Beberapa waktu lalu, seorang rekan mengikuti kursus bahasa Cina. Rekan-rekan
lain menertawakan, "Memangnya kau mau kerja di sana?" Sebenarnya ia tak
bermaksud menguasai bahasa Cina, cukup mengenal beberapa bahasa pergaulan
bisnis dan angka-angka. Lalu untuk apa? Perusahaan tempatnya bekerja sedang
menjalin hubungan bisnis dengan rekanan dari Hongkong. Meski rekanan mereka
mampu berbahasa Inggris cukup baik, namun dengan sedikit berbasa-basi dalam
bahasa mereka tentu akan melancarkan banyak urusan. Terlepas dari apakah ia
benar-benar menguasainya atau tidak, tapi tekad untuk mempelajari hal baru
yang memberikan manfaat patut diacungi jempol.
1. Apakah anda terus menerus belajar dan meningkatkan pengetahuan
profesional anda?
Di saat kita masih sekolah, sebagian besar waktu kita isi dengan belajar. Di
rumah kita tak lepas dari pekerjaan rumah yang harus dikumpulkan keesokan
harinya. Untuk naik kelas, kita harus bisa melalui ujian dengan baik. Dan
ini menuntut kita untuk lebih keras belajar. Namun semua ini taklah sia-sia.
Mereka yang berbekal cukup pendidikan dan pengetahuan memiliki kesempatan
berusaha dan bekerja yang lebih lebar. Dengan demikian, mereka bisa meraih
kesejahteraan hidup yang lebih baik dibanding orang-orang yang tak membawa
bekal pendidikan dan pengetahuan yang cukup. Pembelajaran dan pendidikan
selalu memberikan nilai lebih bagi kualitas diri seseorang.
2. Bagaimanakah anda menilai pengetahuan yang anda miliki sekarang?
Sudahkah cukup? Atau masih ada yang harus anda tingkatkan?
Banyak orang yang selepas masa sekolah merasa tak lagi harus belajar. Bagi
mereka, masa belajar sudahlah lewat. Kini adalah saatnya untuk menggunakan
dan menerapkan seluruh ilmu yang pernah diperoleh di masa sekolah. Namun
sebenarnya, tak sedikit orang yang meski telah berumur, memiliki kedudukan
tinggi (sebagai akibat kemampuan yang didapat dari proses pembelajaran) , dan
meraih kesejahteraan hidup yang layak, masih tak henti belajar. Mereka
berbondong-bondong memasuki kelas kuliah, kursus, seminar, atau di mana pun
mereka berada. Mereka menganggap masih punya pekerjaan rumah yang harus
diselesaikan. Itulah mengapa, di malam hari mereka masih membaca buku,
menulis makalah, meneliti dan sebagainya. Melalui belajar, anda dapat
menjaga keaktualan pengetahuan. Pembelajaran dan pendidikan bukan hanya
meningkatkan pengetahuan, namun juga membentuk diri dan kepribadian. Itulah
mengapa para bijak mengatakan, amat jauh berbeda orang yang berilmu dengan
yang tidak.
3. Apakah anda menyadari bahwa dunia berjalan begitu cepat? Apakah anda
menyadari betapa usangnya pengetahuan kita kemarin dibanding penemuan-penemuan
hari ini? Apakah anda juga menyadari bahwa apa yang anda ketahui hari ini akan
menjadi tak kalah usangnya pada esok hari?
Benar sekali, pengetahuan baru terus ditemukan. Teknologi yang lebih baik
diupayakan. Kesejahteraan hidup umat manusia senantiasa ditingkatkan. Apa
yang kita kerjakan hari ini mungkin tak terbayangkan pada lima belas tahun
yang lalu. Demikian juga, apa yang kita kerjakan hari ini mungkin akan kita
tinggalkan pada lima belas tahun yang akan datang. Bila kita tidak belajar
kemarin, hari ini kita sudah ditinggalkan. Belajar membuat kita tetap berada
pada hari kini, bukan masa lalu. Belajar membuat kita tetap berada di tempat
ini, bukan di belakang tadi. Dunia diusung oleh orang-orang yang terus
belajar. Merekalah yang membawa suluh kemajuan bumi. Kita seharusnya
berterima kasih pada mereka atas segala kebaikan yang mereka ciptakan.
Sesungguhnya orang yang mau belajar adalah orang-orang banyak memberi.
Sedangkan mereka yang malas belajar adalah orang yang meminta-minta.
4. Anda tahu anda harus terus belajar. Tetapi tahukah anda
bagaimana menyusun sebuah strategi pembelajaran yang membuat anda maju?
Tahukah anda pelajaran apa, dan bagaimana cara mempelajarinya sehingga
kemajuan itu anda raih?
Jangan kita sia-siakan waktu untuk mempelajari semua hal. Kita takkan pernah
sanggup mengetahui semuanya, apalagi menguasainya. Semestinya kita memiliki
strategi pembelajaran diri sendiri yang bermanfaat demi kemajuan karier dan
pribadi. Sebuah strategi seimbang yang mempertimbangkan aspek kebutuhan
intelektual dan ketrampilan, kematangan emosi serta kedalaman spiritual.
Pepatah tua, "seperti padi, makin berisi makin merunduk" adalah simbol
kesetimbangan tersebut. Kekuatan intelektual dan ketangkasan ketrampilan
mencerminkan aspek manfaat dari pengetahuan kita (dalam pepatah tadi
ditunjukkan dengan "padi yang berisi"). Sedangkan kematangan emosi dan
kedalaman spiritual mencerminkan aspek nilai yang menumbuhkan kebijakan
dalam pengetahuan kita (ditunjukkan sebagai "padi yang merunduk"). Pelajari
apa yang benar-benar berguna. Gali terus hingga menemukan kebenaran dalam
pembelajaran itu.
5. Apakah anda mampu mengambil pelajaran dari setiap hal yang
terjadi dalam hidup anda?
Bagi mereka yang bijak, belajar adalah proses sepanjang hidup. Motto mereka
adalah Life Long Learning. Hidup ini adalah ruang kuliah yang tak mungkin
bisa ditinggalkan. Tugas mereka adalah menyimak seluruh pelajaran yang
disampaikan oleh "Guru" kehidupan. Belajar bukan hanya mencatat dalam
ingatan atau mengolah data dalam pikiran. Seringkali pemahaman akan sesuatu
muncul tanpa melalui proses logika yang rumit dan berbelit. Belajar juga
melalui imajinasi. Belajar juga adalah proses pencerahan diri tanpa harus
melalui kesadaran. Belajar adalah proses pembukaan diri terhadap realita.
Itulah mengapa meski di manapun apel jatuh, ternyata hanya seorang Newton
yang menangkap keindahan gerak itu dalam hukum fisikanya.
KEGIATAN ALTERNATIF
Kegiatan alternatif ini mengajak anda untuk menyadari bahwa proses
pembelajaran dan pendidikan takkan pernah berhenti. Kegiatan ini dapat anda
lakukan sekarang, asal tersedia cukup waktu sekitar 30 menit. Yang
terpenting dalam kegiatan ini adalah pemahaman tentang apa itu belajar,
bagaimana kita bisa belajar, juga betapa kayanya dunia ini bila kita mau
menjadi murid bagi kehidupan. Kita belajar ketrampilan tehnis dalam
kelas-kelas, namun kita belajar kebijakan dalam setiap detik kehidupan itu
sendiri.
1. Anda sekarang berada di kamar pribadi, atau ruangan lain dalam
rumah/kantor anda. Apa pun yang anda lakukan sekarang, berhentilah sejenak.
Tebarkan pandangan ke seliling anda, ke seluruh ruangan. Carilah buku,
majalah, koran atau bacaan lain yang anda temukan di sana. Catatlah berapa
jumlah buku, majalah atau koran yang ada di sana. Pilah-pilah mana yang
dalam satu minggu ini telah anda baca dan memberikan manfaat dalam menjaga
keaktualan pengetahuan profesional anda, ketrampilan sehari-hari,
menumbuhkan kesadaran baru (kebijaksanaan) , atau sekedar anda tahu saja.
Bila mungkin catat berapa lama anda membacanya. Apakah anda menyadari bahwa
anda telah belajar sesuatu dalam seminggu terakhir ini?
2. ngat-ingat kegiatan menonton tv anda selama satu minggu terakhir ini.
Cobalah mencatat acara apa yang anda tonton, dan berapa lama. Pilah-pilah
mana acara yang hanya bersifat hiburan, pengetahuan, atau berita. Anda bisa
memperluas kriteria ini. Hitung berapa prosentase lama jam tonton anda.
Temukan apakah acara-acara tersebut merupakan salah satu sumber bagi anda
untuk meningkatkan dan menjaga keseimbangan pengetahuan anda?
3. Kini layangkan ingatan anda dengan siapakah anda berjumpa selama satu
minggu terakhir ini. Catat nama, hubungannya dengan anda, dan data-data
pribadi lain seperlunya. Catat dan hitung topik pembicaraan antara anda dan
mereka. Apakah pembicaraan anda dengan mereka memberikan pengetahuan dan
kesadaran (kebijakan) baru dalam diri anda? Atau sekedar mengobrol tanpa
arah?
4. Anda bisa perluas kegiatan di atas dengan mengamati dan mencatat
tempat-tempat yang anda kunjungi, surat-surat yang anda tulis, diskusi yang
anda diikuti, dan segala macam peristiwa atau kegiatan lain yang anda alami
selama satu minggu belakangan ini. Apakah anda menemukan kesadaran bahwa
anda dapat belajar sesuatu dari apa pun? Bila toh itu bukan "pengetahuan"
yang bersifat praktis, setidaknya tumbuh pemahaman dalam diri anda. Apakah
anda menyadari bahwa anda telah berbeda dibanding satu minggu yang lalu?
Atau sama saja, tanpa ada peningkatan kualitas diri?
5. Coba anda pelajari dengan seksama proses pembelajaran yang berlangsung
selama satu minggu itu. Menurut anda mengapa anda bisa belajar dari segala
sesuatu? Ada orang yang secara alami merasakan kehausan intelektual.
Dapatkah anda menyadari bahwa anda belajar karena bersedia membuka mata,
telinga, pikiran anda lebar-lebar terhadap setiap peristiwa yang terjadi?
Dapatkah juga anda menyadari bahwa pemahaman dan kesadaran akan kebijakan
baru yang anda rasakan terjadi karena anda bersedia membuka jiwa, hati dan
nurani anda luas-luas pada setiap kejadian yang anda alami?
Bila ternyata kegiatan di atas cukup sulit, cobalah untuk mencatat kegiatan
anda selama satu hari ini, buku-buku, majalah, dan koran yang anda baca hari
ini, orang-orang dan kelompok perbincangan yang anda temui hari ini, acara
tv yang anda tonton hari ini. Catat pula pengetahuan baru apakah yang tumbuh
dalam diri anda, juga pemahaman akan kebijakan baru yang terbetik dalam jiwa
anda. Ternyata proses belajar bukan harus merupakan proses "penyengajaan" ,
namun lebih merupakan proses pembukaan diri terhadap realita. Kita belajar
dari apapun, dari siapapun, di manapun, dan kapanpun. Hanya dengan satu
syarat ringan, kita semestinya berkenan membuka mata, telinga, pikiran dan
hati.
"Be careful the environment you choose for it will shape you; be careful the friends you choose for you will become like them."
W. Clement Stone
1902-2002, Author and Businessman
Sebuah kisah inspirasional dari negri China
13 tahun yang lalu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar