatan dari merchandise dan tiket merosot karena fan mengetatkan ikat pinggang, dan nilai ikatan televisi anjlok karena jumlah penonton juga menukik.
Boleh jadi beberapa tahun ke depan Lord Triesman akan berkata: “Apa saya bilang!” (Christian Gunawan)
Sebuah kisah inspirasional dari negri China
13 tahun yang lalu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar